28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Bandar Judi Togel Kabur ke Malaysia

Libatkan Perwira Polisi

BINJAI-Kasus penggerebekan judi toto gelap (togel) dengan terdakwa A di Brahrang, Binjai, akhirnya dipaparkan Kapolres Binjai, AKBP Dra Rina Sari Ginting, Senin (6/6). Dalam pemaparan, Kapolres tidak membantah atau mengakui keterlibatan empat Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) dan sejumlah Kepala Unit (Kanit) di jajaran Polres Binjai, yang menerima upeti rutin dari A.

“Tentunya masih perlu pendalaman dan perlu pembuktian  lebih lanjut,” kata Rina di ruang Kasat Reskrim Polres Binjai.

Reskrim Polres Binjai, AKP Ronni Bonic SIK menyatakan masih mencari bukti keterlibatan para perwira itu. “Seperti yang dikatakan Kapolres saat paparan tadi. Untuk membuktikannya masih memerlukan pembuktian lebih lanjut,” kata Ronni Bonic.

Kalau memang terbukti, tentunya oknum yang bersangkutan akan terkena hukuman. “Kalau ada unsur pidana, sudah jelas dipidanakan. Selain itu, juga dikenakan kode etik dari kepolisian,”paparnya.

Rina menegaskan, pemberatasan judi di wilayah hukum Polres Binjai merupakan keseriusan pihaknya menindaklanjuti instruski Kapoldasu untuk memerangi judi dan penyakit masyarakat. Tetapi, daripada membahas keterlibatan sejumlah oknum perwira polisi yang terlibat judi.

Kapolres lebih banyak menerangkan penangkapan dan peran orang-orang yang terlibat langsung dalam operasional togel tersebut.

“Dari penyelidikan yang dilakukan, Acien sudah lari ke Malaysia. Selain itu, Acien juga menjalankan judi togel ini dari Malaysia . Itu terbukti, setelah nomor HP Acien didapat dari HP Aliong, salah satu tersangka yang sudah berhasil diamankan,” papar Dra Rina.

Adapun ke enam tersangka yang berhasil diamankan oleh Polres Binjai yakni, Hantak (43) warga Jalan Rukam, nomor 36 Kecamatan Binjai Barat, Yanto alias A Thau (28) warga Jalan May Sutoyo, nomor 3, Kelurahan Suka Maju, Yugi Prahyudi alias Keeling (20) warga Jalan Gatot Subroto, Sei Sekala, Kecamatan Selesai. Ketiga tersangka ini, diamankan petugas tertanggal 9 Mei 2011 lalu, sekitar pukul 16.00 WIB.

Dari tangan ketiga tersangka ini, petugas juga berhasil menyita barang bukti berupa uang sebesar Rp218.000, tiga unit HP, dua buah ATM Danamon dan ATM BRI, 11 struk penarikan BRI.

Setelah berhasil mengamankan tiga tersangka ini, lalu petugas berhasil mengamankan tiga tersangka lainnya tertanggal 31 Mei 2011, sekitar pukul 09.30 WIB yakni, Johan alias Awe (20) warga Jalan Mawar, nomor 55, Padang Brahrang, Kecamatan Selesai, Langkat, Kokliong alias Aliong alias Kamboja (24), warga jalan Anggur, nomor 46, Binjai Barat, yang berperan sebagai pengumpul rekap, dan Rudi (19) warga Jalan Rukam, nomor 20, Kelurahan Bandar Senembah, Binjai Barat.

Dari tangan ketiga tersangka ini, petugas juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yakni, lima unit HP, uang tunai sebesar Rp14 juta, 10 lembar rekap togel tertanggal 25,26,28, 29,30, satu lembar rekap togel global, sebuah kalkulator, dua buah pulpen, tiga lembar kwitansi tanda terima uang. Sementara, amplop yang akan disetorkan kepada sejumlah perwira di jajaran Polres Binjai sendiri tidak terlihat.

