25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Jalan Tembus Langkat-Karo Selesai 2022

MULUS: Jalan sepanjang 5 Kilometer menghubungkan Langkat dan Karo kini sudah bisa dilalui kendaraan. Dengan dibukanya jalan ini dapat mempercepat arus transportasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan jalan tembus yang menghubungkan Kabupaten Langkat dan Tanah Karo, Sumatera Utara, kembali dilanjutkan, Senin (7/1). Pengaspalan jalan alternatif tersebut ditargetkan selesai bulan ini.

“Progres fisik sampai saat ini sudah mencapai lebih dari 50 persen. Kontraktor mulai mengerjakan pengaspalan per 7 Januari 2019,” kata Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Sumut, Iswahyudi, kemarin.

Adapun kendala yang dihadapi di lapangan terutama masalah cuaca, karena di lokasi pengaspalan turun hujan dengan intensitas cukup tinggi. “Hampir setiap hari ada hujan. Sementara kendaraan yang melintasn

mulai ramai meski jalan belum resmi dibuka,” katanya.

Sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan pihak rekanan, pembangunan jalan dilakukan selama lima tahun. Tetapi ada beberapa item yang harus dikerjakan ke depan, seperti pagar pengaman jalan, rambu-rambu, koridor satwa, drainase, talud, dan dinding penahan tanah.

“Program akan berjalan tahap demi tahap, sesuai Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT ) selama 5 tahun dimulai 2018 hingga 2022,” katanya.

Sebelumnya ia menjelaskan, pembangunan yang memakai kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), sudah mengikuti aturan atau melalui nota kesepahaman kerjasama (MoU) dengan Menteri Kehutanan dan Balai Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL).

Juga ada perjanjian dengan BBTNGL tentang perlindungan satwa, di mana nantinya akan dibuat portal atau gapura serta ada jalur khusus. “Portal dan gapura akan dijaga oleh petugas dari BBTNGL. Sedangkan jalur khusus akan difungsikan sebagai jalur evakuasi untuk masyarakat bila sewaktu-waktu terjadi bencana seperti gunung meletus. Kemudian, akan ada penerapan waktu-waktu khusus untuk masyarakat dapat melintasi jalan tersebut. Tetapi ini masih dalam proses perencanaan atau kajian terlebih dahulu,” papar Iswahyudi.

Pada jalan tersebut, tidak semua jalur bisa dilintasi masyarakat. Karena masih dalam area hutan lindung, di mana banyak terdapat satwa yang dilindungi. “Sekitar 5,4 Km itu belum bisa difungsikan dan belum bisa dilintasi. Masih akan diuji lagi kelayakan jalanya. Ke depan jalur itu untuk evakuasi alternatif juga,” katanya.

Terkait kontrak pekerjaan yang sudah terjalin sebelum pembangunan dimulai dengan pihak kontraktor, Kepala BMBK Sumut, Abdul Haris Lubis mengatakan, ada satu hal yang perlu dicermati. “Jadi kemarin itu begini ceritanya, menunggu sampai izin (TNGL) keluar sudah terlambat (pengerjaan) lebih dari 60 hari. Oleh karena itu bukan kesalahan kontraktor, jika bisa proses perizinan dan administrasi cepat dilakukan, maka pekerjaan pun dapat cepat dimulai. Namanya ada proses dan butuh persetujuan lembaga lain, jadi wajar memakan waktu. Apalagi di kawasan TNGL bukan kawasan biasa,” katanya.

Ketika nanti pelaksanaannya tidak bisa dikejar sampai waktu kontrak pekerjaan, kontraktor diwajibkan mengajukan perpanjangan kontrak atas pembangunan jalan tembus tersebut. “Sebab dari sisi kontrak mereka gak salah. Makanya kita ‘push’ terus kontraktor menyelesaikan pekerjaan tersebut pada tahun ini,” pungkasnya.

Mulai Ramai Dilewati Warga

Meski masih dalam tahap pengerjaan, namun jalur evakuasi jalan tembus Karo-Langkat sudah ramai dilalui warga. Hal ini terungkap saat Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH dan Wakil Bupati Cory Sriwaty Sebayang melakukan peninjauan ke lokasi, Senin (7/1).

