32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kondisi Mulai Normal, Lima Saksi Diperiksa

Terkait Bentrok Warga dengan Mafia Getah

LANGKAT- Pasca bentrok antara warga dengan mafia getah di Kelurahan Pekan Batang Sarangan dan Desa Sei Bamban, Kecamatan Batang Sarangan sudah mulai berangsur normal. Namun begitu, puluhan warga masih tampak berjaga-jaga di sejumlah tempat sejak Rabu (6/5) malam.

Pantauan di Kelurahan Pekan Batang Sarangan, Rabu (6/4), suasana mencekam masih menyelimuti wilayah tersebut. Puluhan personel kepolisian Polres Langkat dan Kodim 02/03 Langkat, masih tampak berjaga-jaga di lokasi bentrok.
Bahkan, puluhan warga bersenjata parang dan bambu, terlihat berkelompok-kelompok mengantisipasi munculnya serangan balik dari kubu mafia getah pimpinan KG Cs. Namun, hingga fajar menjelang, kegundahan warga akan serangan balik KG, tidak terlihat. Sejumlah warga yang bertugas sebagai karyawan kebun PTPN II Batang Sarangan, sudah mulai melakukan aktivitas Kamis (7/4).

Terkait bentrokan itu, Anggota Komisi A DPRD Sumut, Nurul Azhar Lubis ketika dihubungi via seluler menyebutkan, kasus bentrokan yang terjadi jangan dianggap dingin. Pasalnya, diperlukan ketegasan aparat kepolisian dalam mengambil langkah agar peristiwa serupa, tidak terulang kembali.

“Jika sebelumnya  masyarakat membuat pengaduan ke pihak kepolisian tetang keresahan mereka akibat intimidasi kelompok tertentu dan tidak direspon, itu merupakan kesalahan oknum polisinya dan bukan insitusinya, makanya diharapkan kepolisian bersikap arif,” kata Nurul.

Dalam hal ini, sebut politisi PPP Langkat itu, disinyalir ada pembiaran, karena bentrok warga di Langkat tentang masalah aset, maupun berebutan aset alam hingga intimidasi, bukan sekali terjadi dan sudah berulang kali. “Ini ada dugaan ada pemanjaan dari oknum-oknum terhadap kelompok tertentu yang berkuasa di sana,”  tegasnya.
Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Aldi Subartono,  ketika dihubungi mengaku,  saat ini pihaknya masih meminta keterangan saksi. “Kita masih masih memeriksa para saksi, dan hari ini (Kamis) ada lagi tambahan saksi yang melihat langsung mobil yang dibakar massa untuk dimintai keterangannya, jadi jumlah saksi yang sudah dimintai keterangan 5 orang,” ungkapnya.

Diakui dia, pihaknya tidak mau gegabah dalam penyelesaian kasus ini, karena masalah tersebut menyangkut masyarakat banyak. Namun saat ini situasi di lokasi kejadian sudah kondusif (aman). Personel Brimob yang sebelumnya diperbantukan di lokasi sudah tidak ada lagi, hanya anggota polsek setempat saja.

Disinggung penetapan tersangka dalam peristiwa itu, Aldi yang baru menjabat sebagai Kasat Reskim Polres Langkat mengaku belum ada menetapkan tersangka dalam kejadian tersebut. “Kita belum menetapkan tersangka dalam kasus ini, masih mengambil keterangan para saksi,” tandasnya.(ndi)

Terkait Bentrok Warga dengan Mafia Getah

LANGKAT- Pasca bentrok antara warga dengan mafia getah di Kelurahan Pekan Batang Sarangan dan Desa Sei Bamban, Kecamatan Batang Sarangan sudah mulai berangsur normal. Namun begitu, puluhan warga masih tampak berjaga-jaga di sejumlah tempat sejak Rabu (6/5) malam.

Pantauan di Kelurahan Pekan Batang Sarangan, Rabu (6/4), suasana mencekam masih menyelimuti wilayah tersebut. Puluhan personel kepolisian Polres Langkat dan Kodim 02/03 Langkat, masih tampak berjaga-jaga di lokasi bentrok.
Bahkan, puluhan warga bersenjata parang dan bambu, terlihat berkelompok-kelompok mengantisipasi munculnya serangan balik dari kubu mafia getah pimpinan KG Cs. Namun, hingga fajar menjelang, kegundahan warga akan serangan balik KG, tidak terlihat. Sejumlah warga yang bertugas sebagai karyawan kebun PTPN II Batang Sarangan, sudah mulai melakukan aktivitas Kamis (7/4).

Terkait bentrokan itu, Anggota Komisi A DPRD Sumut, Nurul Azhar Lubis ketika dihubungi via seluler menyebutkan, kasus bentrokan yang terjadi jangan dianggap dingin. Pasalnya, diperlukan ketegasan aparat kepolisian dalam mengambil langkah agar peristiwa serupa, tidak terulang kembali.

“Jika sebelumnya  masyarakat membuat pengaduan ke pihak kepolisian tetang keresahan mereka akibat intimidasi kelompok tertentu dan tidak direspon, itu merupakan kesalahan oknum polisinya dan bukan insitusinya, makanya diharapkan kepolisian bersikap arif,” kata Nurul.

Dalam hal ini, sebut politisi PPP Langkat itu, disinyalir ada pembiaran, karena bentrok warga di Langkat tentang masalah aset, maupun berebutan aset alam hingga intimidasi, bukan sekali terjadi dan sudah berulang kali. “Ini ada dugaan ada pemanjaan dari oknum-oknum terhadap kelompok tertentu yang berkuasa di sana,”  tegasnya.
Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Aldi Subartono,  ketika dihubungi mengaku,  saat ini pihaknya masih meminta keterangan saksi. “Kita masih masih memeriksa para saksi, dan hari ini (Kamis) ada lagi tambahan saksi yang melihat langsung mobil yang dibakar massa untuk dimintai keterangannya, jadi jumlah saksi yang sudah dimintai keterangan 5 orang,” ungkapnya.

Diakui dia, pihaknya tidak mau gegabah dalam penyelesaian kasus ini, karena masalah tersebut menyangkut masyarakat banyak. Namun saat ini situasi di lokasi kejadian sudah kondusif (aman). Personel Brimob yang sebelumnya diperbantukan di lokasi sudah tidak ada lagi, hanya anggota polsek setempat saja.

Disinggung penetapan tersangka dalam peristiwa itu, Aldi yang baru menjabat sebagai Kasat Reskim Polres Langkat mengaku belum ada menetapkan tersangka dalam kejadian tersebut. “Kita belum menetapkan tersangka dalam kasus ini, masih mengambil keterangan para saksi,” tandasnya.(ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/