32 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Awas! DBD Mengancam di Tengah Covid-19

Putri Mentari Sitanggang.
Putri Mentari Sitanggang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) belum sepenuhnya dapat diredam. Namun ada bahaya penyakit lain yang juga mengincar masyarakat Sumut. Demam berdarah dengue (DBD) juga wajib diwaspadai di tengah pandemi Covid-19.

Sumut saat ini memasuki masa pancaroba, siklus dimana kasus DBD biasanya meningkat. Untuk itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit musiman ini.

“Periode ini merupakan periode pancaroba yang secara klasik terjadi peningkatan kasus demam berdarah. Untuk itu, masyarakat diminta untuk menerapkan hidup bersih termasuk membersihkan lingkungan dan meningkatkan daya tahan tubuh,” ujar Relawan Komunikasi Tim GTPP Covid-19 Sumut, Putri Mentari Sitanggang, saat live streaming update Covid-19 Sumut di Media Center Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (6/7).

DBD memiliki gejala-gejala khusus seperti demam tinggi hingga 40 derajat celcius, tubuh menggigil, berkeringat, sakit kepala, nyeri tulang dan otot, mual dan muncul bintik-bintik merah di kulit. Selain itu pada kasus tertentu juga bisa terjadi pendarahan pada hidung dan gusi. “Gejalanya selain seperti gejala demam juga muntah, nyeri perut, muncul bintik-bintik merah di kulit, mimisan dan gusi berdarah. Dalam kasus yang serius bisa berkembang menjadi Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa menyebabkan hypothermia dan melambatnya denyut jantung,” tambah Putri.

Hal yang paling ditakutkan saat ini adalah Covid-19 dan DBD bersamaan menyerang seseorang. Menurut Putri, kemungkinan hal yang fatal bisa terjadi sangat besar bila kedua penyakit ini bersamaan menginfeksi seseorang. “Tingkat kesakitan akan meningkat dan akan terlihat kecenderungan penderita Covid-19 yang meninggal pada usia muda. Jadi, berantaslah sarang nyamuk di lingkungan kita seperti menguras dan membersihkan tempat penampungan air, membersihkan tempat-tempat sampah dan barang-barang yang mungkin menyimpan air,” katanya.

Kasus Covid-19 di Sumut sendiri masih mengalami peningkatan signifikan. Hingga Senin (6/7) kasus positif Covid-19 bertambah 20 orang menjadi 1798 orang. Sedangkan untuk yang meninggal bertambah 4 orang menjadi 108 dan PDP meningkat menjadi 267 atau meningkat 23 orang. Namun, ini juga dibarengi dengan pasien yang sembuh yaitu tujuh orang, sehingga total sembuh menjadi 484 orang.

“Saudara-saudara gambaran data ini meyakinkan aktivitas yang kita untuk kembali produktif di beberapa daerah masih berisiko. Ini karena ketidakdisiplinan kita menerapkan protokol kesehatan. Produktif memang perlu, tetapi kita harus tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19,” ujar Putri.

Kepedulian dan gotong royong menurut Putri menjadi kunci untuk tetap sehat bebas dari Covid-19 dan juga DBD. Kepedulian dan gotong royong akan menyelamatkan diri sendiri, keluarga, tetangga dan masyarakat Sumut. “Saat ini hanya itulah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Sumut yang kita cintai ini. Kami yakin kita memiliki jiwa gotong royong, tenggang rasa dan kita pasti mampu melewati cobaan ini,” tegas Putri.

Positif Covid-19 di Sumut 1.797 Orang

Sementara, berdasarkan data dari GTPP Covid-19 Sumut, tren kasus positif Covid-19 masih belum ada perubahan. Angka pasien positif terus bertambah. Namun, penambahan juga terjadi pada angka kesembuhan.

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, angka pasien positif Covid-19 meningkat menjadi 1.798 orang pada Senin (6/7), dari hari sebelumnya 1.778 orang. Artinya, bertambah 20 kasus positif. “Jumlah pasien positif Covid-19 bertambah dari 1.778 orang menjadi 1.798 orang,” sebut Aris, Senin sore.

Demikian pula angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang juga meningkat dari 244 penderita menjadi 267 penderita. Kemudian, pasien meninggal dunia karena Covid-19 dari 104 orang menjadi 108 orang. Sedangkan pasien sembuh bertambah menjadi 484 orang dari 477 orang. “Untuk jumlah Orang Dalam Pemantaun (ODP) mengalami penurunan, hari sebelumnya 1.558 penderita kini menjadi 1.530 penderita,” bebernya.

