30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Sinabung Menggelegar, Pelajar Tak Gentar

UPACARA: Murid Sekolah Dasar (SD) melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih di hari pertama aktivitas belajar mengajar di SD 040482 Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Senin (6/1). Aktivitas Gunung Sinabung tidak menjadi penghalang semangat mereka.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
UPACARA: Murid Sekolah Dasar (SD) melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih di hari pertama aktivitas belajar mengajar di SD 040482 Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Senin (6/1). Aktivitas Gunung Sinabung tidak menjadi penghalang semangat mereka.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

KARO, SUMUTPOS.CO – Aktivitas Gunung Sinabung kian meningkat, namun hal itu tidak menyurutkan semangat para generasi muda di sana dalam menimba ilmu. Seperti yang terlihat pada hari pertama masuk sekolah seusai menikmati liburan Natal dan Tahun Baru di sebuah sekolah dasar (SD) di sekitaran Gunung Sinabung. Meski gunung itu menggelegar, para pelajar sama sekali tak gentar.

Di hari pertama sekolah, para murid di sebuah sekolah dasar negeri di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo harus disibukan dengan kegiatan bersih-bersih sebelum memulai kegiatan belajar. Hal tersebut terpaksa mereka lakukan menyusul tebalnya debu vulkanik yang melekat di seluruh kawasan komplek sekolah, termasuk ruang kelas. Kegiatan ini turut dikoordinasi oleh guru wali kelas mereka.

“Saya sangat kagum dengan semangat anak-anak ini. Padahal ini hari pertama mereka masuk sekolah,” papar Kepala Sekolah SDN 040482, Sehat Sitepu (60).

Kepala sekolah yang memulai kiprahnya sebagai tenaga pengajar sejak tahun 1975 ini menjelaskan pada kalau di sekolah yang dipimpinnya itu terdapat lebih 300 murid. “Lihatlah semangat mereka, meski sering terdengar Gunung Sinabung meletus dan mulai mengeluarkan lava pijar panas dan debu vulkaniknya ‘mengubur’ sekolah kami, mereka tetap semangat membersihkan sekolahnya,” tambahnya.

Sehat juga turut memperlihatkan sebagian besar atap sekolahnya yang telah bolong-bolong dan rusak sehingga turut menambah kerja para murid dalam membersihkan kelasnya. “Kedisiplinan yang paling diutamakan dan kebersihan juga menjadi kegiatan di hari pertama mereka di sekolah SDN 040482, Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat ini,” ujarnya lagi.

Gedung SD itu hanya berjarak 10 km dari puncak Gunung Sinabung, namun antusias para siswa pada hari pertama sekolah setelah libur Natal dan Tahun Baru sangatlah tinggi hal itu terlihat sebelum siswa melaksanakan upacara bendera. Tingkat kehadiran siswa bisa dikatakan tinggi dan disiplin saat mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan di halaman sekolah tepat pada pukul 08:00 WIB.

Saat melaksanakan upacara bendera, Gunung Sinabung pun terlihat mengeluarkan semburan asap tebal yang keluar dari kubahnya. Pagi itu terlihat dua kali Gunung Sinabung mengepulkan awan panas, namun upacara tetap saja berlangsung dengan hikmad.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (6/1) mengatakan, jumlah pengungsi Gunung Sinabung terus mengalami penambahan. Hingga kini pengungsi dari gunung yang berketinggian sekitar 2.460 meter itu tersebar di 33 lokasi dengan jumlah mencapai 21.893 jiwa atau sekitar 6.815 kepala keluarga.

Sutopo juga menjelaskan, sejak Sabtu hingga Senin siang Sinabung sudah erupsi 115 kali. Ini data PVMBG yang dilaporkan ke BNPB. Dalam dua hari terakhir yaitu 4 hingga 5 Januari, sudah  terjadi gempa hybrid 1.545 kali, dan guguran awan panas sebanyak 426 kali.

“Gempa hybrid yang mencapai ribuan kali tersebut menandakan bahwa suplai magma ke permukaan masih berlangsung secara intensif. Bahkan kondisi kubah lava terlihat sudah mulai ada yang meluber ke arah timur. Guguran baru sejauh 500 meter,” urai Sutopo.

Dijelaskan, apabila suplai magma dari bawah masih berlangsung maka guguran awan panas juga masih akan berlangsung terus dan dapat meluber ke arah Timur.

Akibat lain, letusan yang terjadi akan disertai dengan lontaran material ukuran 2 hingga 6 cm, dalam radius 5 km. “Hingga saat ini luncuran awan panas ke arah tenggara-selatan dengan jarak hingga mencapai 4,5 km,” imbuhnya.