Tertangkap saat Bawa Setoran

Kokliong alias Aliong alias Kamboja (24), warga Jalan Anggur, Kecamatan Binjai Barat, ternyata adalah adik dari Acien, yang disebut sebagai kaki tangan bandar judi togel di Binjai berinisial A, yang juga warga Brahrang, Binjai Barat.

Hasil penelusuran wartawan koran ini, para tetangga Acien mengetahui dengan pasti sepak terjang Bandar togel dan para kaki tangannya. Seorang tetangga Acien yang enggan namanya dipublikasi menuturkan, Aliong ditangkap ketika akan menyetor uang kepada oknum polisi. “Iya, memang dia diamankan (ditangkap polisi) saat ingin menyetor uang. Warga di sini sudah pada tahu kalau uang itu disetorkan ke oknum polisi,” ujar tetangga Acien yang enggan disebutkan namanya.

Menurutnya, tugas mengantarkan uang setoran ke oknum polisi itu diamanatkan Acien. Tetangga Acien ini mengakui, seluruh warga Brahrang tahu kalau Aliong menyetor ke oknum polisi. “Sudah rahasia umum, hanya saja sulit dibuktikan,” ujarnya.

Ia juga mengakui Kokliong  bekerja dengan Acien. Sementara, Acien juga bekerja dengan orang lain. “Sebenarnya kaki tangan judi ini saling setor, Kokliong setoran kepada Acien, dan Acien akan menyetor lagi kepada atasannya. Siapa atasannnya, kita juga sudah sama-sama tahu, ya orangnya berinisial A,” ungkapnya.

Acien dan A diketahui sangat jarang berada di rumah. “Kalau bandar judi yang berinisial A itu, usaha judinya bukan hanya di Binjai dan Langkat, hampir di seluruh Sumatera, di Aceh juga ada. Memang, bandar ini tinggal di Binjai, tetapi ia main luar negeri terus,” bebernya.

Warga berharap pihak kepolisian mampu membongkar jaringan ini dan menangkap oknum-oknumyang terlibat. “Kita juga kasian, sudah menyetor tapi ditangkap juga. Maunya, polisi yang dapat setoran itu yang diproses. Kalau memang polisi mau menerima setoran, sekalian saja judi togel dilegalkan,” ujarnya berharap.

Sejumlah warga lain di seputuran rumah Acien juga berang dengan sikap kepolisian. “Memang masyarakat kecil yang selalu menjadi sasaran. Padahal, polisi juga menerima upeti dari bandar judi. Apa karena polisi yang memegang hukum, makanya polisi terima upeti tak bisa dihukum,” ujar tetangga warga Acien lainnya.

Polda Curigai Permainan Bandar

Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapoldasu) menaruh curiga adanya rekayasa dari bandar judi untuk mengacaukan atensi kepemimpinan Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang tidak akan memberi tempat bagi para bandar di Sumatera Utara.

Kabid Humas Poldasu AKBP Raden Heru Prakoso, menjelaskan pihaknya masih mendalami keterlibatan oknum yang namanya tertera di amplop setoran bandar judi.

“Jadi karena mereka merasa tidak senang ditangkap, mungkin mereka sengaja membuatnya untuk melibatkan oknum Polri. Biarkan tim bekerja, amplop yang ada daftar namanya merupakan bahan masukan untuk Polri,” cetus Heru.
Terkait pernyataan Neta Pane, yang menyatakan bandar judi Jakarta sudah menguasai di empat kabupaten/kota di Sumut, Poldasu langsung meningkatkan patroli di wilayah seluruh jajaran Poldasu. “Di seluruh wilayah jajaran Poldasu kita perketat dengan meningkatkan razia,” bebernya.