Bupati didampingi anggota DPRD Sumut Komisi D diwakili Baskami Ginting dari Fraksi PDIP dan Leonard Samosir dari Fraksi Partai Golkar, sedangkan pihak Pemkab Karo turut hadir Kepala Bappeda Kabupaten Karo Ir Nasib Sianturi, Camat Namanteran Dwikora Sitepu dan 16 kepala desa se-Kecamatan Namanteran.

Anggota DPRD Sumut Baskami Ginting mengaku pihaknya menyambut baik pembangunan jalan tembus yang sedang dalam tahap penyelesaian itu.

Memang, lanjut Baskami, pembangunan jalan tembus Karo-Langkat itu belum sempurna karena tidak memiliki saluran drainase. Meski demikian, dalam waktu dekat ini pihaknya akan tetap memperjuangkan anggaran untuk membangun drainasenya ditampung di PAPBD Provsu 2019 ini. “Karo harus maju dan berkembang serta memiliki banyak akses jalan keluar dan masuk sebagai jalur alternatif sekaligus sebagai jalur untuk mengurai kemacatan lalulintas Medan-Karo yang akhir-akhir ini menjadi sorotan berbagai elemen masyarakat,” katanya.

Dirinya juga berupaya untuk memperjuangkan jalan tol Medan-Berastagi. “Selain itu kita bersama Pemkab Karo akan memperjuangkan lagi jalan tembus Karo-Deli Serdang (Desa Serdang-Rumah Liang) yang jaraknya hanya sekitar 3 km lagi, yang awal pelaksanaannya sudah dimulai dan terlaksana melalui kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) 2017 dan Karya Bhakti TNI AD tahun 2018, “ ungkap Baskami Ginting.

Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Wakil Cory S Sebayang mengatakan, pihaknya menyambut baik proyek peningkatan jalan tembus Karo-Langkat, karena sudah dapat dilalui berbagai jenis kenderaan untuk berwisata ke daerah tersebut.

“Terbukti menjelang tahun kemarin jalan Medan Berastagi sudah berkurang arus kepadatan lalulintas, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang macet total jelang tutup tahun,” ungkapnya. (prn/deo)

MULUS: Jalan sepanjang 5 Kilometer menghubungkan Langkat dan Karo kini sudah bisa dilalui kendaraan. Dengan dibukanya jalan ini dapat mempercepat arus transportasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembangunan jalan tembus yang menghubungkan Kabupaten Langkat dan Tanah Karo, Sumatera Utara, kembali dilanjutkan, Senin (7/1). Pengaspalan jalan alternatif tersebut ditargetkan selesai bulan ini.

“Progres fisik sampai saat ini sudah mencapai lebih dari 50 persen. Kontraktor mulai mengerjakan pengaspalan per 7 Januari 2019,” kata Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Sumut, Iswahyudi, kemarin.

Adapun kendala yang dihadapi di lapangan terutama masalah cuaca, karena di lokasi pengaspalan turun hujan dengan intensitas cukup tinggi. “Hampir setiap hari ada hujan. Sementara kendaraan yang melintasn

mulai ramai meski jalan belum resmi dibuka,” katanya.

Sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan pihak rekanan, pembangunan jalan dilakukan selama lima tahun. Tetapi ada beberapa item yang harus dikerjakan ke depan, seperti pagar pengaman jalan, rambu-rambu, koridor satwa, drainase, talud, dan dinding penahan tanah.

“Program akan berjalan tahap demi tahap, sesuai Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT ) selama 5 tahun dimulai 2018 hingga 2022,” katanya.

Sebelumnya ia menjelaskan, pembangunan yang memakai kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), sudah mengikuti aturan atau melalui nota kesepahaman kerjasama (MoU) dengan Menteri Kehutanan dan Balai Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL).

Juga ada perjanjian dengan BBTNGL tentang perlindungan satwa, di mana nantinya akan dibuat portal atau gapura serta ada jalur khusus. “Portal dan gapura akan dijaga oleh petugas dari BBTNGL. Sedangkan jalur khusus akan difungsikan sebagai jalur evakuasi untuk masyarakat bila sewaktu-waktu terjadi bencana seperti gunung meletus. Kemudian, akan ada penerapan waktu-waktu khusus untuk masyarakat dapat melintasi jalan tersebut. Tetapi ini masih dalam proses perencanaan atau kajian terlebih dahulu,” papar Iswahyudi.