Letusan Sinabung yang terus-menerus tersebut, lanjutnya, menyebabkan pengungsi terus bertambah. Saat ini pengungsi berjumlah 21.893 jiwa (6.815 KK) tersebar di 33 titik pengungsian. Sebanyak 1.204 jiwa, 179 ibu hamil, dan 606 bayi ikut mengungsi. Pengungsi berasal dari 25 desa dari 4 kecamatan di Kabupaten Karo.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Status Sinabung tetap Awas (level IV) dengan radius 5 km dan 7 km di sisi Tenggara jalur awan panas, harus dikosongkan dari penduduk. “Adanya material abu dan pasir vulkanis di sisi Tenggara dan selatan dapat berpotensi menjadi lahar dingin jika hujan berintensitas tinggi,” pungkas Sutopo. (amr/sam/rbb)

UPACARA: Murid Sekolah Dasar (SD) melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih di hari pertama aktivitas belajar mengajar di SD 040482 Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Senin (6/1). Aktivitas Gunung Sinabung tidak menjadi penghalang semangat mereka.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
UPACARA: Murid Sekolah Dasar (SD) melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih di hari pertama aktivitas belajar mengajar di SD 040482 Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Senin (6/1). Aktivitas Gunung Sinabung tidak menjadi penghalang semangat mereka.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

KARO, SUMUTPOS.CO – Aktivitas Gunung Sinabung kian meningkat, namun hal itu tidak menyurutkan semangat para generasi muda di sana dalam menimba ilmu. Seperti yang terlihat pada hari pertama masuk sekolah seusai menikmati liburan Natal dan Tahun Baru di sebuah sekolah dasar (SD) di sekitaran Gunung Sinabung. Meski gunung itu menggelegar, para pelajar sama sekali tak gentar.

Di hari pertama sekolah, para murid di sebuah sekolah dasar negeri di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo harus disibukan dengan kegiatan bersih-bersih sebelum memulai kegiatan belajar. Hal tersebut terpaksa mereka lakukan menyusul tebalnya debu vulkanik yang melekat di seluruh kawasan komplek sekolah, termasuk ruang kelas. Kegiatan ini turut dikoordinasi oleh guru wali kelas mereka.

“Saya sangat kagum dengan semangat anak-anak ini. Padahal ini hari pertama mereka masuk sekolah,” papar Kepala Sekolah SDN 040482, Sehat Sitepu (60).

Kepala sekolah yang memulai kiprahnya sebagai tenaga pengajar sejak tahun 1975 ini menjelaskan pada kalau di sekolah yang dipimpinnya itu terdapat lebih 300 murid. “Lihatlah semangat mereka, meski sering terdengar Gunung Sinabung meletus dan mulai mengeluarkan lava pijar panas dan debu vulkaniknya ‘mengubur’ sekolah kami, mereka tetap semangat membersihkan sekolahnya,” tambahnya.

Sehat juga turut memperlihatkan sebagian besar atap sekolahnya yang telah bolong-bolong dan rusak sehingga turut menambah kerja para murid dalam membersihkan kelasnya. “Kedisiplinan yang paling diutamakan dan kebersihan juga menjadi kegiatan di hari pertama mereka di sekolah SDN 040482, Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat ini,” ujarnya lagi.

Gedung SD itu hanya berjarak 10 km dari puncak Gunung Sinabung, namun antusias para siswa pada hari pertama sekolah setelah libur Natal dan Tahun Baru sangatlah tinggi hal itu terlihat sebelum siswa melaksanakan upacara bendera. Tingkat kehadiran siswa bisa dikatakan tinggi dan disiplin saat mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan di halaman sekolah tepat pada pukul 08:00 WIB.

Saat melaksanakan upacara bendera, Gunung Sinabung pun terlihat mengeluarkan semburan asap tebal yang keluar dari kubahnya. Pagi itu terlihat dua kali Gunung Sinabung mengepulkan awan panas, namun upacara tetap saja berlangsung dengan hikmad.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (6/1) mengatakan, jumlah pengungsi Gunung Sinabung terus mengalami penambahan. Hingga kini pengungsi dari gunung yang berketinggian sekitar 2.460 meter itu tersebar di 33 lokasi dengan jumlah mencapai 21.893 jiwa atau sekitar 6.815 kepala keluarga.

Sutopo juga menjelaskan, sejak Sabtu hingga Senin siang Sinabung sudah erupsi 115 kali. Ini data PVMBG yang dilaporkan ke BNPB. Dalam dua hari terakhir yaitu 4 hingga 5 Januari, sudah  terjadi gempa hybrid 1.545 kali, dan guguran awan panas sebanyak 426 kali.

“Gempa hybrid yang mencapai ribuan kali tersebut menandakan bahwa suplai magma ke permukaan masih berlangsung secara intensif. Bahkan kondisi kubah lava terlihat sudah mulai ada yang meluber ke arah timur. Guguran baru sejauh 500 meter,” urai Sutopo.

Dijelaskan, apabila suplai magma dari bawah masih berlangsung maka guguran awan panas juga masih akan berlangsung terus dan dapat meluber ke arah Timur.

Akibat lain, letusan yang terjadi akan disertai dengan lontaran material ukuran 2 hingga 6 cm, dalam radius 5 km. “Hingga saat ini luncuran awan panas ke arah tenggara-selatan dengan jarak hingga mencapai 4,5 km,” imbuhnya.

Letusan Sinabung yang terus-menerus tersebut, lanjutnya, menyebabkan pengungsi terus bertambah. Saat ini pengungsi berjumlah 21.893 jiwa (6.815 KK) tersebar di 33 titik pengungsian. Sebanyak 1.204 jiwa, 179 ibu hamil, dan 606 bayi ikut mengungsi. Pengungsi berasal dari 25 desa dari 4 kecamatan di Kabupaten Karo.

Masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Status Sinabung tetap Awas (level IV) dengan radius 5 km dan 7 km di sisi Tenggara jalur awan panas, harus dikosongkan dari penduduk. “Adanya material abu dan pasir vulkanis di sisi Tenggara dan selatan dapat berpotensi menjadi lahar dingin jika hujan berintensitas tinggi,” pungkas Sutopo. (amr/sam/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/