32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Banjir Bandang Dairi Akibat Pembalakan Liar, Ditkrimsus Poldasu Kejar Pelaku

.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) menemukan adanya indikasi penebangan liar di Kecamatan Silima Punggapungga, Kabupaten Dairi. Penebangan pohon secara liar ini yang diyakini sebagai penyebab banjir bandang yang menerjang Kecamatan Silima Punggapungga yang terjadi 18 Desember 2018 lalu. Ditkrimsus Poldasu pun berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Dairi mengejar pelaku pembalakan liar tersebutn

Bencana alam itu, Sembilan orang terseret arus banjir. Dua diantaranya selamat, sedangkan lima orang ditemukan tewas dan dua orang hingga kini belum ditemukan. Bahkan, dua jasad korban ditemukan di Sungai Lae Souraya, Sumbulsalam, Aceh.

Kasubdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Ditreskrimsus Polda Sumut, Kombes Pol Herzoni Saragih kepada Sumut Pos mengaku baru saja pulang dari Kabupaten Dairi untuk menyelidiki penyebab banjir bandang yang menerjang dua desa di Kecamatan Silima Punggapungga tersebut. Menurutnya, banjir bandang yang menghancurkan areal perladangan dan persawahan masyarakat Desa Bongkaras, diduga memamg karena masyarakat setempat melakukan penembangan pohon secara liar.

“Ditemukan di lokasi banjir bandang batang pohon kayu beserta akarnya dan batang pohon kayu yang diduga bekas penebangan dengan menggunakan mesin gergaji. Ini terlihat dari tekstur potongan kayunya,” sebut Herzoni.

Dikatakannya, untuk menyelidiki kebenaran adanya penebangan pohon secara liar ini, pihaknya sudah mintai keterangan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi banjir bandang. “Saat ditemui dan dimintai informasi terkait dugaan adanya kegiatan penebangan pohon di areal perbukitan, mereka tidak mau memberikan informasi apapun,” ungkapnya.

Kesimpulannya, kata Herzoni, banjir bandang di Dairi kemarin disebabkan adanya kegiatan penebangan pohon oleh masyarakat setempat di areal perbukitan. “Kita sudah berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Dairi untuk mencari siapa pelaku penebangan di sana,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dairi memperkirakan ada sembilan desa di Kecamatan Silima Punggapungga yang terendam banjir. Menurut Kepala BPBD Dairi, Bahagia Ginting, banjir bandang tersebut terjadi lantaran kawasan tersebut terus diguyur hujan deras selama sepekan terakhir.

Bahagia juga mengatakan, dalam kejadian tersebut, banjir dan longsor membawa material lumpur dan kayu. Sejumlah gelondongan kayu besar tumpah di desa yang diterpa banjir bandang.

Tak cuma itu, banjir bandang juga merusak seratusan hektar lahan pertanian warga. Kerusakan yang terjadi cukup parah. “Akibat bencana itu, sekitar 110 hektar lahan pertanian dan perkebunan rusak berat. Saluran irigasi juga rusak. Termasuk akses jalan desa,” ucapnya.

Selain lahan pertanian, ternak warga juga hilang disapu banjir. Tidak sedikit masyarakat yang kehilangan ternaknya diduga hanyut terbawa arus. “Kita juga mencatat jembatan penghubung antar dusun putus,” ungkapnya.

Ia menyebut, tim terus melakukan evakuasi dan mendata kerusakan yang terjadi. Kepada masyarakat di Dairi pihaknya mengimbau agar terus waspada. “Kita bersama tim gabungan terus melakukan pencarian dan evakuasi. Kita berharap masyarakat tetap waspada dengan bencana alam,” pungkas Bahagia.(dvs)

.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) menemukan adanya indikasi penebangan liar di Kecamatan Silima Punggapungga, Kabupaten Dairi. Penebangan pohon secara liar ini yang diyakini sebagai penyebab banjir bandang yang menerjang Kecamatan Silima Punggapungga yang terjadi 18 Desember 2018 lalu. Ditkrimsus Poldasu pun berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Dairi mengejar pelaku pembalakan liar tersebutn

Bencana alam itu, Sembilan orang terseret arus banjir. Dua diantaranya selamat, sedangkan lima orang ditemukan tewas dan dua orang hingga kini belum ditemukan. Bahkan, dua jasad korban ditemukan di Sungai Lae Souraya, Sumbulsalam, Aceh.

Kasubdit IV/Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Ditreskrimsus Polda Sumut, Kombes Pol Herzoni Saragih kepada Sumut Pos mengaku baru saja pulang dari Kabupaten Dairi untuk menyelidiki penyebab banjir bandang yang menerjang dua desa di Kecamatan Silima Punggapungga tersebut. Menurutnya, banjir bandang yang menghancurkan areal perladangan dan persawahan masyarakat Desa Bongkaras, diduga memamg karena masyarakat setempat melakukan penembangan pohon secara liar.

“Ditemukan di lokasi banjir bandang batang pohon kayu beserta akarnya dan batang pohon kayu yang diduga bekas penebangan dengan menggunakan mesin gergaji. Ini terlihat dari tekstur potongan kayunya,” sebut Herzoni.

Dikatakannya, untuk menyelidiki kebenaran adanya penebangan pohon secara liar ini, pihaknya sudah mintai keterangan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi banjir bandang. “Saat ditemui dan dimintai informasi terkait dugaan adanya kegiatan penebangan pohon di areal perbukitan, mereka tidak mau memberikan informasi apapun,” ungkapnya.

Kesimpulannya, kata Herzoni, banjir bandang di Dairi kemarin disebabkan adanya kegiatan penebangan pohon oleh masyarakat setempat di areal perbukitan. “Kita sudah berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Dairi untuk mencari siapa pelaku penebangan di sana,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dairi memperkirakan ada sembilan desa di Kecamatan Silima Punggapungga yang terendam banjir. Menurut Kepala BPBD Dairi, Bahagia Ginting, banjir bandang tersebut terjadi lantaran kawasan tersebut terus diguyur hujan deras selama sepekan terakhir.

Bahagia juga mengatakan, dalam kejadian tersebut, banjir dan longsor membawa material lumpur dan kayu. Sejumlah gelondongan kayu besar tumpah di desa yang diterpa banjir bandang.

Tak cuma itu, banjir bandang juga merusak seratusan hektar lahan pertanian warga. Kerusakan yang terjadi cukup parah. “Akibat bencana itu, sekitar 110 hektar lahan pertanian dan perkebunan rusak berat. Saluran irigasi juga rusak. Termasuk akses jalan desa,” ucapnya.

Selain lahan pertanian, ternak warga juga hilang disapu banjir. Tidak sedikit masyarakat yang kehilangan ternaknya diduga hanyut terbawa arus. “Kita juga mencatat jembatan penghubung antar dusun putus,” ungkapnya.

Ia menyebut, tim terus melakukan evakuasi dan mendata kerusakan yang terjadi. Kepada masyarakat di Dairi pihaknya mengimbau agar terus waspada. “Kita bersama tim gabungan terus melakukan pencarian dan evakuasi. Kita berharap masyarakat tetap waspada dengan bencana alam,” pungkas Bahagia.(dvs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/