Sementara, Relawan Komunikasi Tim GTPP Covid-19 Sumut, Putri Mentari Sitanggang menuturkan, dari data kasus Covid-19 tersebut memberi gambaran meyakinkan bahwa aktivitas untuk kembali produktif di luar pada beberapa kabupaten/kota di Sumut masih berisiko. Hal ini karena ketidakdisiplinan menerapkan protokol kesehatan. “Produktif memang perlu, tetapi kita harus tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19,” kata Putri.

Menurut dia, kepedulian dan gotong-royong menjadi kunci untuk tetap sehat, bebas dari virus corona. Covid-19 hanya dapat dicegah dengan kedisiplinan protokol kesehatan yang kuat dan semangat gotong-royong. Dengan begitu, akan menyelamatkan diri sendiri, keluarga, tetangga dan masyarakat luas. “Saat ini hanya itulah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Sumut yang kita cintai ini. Kami yakin kita memiliki jiwa gotong-royong, tenggang rasa dan kita pasti mampu melewati cobaan ini,” pungkas Putri.

GTPP Covid-19 Medan Dinilai Tak Serius

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan dinilai tak serius dalam menekan jumlah penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Pasalnya, hingga kini jumlah kasus positif Covid-19 di ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini terus meningkat. Bahkan, jumlahnya saat ini sudah lebih dari 1.144 orang.

Ketua Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Robi Barus menilai, GTPP Covid-19 gagal dalam melakukan sosialisasi new normal atau penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) kepada masyarakat. Pasalnya, banyak masyarakat yang beranggapan, sekarang kehidupan sudah normal kembali seperti sebelumnya.

“Banyak masyarakat bilang, kita sudah new normal sekarang. Kita sudah AKB sekarang, jadi kita sudah boleh ke mal, sudah boleh makan di restoran, sudah boleh A, sudah boleh B, dan seterusnya. Padahal sampai saat ini yang saya baca di media, Perwalnya (AKB) masih di bagian hukum dan belum ditandatangani Plt Wali Kota, apalagi diterapkan,” kata Robi kepada Sumut Pos, Senin (6/7).

Seharusnya, kata Robi, Perwal AKB tersebut harus dibuat terlebih dahulu, barulah sistem AKB dapat diterapkan secara resmi. “Jadi kalaupun Perwalnya belum rampung dan belum diterapkan, maka AKB itu hanya sebagai sebuah anjuran atau imbauan saja, bukan secara resmi sudah AKB. Kenapa? Karena belum ada petunjuk teknis yang jelas seperti apa AKB itu? Bagaimana cara penerapannya? Apa sanksi bagi pelanggarnya dan seterusnya? Kalau Perwalnya belum ada, maka AKB itu baru tahap sosialisasi saja,” tandasnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Medan Ihwan Ritonga menyebutkan, kinerja GTPP Covid-19 Kota Medan memang belum menunjukkan hasil positif. Sebab hingga saat ini, tidak ada hasil atau kemajuan yang berarti dari bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan gugus tugas. “Gugus tugas memang tidak serius, banyak sekali kekurangan kinerja yang pada akhirnya tidak memberikan hasil positif bagi pencegahan penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Setiap hari saya pantau jumlah kasus positif Covid-19 di Medan, dan sampai saat ini masih naik terus,” kata Ihwan, Senin (6/7) siang.

Terakhir kata Ihwan, ia melihat data perkembangan Covid-19 di Kota Medan pada Minggu (5/7) sore. “Hari Jumat (3/7), saya lihat yang positif ada 1.113 orang, hari Sabtu (4/7) saya lihat ada 1.137 orang, artinya bertambah 24 orang dalam sehari. Lalu hari Minggu kemarin saya lihat yang positif sudah 1.144, artinya bertambah lagi 7 orang. Setiap hari begitu terus, kita harapkan ada langkah yang lebih serius dari gugus tugas,” jelasnya.

Ihwan meminta, agar GTPP Covid-19 Kota Medan punya rencana kerja yang matang guna memutus penyebaran Covid-19 di Kota Medan sembari menerapkan AKB di Kota Medan sebagai perilaku hidup masyarakat dengan kebiasaan baru ditengah pandemi yang sesuai dengan protokol kesehatan. “Jadi selain punya sistem yang dinilai mampu menyelesaikan masalah seperti AKB itu, gugus tugas juga kita harapkan punya rencana kerja yang terukur terkait apa-apa saja langkah konkrit yang akan mereka lakukan selama AKB itu diterapkan. Itu penting, kita harapkan keseriusan gugus tugas dalam hal ini,” tutupnya. (prn/ris/map)

Putri Mentari Sitanggang.
Putri Mentari Sitanggang.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peningkatan kasus Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) belum sepenuhnya dapat diredam. Namun ada bahaya penyakit lain yang juga mengincar masyarakat Sumut. Demam berdarah dengue (DBD) juga wajib diwaspadai di tengah pandemi Covid-19.