Soal kehadiran tim Dit Propam Poldasu ke Polres Binjai, Heru mengaku belum mengetahuinya. “Mungkin karena mendapat informasi makanya turun. Poldasu tetap komit untuk memberantas judi, yang membekingi akan disikat, “ katanya lagi.(dan/adl)

Libatkan Perwira Polisi

BINJAI-Kasus penggerebekan judi toto gelap (togel) dengan terdakwa A di Brahrang, Binjai, akhirnya dipaparkan Kapolres Binjai, AKBP Dra Rina Sari Ginting, Senin (6/6). Dalam pemaparan, Kapolres tidak membantah atau mengakui keterlibatan empat Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) dan sejumlah Kepala Unit (Kanit) di jajaran Polres Binjai, yang menerima upeti rutin dari A.

“Tentunya masih perlu pendalaman dan perlu pembuktian  lebih lanjut,” kata Rina di ruang Kasat Reskrim Polres Binjai.

Reskrim Polres Binjai, AKP Ronni Bonic SIK menyatakan masih mencari bukti keterlibatan para perwira itu. “Seperti yang dikatakan Kapolres saat paparan tadi. Untuk membuktikannya masih memerlukan pembuktian lebih lanjut,” kata Ronni Bonic.

Kalau memang terbukti, tentunya oknum yang bersangkutan akan terkena hukuman. “Kalau ada unsur pidana, sudah jelas dipidanakan. Selain itu, juga dikenakan kode etik dari kepolisian,”paparnya.

Rina menegaskan, pemberatasan judi di wilayah hukum Polres Binjai merupakan keseriusan pihaknya menindaklanjuti instruski Kapoldasu untuk memerangi judi dan penyakit masyarakat. Tetapi, daripada membahas keterlibatan sejumlah oknum perwira polisi yang terlibat judi.

Kapolres lebih banyak menerangkan penangkapan dan peran orang-orang yang terlibat langsung dalam operasional togel tersebut.

“Dari penyelidikan yang dilakukan, Acien sudah lari ke Malaysia. Selain itu, Acien juga menjalankan judi togel ini dari Malaysia . Itu terbukti, setelah nomor HP Acien didapat dari HP Aliong, salah satu tersangka yang sudah berhasil diamankan,” papar Dra Rina.

Adapun ke enam tersangka yang berhasil diamankan oleh Polres Binjai yakni, Hantak (43) warga Jalan Rukam, nomor 36 Kecamatan Binjai Barat, Yanto alias A Thau (28) warga Jalan May Sutoyo, nomor 3, Kelurahan Suka Maju, Yugi Prahyudi alias Keeling (20) warga Jalan Gatot Subroto, Sei Sekala, Kecamatan Selesai. Ketiga tersangka ini, diamankan petugas tertanggal 9 Mei 2011 lalu, sekitar pukul 16.00 WIB.

Dari tangan ketiga tersangka ini, petugas juga berhasil menyita barang bukti berupa uang sebesar Rp218.000, tiga unit HP, dua buah ATM Danamon dan ATM BRI, 11 struk penarikan BRI.

Setelah berhasil mengamankan tiga tersangka ini, lalu petugas berhasil mengamankan tiga tersangka lainnya tertanggal 31 Mei 2011, sekitar pukul 09.30 WIB yakni, Johan alias Awe (20) warga Jalan Mawar, nomor 55, Padang Brahrang, Kecamatan Selesai, Langkat, Kokliong alias Aliong alias Kamboja (24), warga jalan Anggur, nomor 46, Binjai Barat, yang berperan sebagai pengumpul rekap, dan Rudi (19) warga Jalan Rukam, nomor 20, Kelurahan Bandar Senembah, Binjai Barat.

Dari tangan ketiga tersangka ini, petugas juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yakni, lima unit HP, uang tunai sebesar Rp14 juta, 10 lembar rekap togel tertanggal 25,26,28, 29,30, satu lembar rekap togel global, sebuah kalkulator, dua buah pulpen, tiga lembar kwitansi tanda terima uang. Sementara, amplop yang akan disetorkan kepada sejumlah perwira di jajaran Polres Binjai sendiri tidak terlihat.

