25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Gus Irawan: Petani Sumut Butuh Pemerintah

Hadiri Kerja Tahun di Berastagi

BERASTAGI- Ribuan masyarakat Karo berbaur bersama Gus Irawan Pasaribu, dalam acara kerja tahun (pesta panen) yang digelar di Jambur Dolat Rakyat, Berastagi, Minggu (4/12). Gus hadir didampingi tokoh masyarakat Karo yang juga Guru Besar Universitas Sumatera Utara Prof Paham Ginting.

Antusiasme warga tampak sejak Gus memasuki jambur dan langsung disambut dengan alunan musik Karo, terlihat warga berdesakan ingin bersalaman dengan Gus. Dalam kesempatan itu Gus tidak bisa menyembunyikan rasa harunya melihat keramahan warga Karo yang menyambutnya.

“Acara ini mengingatkan saya pada 30 tahun lalu, saat saya datang kemari melihat panen kentang dan kerja tahun dengan orang tua,” ujar Gus disambut tepuk tangan warga yang hadir.

Menurut Gus, kegiatan kemasyarakatan seperti kerja tahun ini menjadi inspirasi budaya sebagai aset Sumatera Utara. Kerja tahun ini, menunjukkan betapa masyarakat Karo mencintai adat istiadatnya.

Sebab, kerja tahun adalah kegiatan yang telah dilakukan masyarakat Karo secara turun temurun. “Budaya lokal kita jika terpelihara pasti akan mampu membentengi laju budaya asing yang belum tentu sesuai dengan cara hidup kita,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu juga Gus sempat menyoroti nasib petani di Sumut. Menurutnya, harus ada tranparansi kebijakan soal petani di Sumut, sehingga petani tidak lagi terkesan dimarginalkan. Di Karo misalnya, pada umumnya masyarakat mencari nafkah dengan bertani. Namun keberpihakan pemerintah terhadap nasib petani masih sangat minim.

“Sangat disayangkan bila potensi pertanian di Tanah Karo ini dibiarkan begitu saja, harusnya pemerintah terlibat aktif sehingga produk pertanian di tanah Karo ini tidak kalah dengan produk pertanian impor yang akhir-akhir ini marak di Sumut,” ujar Gus.

Gus menambahkan, pemasaran produk pertanian Sumut harus dicarikan solusinya. Sehingga tidak terbatas menjadi konsumsi dalam negeri saja.
“Kualitas buah dari tanah Karo ini layak bersaing di pasar luar negeri, kita harus proaktif menyusun strategi dan mencarikan solusinya, sehingga ada nilai tawar yang tinggi terhadap hasil panen para petani,” terangnya. (rel/mea)

Hadiri Kerja Tahun di Berastagi

BERASTAGI- Ribuan masyarakat Karo berbaur bersama Gus Irawan Pasaribu, dalam acara kerja tahun (pesta panen) yang digelar di Jambur Dolat Rakyat, Berastagi, Minggu (4/12). Gus hadir didampingi tokoh masyarakat Karo yang juga Guru Besar Universitas Sumatera Utara Prof Paham Ginting.

Antusiasme warga tampak sejak Gus memasuki jambur dan langsung disambut dengan alunan musik Karo, terlihat warga berdesakan ingin bersalaman dengan Gus. Dalam kesempatan itu Gus tidak bisa menyembunyikan rasa harunya melihat keramahan warga Karo yang menyambutnya.

“Acara ini mengingatkan saya pada 30 tahun lalu, saat saya datang kemari melihat panen kentang dan kerja tahun dengan orang tua,” ujar Gus disambut tepuk tangan warga yang hadir.

Menurut Gus, kegiatan kemasyarakatan seperti kerja tahun ini menjadi inspirasi budaya sebagai aset Sumatera Utara. Kerja tahun ini, menunjukkan betapa masyarakat Karo mencintai adat istiadatnya.

Sebab, kerja tahun adalah kegiatan yang telah dilakukan masyarakat Karo secara turun temurun. “Budaya lokal kita jika terpelihara pasti akan mampu membentengi laju budaya asing yang belum tentu sesuai dengan cara hidup kita,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu juga Gus sempat menyoroti nasib petani di Sumut. Menurutnya, harus ada tranparansi kebijakan soal petani di Sumut, sehingga petani tidak lagi terkesan dimarginalkan. Di Karo misalnya, pada umumnya masyarakat mencari nafkah dengan bertani. Namun keberpihakan pemerintah terhadap nasib petani masih sangat minim.

“Sangat disayangkan bila potensi pertanian di Tanah Karo ini dibiarkan begitu saja, harusnya pemerintah terlibat aktif sehingga produk pertanian di tanah Karo ini tidak kalah dengan produk pertanian impor yang akhir-akhir ini marak di Sumut,” ujar Gus.

Gus menambahkan, pemasaran produk pertanian Sumut harus dicarikan solusinya. Sehingga tidak terbatas menjadi konsumsi dalam negeri saja.
“Kualitas buah dari tanah Karo ini layak bersaing di pasar luar negeri, kita harus proaktif menyusun strategi dan mencarikan solusinya, sehingga ada nilai tawar yang tinggi terhadap hasil panen para petani,” terangnya. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/