28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

PPBI Bonsai Langkat-Binjai, Fokus Pengembangan Lahan Budidaya

SUMUTPOS.CO – Saat ini banyak kalangan yang tidak asing lagi dengan bonsai. Ya, pohon yang dikerdilkan dalam pot dangkal itu, terlihat sungguh menawan. Adapun tujuan pengerdilan, yakni membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.

SIRAM TANAMAN: Ketua PPBI Langkat-Binjai Tri Wahyu Amami saat menyirami tanamannya, Selasa (5/10).SAHRUL/SUMUT POS.

MEMBUAT bonsai membutuhkan waktu yang tidak sebentar, mulai dari bibit sampai jadi bonsai, memerlukan waktu bertahun tahun. Selain harus memahami ilmu botani, ada beberapa hal mendasar yang harus dimiliki oleh pebonsai, yakni ketelitian, kesabaran, dan imajinasi tinggi terhadap bakal bonsai yang akan digarap. Dari situlah akan tercipta satu karya yang sangat berharga, yakni pohon bonsai nan indah mempesona.

Semakin banyaknya pecinta bonsai, membuat perburuan bakal bonsai di alam marak dilakukan. Pemburuan bakal bonsai di alam dikenal dengan istilah dongkelan. Yakni mendongkel pohon dari alam, yang nantinya akan menjadi bahan bonsai.

Sepintas, hal itu mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun jika tidak diwaspadai, bukan tidak mungkin perburuan bakal bonsai bisa menjadi aksi pembalakan. Terlebih, jika pencari bakal bonsai tidak memperhatikan kegunaan pohon yang ditanam. Pada umumnya bakal bonsai berada di tanah bertebing. Kegunaan pohon tersebut tentunya untuk menjaga tanah agar tidak longsor.

Alasan itulah, yang membuat Tri Wahyu Amami, Ketua Perkumpulan Pengemar Bonsai Indonesia (PPBI) Langkat-Binjai, lebih memilih untuk membudi daya bahan atau bibit bonsai, daripada berburu. Hal ini, selain untuk menjaga kelestarian alam, dengan berbudidaya juga diharapkan pecinta bonsai akan menikmati proses dari awal bisa program akar, program batang, hingga program cabang bakal bonsai.

Di sekitar rumahnya, terdapat banyak sekali bibit bahan bonsai, mulai dari asam Jawa, serut, rukam, sisir, sakura mikro, sancang, waru merah, waru varigata, kimeng, beringin benjamin, mirten, iprik, anting putri, legundi, cemara, ceri, dan lainnya.

“Budidaya dilakukan dengan cara menanam biji, stek, dan cangkok. Adapun untuk memperbanyak cabang dan menggabungkan beberapa pohon, dilakukan dengan okulasi serta pruning,” ungkap Wahyu, Selasa (5/10).

Wahyu yang sudah hampir 4 tahun menggeluti dunia bonsai ini, berharap banyaknya pecinta bonsai melakukan budidaya daripada harus berburu di alam. Hal ini sudah diawali dengan mewajibkan setiap Anggota PPBI Langkat-Binjai untuk memiliki lahan budidaya masing-masing. Hal ini juga sebagai program kerja PPBI Langkat-Binjai untuk menjadikan wilayah Kabupaten Langkat dan Kota Binjai sebagai sentra bonsai Indonesia. (mag-6/saz)

SUMUTPOS.CO – Saat ini banyak kalangan yang tidak asing lagi dengan bonsai. Ya, pohon yang dikerdilkan dalam pot dangkal itu, terlihat sungguh menawan. Adapun tujuan pengerdilan, yakni membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.

SIRAM TANAMAN: Ketua PPBI Langkat-Binjai Tri Wahyu Amami saat menyirami tanamannya, Selasa (5/10).SAHRUL/SUMUT POS.

MEMBUAT bonsai membutuhkan waktu yang tidak sebentar, mulai dari bibit sampai jadi bonsai, memerlukan waktu bertahun tahun. Selain harus memahami ilmu botani, ada beberapa hal mendasar yang harus dimiliki oleh pebonsai, yakni ketelitian, kesabaran, dan imajinasi tinggi terhadap bakal bonsai yang akan digarap. Dari situlah akan tercipta satu karya yang sangat berharga, yakni pohon bonsai nan indah mempesona.

Semakin banyaknya pecinta bonsai, membuat perburuan bakal bonsai di alam marak dilakukan. Pemburuan bakal bonsai di alam dikenal dengan istilah dongkelan. Yakni mendongkel pohon dari alam, yang nantinya akan menjadi bahan bonsai.

Sepintas, hal itu mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun jika tidak diwaspadai, bukan tidak mungkin perburuan bakal bonsai bisa menjadi aksi pembalakan. Terlebih, jika pencari bakal bonsai tidak memperhatikan kegunaan pohon yang ditanam. Pada umumnya bakal bonsai berada di tanah bertebing. Kegunaan pohon tersebut tentunya untuk menjaga tanah agar tidak longsor.

Alasan itulah, yang membuat Tri Wahyu Amami, Ketua Perkumpulan Pengemar Bonsai Indonesia (PPBI) Langkat-Binjai, lebih memilih untuk membudi daya bahan atau bibit bonsai, daripada berburu. Hal ini, selain untuk menjaga kelestarian alam, dengan berbudidaya juga diharapkan pecinta bonsai akan menikmati proses dari awal bisa program akar, program batang, hingga program cabang bakal bonsai.

Di sekitar rumahnya, terdapat banyak sekali bibit bahan bonsai, mulai dari asam Jawa, serut, rukam, sisir, sakura mikro, sancang, waru merah, waru varigata, kimeng, beringin benjamin, mirten, iprik, anting putri, legundi, cemara, ceri, dan lainnya.

“Budidaya dilakukan dengan cara menanam biji, stek, dan cangkok. Adapun untuk memperbanyak cabang dan menggabungkan beberapa pohon, dilakukan dengan okulasi serta pruning,” ungkap Wahyu, Selasa (5/10).

Wahyu yang sudah hampir 4 tahun menggeluti dunia bonsai ini, berharap banyaknya pecinta bonsai melakukan budidaya daripada harus berburu di alam. Hal ini sudah diawali dengan mewajibkan setiap Anggota PPBI Langkat-Binjai untuk memiliki lahan budidaya masing-masing. Hal ini juga sebagai program kerja PPBI Langkat-Binjai untuk menjadikan wilayah Kabupaten Langkat dan Kota Binjai sebagai sentra bonsai Indonesia. (mag-6/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/