Tertangkap saat Bawa Setoran

Kokliong alias Aliong alias Kamboja (24), warga Jalan Anggur, Kecamatan Binjai Barat, ternyata adalah adik dari Acien, yang disebut sebagai kaki tangan bandar judi togel di Binjai berinisial A, yang juga warga Brahrang, Binjai Barat.

Hasil penelusuran wartawan koran ini, para tetangga Acien mengetahui dengan pasti sepak terjang Bandar togel dan para kaki tangannya. Seorang tetangga Acien yang enggan namanya dipublikasi menuturkan, Aliong ditangkap ketika akan menyetor uang kepada oknum polisi. “Iya, memang dia diamankan (ditangkap polisi) saat ingin menyetor uang. Warga di sini sudah pada tahu kalau uang itu disetorkan ke oknum polisi,” ujar tetangga Acien yang enggan disebutkan namanya.

Menurutnya, tugas mengantarkan uang setoran ke oknum polisi itu diamanatkan Acien. Tetangga Acien ini mengakui, seluruh warga Brahrang tahu kalau Aliong menyetor ke oknum polisi. “Sudah rahasia umum, hanya saja sulit dibuktikan,” ujarnya.

Ia juga mengakui Kokliong  bekerja dengan Acien. Sementara, Acien juga bekerja dengan orang lain. “Sebenarnya kaki tangan judi ini saling setor, Kokliong setoran kepada Acien, dan Acien akan menyetor lagi kepada atasannya. Siapa atasannnya, kita juga sudah sama-sama tahu, ya orangnya berinisial A,” ungkapnya.

Acien dan A diketahui sangat jarang berada di rumah. “Kalau bandar judi yang berinisial A itu, usaha judinya bukan hanya di Binjai dan Langkat, hampir di seluruh Sumatera, di Aceh juga ada. Memang, bandar ini tinggal di Binjai, tetapi ia main luar negeri terus,” bebernya.

Warga berharap pihak kepolisian mampu membongkar jaringan ini dan menangkap oknum-oknumyang terlibat. “Kita juga kasian, sudah menyetor tapi ditangkap juga. Maunya, polisi yang dapat setoran itu yang diproses. Kalau memang polisi mau menerima setoran, sekalian saja judi togel dilegalkan,” ujarnya berharap.

Sejumlah warga lain di seputuran rumah Acien juga berang dengan sikap kepolisian. “Memang masyarakat kecil yang selalu menjadi sasaran. Padahal, polisi juga menerima upeti dari bandar judi. Apa karena polisi yang memegang hukum, makanya polisi terima upeti tak bisa dihukum,” ujar tetangga warga Acien lainnya.

Polda Curigai Permainan Bandar

Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapoldasu) menaruh curiga adanya rekayasa dari bandar judi untuk mengacaukan atensi kepemimpinan Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang tidak akan memberi tempat bagi para bandar di Sumatera Utara.

Kabid Humas Poldasu AKBP Raden Heru Prakoso, menjelaskan pihaknya masih mendalami keterlibatan oknum yang namanya tertera di amplop setoran bandar judi.

“Jadi karena mereka merasa tidak senang ditangkap, mungkin mereka sengaja membuatnya untuk melibatkan oknum Polri. Biarkan tim bekerja, amplop yang ada daftar namanya merupakan bahan masukan untuk Polri,” cetus Heru.
Terkait pernyataan Neta Pane, yang menyatakan bandar judi Jakarta sudah menguasai di empat kabupaten/kota di Sumut, Poldasu langsung meningkatkan patroli di wilayah seluruh jajaran Poldasu. “Di seluruh wilayah jajaran Poldasu kita perketat dengan meningkatkan razia,” bebernya.

Soal kehadiran tim Dit Propam Poldasu ke Polres Binjai, Heru mengaku belum mengetahuinya. “Mungkin karena mendapat informasi makanya turun. Poldasu tetap komit untuk memberantas judi, yang membekingi akan disikat, “ katanya lagi.(dan/adl)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/