SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Samosir, kembali melakukan tindakan preventif guna memutus rantai penyebaran Corona virus disease (Covid-19) masuk ke Pulau Samosir. Tim gugus Covid-19 Samosir pun kembali menolak masuk tuak impor dari Simalungun lewat jalur Danau di pelabuhan Tomok dan memulangkan sebanyak 19 orang pengunjung pelajar asal Dairi yang masuk ke Samosir lewat jalur darat Tele, Kecamatan Harian, Senin (6/4).
Pemulangan 19 pelajar yang ingin merayakan berakhirnya masa-masa belajar itu dilakukan pihak keamanan mengingat status siaga darurat bencana non-alam Covid-19 yang sudah ditetapkan oleh keputusan Bupati Samosir.
“Alasan tidak jelas dan saat ini bukan musim libur untuk mengunjungi objek wisata, melainkan libur untuk tinggal di rumah guna memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang lagi melanda dunia. Untuk itu, aparat keamanan terpaksa harus memulangkan mereka demi menjaga Samosir agar tetap terjaga aman dari Covid-19,” terang bidang komunikasi kendali Covid-19, Rohani Bakkara.
Ditempat berbeda, lanjut Rohani, tim gugus di pintu masuk Pelabuhan Tomok, Kecamatan Simanindo, petugas Gugus Covid-19 juga membuang tuak (arak) kiriman dari Kabupaten Simalungun.
Menurutnya, langkah antisipatif ini merupakan bentuk konkrit yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meminimalisir penularah wabah Covid-19 di Kabupaten Samosir.
“Mari kita saling menjaga dan mengantisipasi penularan wabah Covid-19 di daerah kita masing-masing, agar kita terhindar dari pandemi Covid-19 dan wabah ini dapat segera berakhir” ajaknya.
Dijelaskan, posko tim gugus kendali Covid-19 yang berjaga di pelabuhan Feri Tomok, merazia dan mendapatkan kemasan 13 jiregen tuak impor di dalam mobil bus SAMPRI. Tuak itu seogiyanya akan didistribusikan ke kedai-kedai tuak di Samosir yang dapat mengundang berkumpulnya massa dalam suatu tempat yang dikuatirkan akan mempermudah menularnya virus Corona.
Padahal sambungnya, sesuai dengan instruksi pemerintah pusat/daerah dalam antisipasi/penanganan berjangkitnya virus Corona, diwajibkan harus menghindari lokasi–lokasi keramaian dan menjaga jarak.
“Maka untuk menghindari hal–hal yang tidak diinginkan, posko tim gugus kendali Covid-19 bersama muspika, membuang tuak itu,” terang Rohani.
Melihat ketegasan tim gugus kendali Covid-19 itu, kata Rohani, Ketua tim gugus jendali Covid-19 Kabupaten Samosir, Rapidin Simbolon, menyampaikan apresiasi atas kinerja tim seraya menghimbau kepada produsen tuak impor untuk dapat menahan diri dalam memasukkan tuak impornya ke Samosir.
Kepada wartawan, Selasa (7/4), Bupati Samosir, Rapidin Simbolon menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Samosir akan tetap melakukan langkah-langkah itu hingga keadaan pulih secara nasional.
“Kami/Kita, akan tetap melakukan pencegahan ini, seperti pengunjung yang tidak jelas maksud dan tujuannya ke Samosir, kemudian penertiban tuak impor dan lain-lain. Kita tetap konsisten melakukannya hingga keadaan sudah pulih secara nasional dan Pemerintah Pusat sudah mencabut darurat bencana non-alam pandemi Corona,” kata Rapidin. (bbs/azw)