Sumut saat ini memasuki masa pancaroba, siklus dimana kasus DBD biasanya meningkat. Untuk itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit musiman ini.

“Periode ini merupakan periode pancaroba yang secara klasik terjadi peningkatan kasus demam berdarah. Untuk itu, masyarakat diminta untuk menerapkan hidup bersih termasuk membersihkan lingkungan dan meningkatkan daya tahan tubuh,” ujar Relawan Komunikasi Tim GTPP Covid-19 Sumut, Putri Mentari Sitanggang, saat live streaming update Covid-19 Sumut di Media Center Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (6/7).

DBD memiliki gejala-gejala khusus seperti demam tinggi hingga 40 derajat celcius, tubuh menggigil, berkeringat, sakit kepala, nyeri tulang dan otot, mual dan muncul bintik-bintik merah di kulit. Selain itu pada kasus tertentu juga bisa terjadi pendarahan pada hidung dan gusi. “Gejalanya selain seperti gejala demam juga muntah, nyeri perut, muncul bintik-bintik merah di kulit, mimisan dan gusi berdarah. Dalam kasus yang serius bisa berkembang menjadi Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa menyebabkan hypothermia dan melambatnya denyut jantung,” tambah Putri.

Hal yang paling ditakutkan saat ini adalah Covid-19 dan DBD bersamaan menyerang seseorang. Menurut Putri, kemungkinan hal yang fatal bisa terjadi sangat besar bila kedua penyakit ini bersamaan menginfeksi seseorang. “Tingkat kesakitan akan meningkat dan akan terlihat kecenderungan penderita Covid-19 yang meninggal pada usia muda. Jadi, berantaslah sarang nyamuk di lingkungan kita seperti menguras dan membersihkan tempat penampungan air, membersihkan tempat-tempat sampah dan barang-barang yang mungkin menyimpan air,” katanya.

Kasus Covid-19 di Sumut sendiri masih mengalami peningkatan signifikan. Hingga Senin (6/7) kasus positif Covid-19 bertambah 20 orang menjadi 1798 orang. Sedangkan untuk yang meninggal bertambah 4 orang menjadi 108 dan PDP meningkat menjadi 267 atau meningkat 23 orang. Namun, ini juga dibarengi dengan pasien yang sembuh yaitu tujuh orang, sehingga total sembuh menjadi 484 orang.

“Saudara-saudara gambaran data ini meyakinkan aktivitas yang kita untuk kembali produktif di beberapa daerah masih berisiko. Ini karena ketidakdisiplinan kita menerapkan protokol kesehatan. Produktif memang perlu, tetapi kita harus tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19,” ujar Putri.

Kepedulian dan gotong royong menurut Putri menjadi kunci untuk tetap sehat bebas dari Covid-19 dan juga DBD. Kepedulian dan gotong royong akan menyelamatkan diri sendiri, keluarga, tetangga dan masyarakat Sumut. “Saat ini hanya itulah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Sumut yang kita cintai ini. Kami yakin kita memiliki jiwa gotong royong, tenggang rasa dan kita pasti mampu melewati cobaan ini,” tegas Putri.

Positif Covid-19 di Sumut 1.797 Orang

Sementara, berdasarkan data dari GTPP Covid-19 Sumut, tren kasus positif Covid-19 masih belum ada perubahan. Angka pasien positif terus bertambah. Namun, penambahan juga terjadi pada angka kesembuhan.

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, angka pasien positif Covid-19 meningkat menjadi 1.798 orang pada Senin (6/7), dari hari sebelumnya 1.778 orang. Artinya, bertambah 20 kasus positif. “Jumlah pasien positif Covid-19 bertambah dari 1.778 orang menjadi 1.798 orang,” sebut Aris, Senin sore.

Demikian pula angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang juga meningkat dari 244 penderita menjadi 267 penderita. Kemudian, pasien meninggal dunia karena Covid-19 dari 104 orang menjadi 108 orang. Sedangkan pasien sembuh bertambah menjadi 484 orang dari 477 orang. “Untuk jumlah Orang Dalam Pemantaun (ODP) mengalami penurunan, hari sebelumnya 1.558 penderita kini menjadi 1.530 penderita,” bebernya.