Pada jalan tersebut, tidak semua jalur bisa dilintasi masyarakat. Karena masih dalam area hutan lindung, di mana banyak terdapat satwa yang dilindungi. “Sekitar 5,4 Km itu belum bisa difungsikan dan belum bisa dilintasi. Masih akan diuji lagi kelayakan jalanya. Ke depan jalur itu untuk evakuasi alternatif juga,” katanya.

Terkait kontrak pekerjaan yang sudah terjalin sebelum pembangunan dimulai dengan pihak kontraktor, Kepala BMBK Sumut, Abdul Haris Lubis mengatakan, ada satu hal yang perlu dicermati. “Jadi kemarin itu begini ceritanya, menunggu sampai izin (TNGL) keluar sudah terlambat (pengerjaan) lebih dari 60 hari. Oleh karena itu bukan kesalahan kontraktor, jika bisa proses perizinan dan administrasi cepat dilakukan, maka pekerjaan pun dapat cepat dimulai. Namanya ada proses dan butuh persetujuan lembaga lain, jadi wajar memakan waktu. Apalagi di kawasan TNGL bukan kawasan biasa,” katanya.

Ketika nanti pelaksanaannya tidak bisa dikejar sampai waktu kontrak pekerjaan, kontraktor diwajibkan mengajukan perpanjangan kontrak atas pembangunan jalan tembus tersebut. “Sebab dari sisi kontrak mereka gak salah. Makanya kita ‘push’ terus kontraktor menyelesaikan pekerjaan tersebut pada tahun ini,” pungkasnya.

Mulai Ramai Dilewati Warga

Meski masih dalam tahap pengerjaan, namun jalur evakuasi jalan tembus Karo-Langkat sudah ramai dilalui warga. Hal ini terungkap saat Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH dan Wakil Bupati Cory Sriwaty Sebayang melakukan peninjauan ke lokasi, Senin (7/1).

Bupati didampingi anggota DPRD Sumut Komisi D diwakili Baskami Ginting dari Fraksi PDIP dan Leonard Samosir dari Fraksi Partai Golkar, sedangkan pihak Pemkab Karo turut hadir Kepala Bappeda Kabupaten Karo Ir Nasib Sianturi, Camat Namanteran Dwikora Sitepu dan 16 kepala desa se-Kecamatan Namanteran.

Anggota DPRD Sumut Baskami Ginting mengaku pihaknya menyambut baik pembangunan jalan tembus yang sedang dalam tahap penyelesaian itu.

Memang, lanjut Baskami, pembangunan jalan tembus Karo-Langkat itu belum sempurna karena tidak memiliki saluran drainase. Meski demikian, dalam waktu dekat ini pihaknya akan tetap memperjuangkan anggaran untuk membangun drainasenya ditampung di PAPBD Provsu 2019 ini. “Karo harus maju dan berkembang serta memiliki banyak akses jalan keluar dan masuk sebagai jalur alternatif sekaligus sebagai jalur untuk mengurai kemacatan lalulintas Medan-Karo yang akhir-akhir ini menjadi sorotan berbagai elemen masyarakat,” katanya.

Dirinya juga berupaya untuk memperjuangkan jalan tol Medan-Berastagi. “Selain itu kita bersama Pemkab Karo akan memperjuangkan lagi jalan tembus Karo-Deli Serdang (Desa Serdang-Rumah Liang) yang jaraknya hanya sekitar 3 km lagi, yang awal pelaksanaannya sudah dimulai dan terlaksana melalui kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) 2017 dan Karya Bhakti TNI AD tahun 2018, “ ungkap Baskami Ginting.

Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Wakil Cory S Sebayang mengatakan, pihaknya menyambut baik proyek peningkatan jalan tembus Karo-Langkat, karena sudah dapat dilalui berbagai jenis kenderaan untuk berwisata ke daerah tersebut.

“Terbukti menjelang tahun kemarin jalan Medan Berastagi sudah berkurang arus kepadatan lalulintas, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang macet total jelang tutup tahun,” ungkapnya. (prn/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/