Sementara, Relawan Komunikasi Tim GTPP Covid-19 Sumut, Putri Mentari Sitanggang menuturkan, dari data kasus Covid-19 tersebut memberi gambaran meyakinkan bahwa aktivitas untuk kembali produktif di luar pada beberapa kabupaten/kota di Sumut masih berisiko. Hal ini karena ketidakdisiplinan menerapkan protokol kesehatan. “Produktif memang perlu, tetapi kita harus tetap menjaga agar tidak terpapar Covid-19,” kata Putri.

Menurut dia, kepedulian dan gotong-royong menjadi kunci untuk tetap sehat, bebas dari virus corona. Covid-19 hanya dapat dicegah dengan kedisiplinan protokol kesehatan yang kuat dan semangat gotong-royong. Dengan begitu, akan menyelamatkan diri sendiri, keluarga, tetangga dan masyarakat luas. “Saat ini hanya itulah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan Sumut yang kita cintai ini. Kami yakin kita memiliki jiwa gotong-royong, tenggang rasa dan kita pasti mampu melewati cobaan ini,” pungkas Putri.

GTPP Covid-19 Medan Dinilai Tak Serius

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan dinilai tak serius dalam menekan jumlah penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Pasalnya, hingga kini jumlah kasus positif Covid-19 di ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini terus meningkat. Bahkan, jumlahnya saat ini sudah lebih dari 1.144 orang.

Ketua Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Robi Barus menilai, GTPP Covid-19 gagal dalam melakukan sosialisasi new normal atau penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) kepada masyarakat. Pasalnya, banyak masyarakat yang beranggapan, sekarang kehidupan sudah normal kembali seperti sebelumnya.

“Banyak masyarakat bilang, kita sudah new normal sekarang. Kita sudah AKB sekarang, jadi kita sudah boleh ke mal, sudah boleh makan di restoran, sudah boleh A, sudah boleh B, dan seterusnya. Padahal sampai saat ini yang saya baca di media, Perwalnya (AKB) masih di bagian hukum dan belum ditandatangani Plt Wali Kota, apalagi diterapkan,” kata Robi kepada Sumut Pos, Senin (6/7).

Seharusnya, kata Robi, Perwal AKB tersebut harus dibuat terlebih dahulu, barulah sistem AKB dapat diterapkan secara resmi. “Jadi kalaupun Perwalnya belum rampung dan belum diterapkan, maka AKB itu hanya sebagai sebuah anjuran atau imbauan saja, bukan secara resmi sudah AKB. Kenapa? Karena belum ada petunjuk teknis yang jelas seperti apa AKB itu? Bagaimana cara penerapannya? Apa sanksi bagi pelanggarnya dan seterusnya? Kalau Perwalnya belum ada, maka AKB itu baru tahap sosialisasi saja,” tandasnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Medan Ihwan Ritonga menyebutkan, kinerja GTPP Covid-19 Kota Medan memang belum menunjukkan hasil positif. Sebab hingga saat ini, tidak ada hasil atau kemajuan yang berarti dari bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan yang dilakukan gugus tugas. “Gugus tugas memang tidak serius, banyak sekali kekurangan kinerja yang pada akhirnya tidak memberikan hasil positif bagi pencegahan penyebaran Covid-19 di Kota Medan. Setiap hari saya pantau jumlah kasus positif Covid-19 di Medan, dan sampai saat ini masih naik terus,” kata Ihwan, Senin (6/7) siang.

Terakhir kata Ihwan, ia melihat data perkembangan Covid-19 di Kota Medan pada Minggu (5/7) sore. “Hari Jumat (3/7), saya lihat yang positif ada 1.113 orang, hari Sabtu (4/7) saya lihat ada 1.137 orang, artinya bertambah 24 orang dalam sehari. Lalu hari Minggu kemarin saya lihat yang positif sudah 1.144, artinya bertambah lagi 7 orang. Setiap hari begitu terus, kita harapkan ada langkah yang lebih serius dari gugus tugas,” jelasnya.

Ihwan meminta, agar GTPP Covid-19 Kota Medan punya rencana kerja yang matang guna memutus penyebaran Covid-19 di Kota Medan sembari menerapkan AKB di Kota Medan sebagai perilaku hidup masyarakat dengan kebiasaan baru ditengah pandemi yang sesuai dengan protokol kesehatan. “Jadi selain punya sistem yang dinilai mampu menyelesaikan masalah seperti AKB itu, gugus tugas juga kita harapkan punya rencana kerja yang terukur terkait apa-apa saja langkah konkrit yang akan mereka lakukan selama AKB itu diterapkan. Itu penting, kita harapkan keseriusan gugus tugas dalam hal ini,” tutupnya. (prn/ris/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/