32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Sambut Baik Lebaran 10 Hari, Gubsu: Ingat, Covid Belum Usai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) menyambut baik penetapan libur panjang oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada Lebaran tahun ini, yakni mulai 29 April hingga 6 Mei. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi pun merespon kebijakan libur panjang tersebut dan berharap, ini menjadi kegembiraan bagi masyarakat.

Ia mengatakan, libur Lebaran tahun ini dirasakan seluruh masyarakat Sumut, baik ASN maupun rakyat biasa, dan semua umat beragama. Sehingga akan ada aktivitas mudik, baik antar Sumut maupun dari luar Sumut.

Namun begitu, Edy mengingatkan bahwa Covid-19 belum usai. Karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan mudik agar tidak lengah dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

“Kalau Sumatera Utara tidak jadi masalah, hanya penekanan kepada masyarakat. Covid-19 itu belum usai, jadi tetap lakukan protokol kesehatan,” kata Edy kepada wartawan di Medan, Kamis (7/4).

Menurut Edy, tetap penting untuk menerapkan protokol kesehatan meskipun secara umum tren kasus covid menurun, baik di Sumut maupun nasional. “Jangan selesai kita liburan, nanti jadi dampak,” katanya.

Mantan Pangkostrad ini mengungkapkan, liburan yang cukup panjang ini tidak digunakan masyarakat beragama Islam saja. Tapi, akan seluruh masyarakat yang lain. Ada digunakan untuk pulang kampung juga atau liburan berwisata.

“Jadi, kita tak ada masalah. Tapi posisi kita 33 kabupaten/kota yang diberikan libur di hari itu ini bukan libur hanya orang beragama islam. Kesempatan ini untuk agama apapun akan pulang kampung,” kata Edy.

Disinggung libur Hari Raya Idul Fitri akan mendorong perekonomian di Sumut, menurut Edy, tidak terlalu menonjol. Namun begitu, Edy mengatakan, tidak mempengaruhi kondisi arus mudik di Sumatera Utara ini.

“Berkah ekonomi tidak terlalu menonjol di Sumut ini. Orang pulang kampung memang bawa uang. Tapi, mayoritas orang di sumut itu tidak pulang kampung dia hanya berlibur datang dan pulang. Kita sudah terbiasa seperti itu. Ekonomi juga berjalan biasa. Tidak ada perubahan dengan hari hari biasa,” sebut mantan Pangdam I/BB itu.

Sementara, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut, penambahan angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut masih konsisten menurun. Tercatat pada Rabu (5/4) lalu, hanya terjadi penambahan 18 kasus baru.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis mengatakan, penambahan kasus baru tersebut diperoleh dari 7 kabupaten/kota. Penambahan terbanyak dari Kota Medan 9 kasus dan Simalungun 4 kasus. “Tambah 18 kasus baru terkonfirmasi positif, sehingga akumulasinya menjadi 154.702 kasus,” kata Ismail.

Disebutkannya, penambahan juga terdapat pada angka kematian sebanyak 2 kasus dari Karo (1 kasus) dan Dairi (1 kasus). “Akumulasi angka kematian akibat Covid-19 saat ini 3.237 kasus,” sebut Ismail.

Dia menambahkan, untuk angka kesembuhan turut bertambah yaitu 86 kasus dari 15 kabupaten/kota, dengan penambahan terbanyak dari Medan (26 kasus), Pematangsiantar (15 kasus), dan Dairi (14 kasus). Dari penambahan tersebut, kini akumulasinya berjumlah 150.570 kasus. “Kasus aktif Covid-19 tinggal 895 pasien, jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya 965 pasien,” imbuhnya.

Antusias Ikut Vaksin Meningkat

Sementara, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, jumlah orang yang divaksinasi semakin meningkat setiap harinya setelah pemerintah mewajibkan vaksin booster Covid-19 sebagai syarat perjalanan mudik lebaran. Nadia membeberkan jumlah orang yang divaksin setiap harinya meningkat dua kali lipat dari sebelumnya karena aturan tersebut.

“Terjadi peningkatan yang tadinya sekitar 300-400 ribu sekarang penyuntikan sehari untuk dosis ketiga ini sekitar 700-760 ribu dan terutama di daerah-daerah di mana memang banyak asal pemudik yang kita lihat tren peningkatan,” kata Nadia dalam diskusi di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/42).

Dia menyebut, antusiasme masyarakat ini sangat baik dan diharapkan pada akhir Mei nanti capaian vaksinasi lengkap atau dua dosis bisa mencapai target 70 persen dari total populasi Indonesia. “Kita berharap di akhir Mei itu 70 persen masyarakat kita sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap, tujuannya adalah salah satu syarat yang dikatakan kondisi oleh WHO itu adalah kalau 70 persen masyarakat dari populasinya sudah tervaksinasi,” jelasnya.

Nadia menegaskan, syarat wajib vaksin booster ini tidak merepotkan masyarakat karena dijamin gratis pemerintah demi memberikan perlindungan bagi masyarakat selama masa mudik lebaran.

“Booster ini bukan sesuatu yang merepotkan untuk para pemudik, jadi booster ini adalah salah satu upaya kita untuk meningkatkan proteksi,” tegasnya.

Diketahui, sejauh ini pemerintah telah menyuntikkan 197,216,895 dosis (94.69 persen) vaksin dosis pertama dan 160,935,915 dosis (77.27 persen) vaksin dosis kedua, serta 25,606,528 dosis (12.30 persen) vaksin dosis ketiga kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. (gus/ris/cnbc)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) menyambut baik penetapan libur panjang oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada Lebaran tahun ini, yakni mulai 29 April hingga 6 Mei. Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi pun merespon kebijakan libur panjang tersebut dan berharap, ini menjadi kegembiraan bagi masyarakat.

Ia mengatakan, libur Lebaran tahun ini dirasakan seluruh masyarakat Sumut, baik ASN maupun rakyat biasa, dan semua umat beragama. Sehingga akan ada aktivitas mudik, baik antar Sumut maupun dari luar Sumut.

Namun begitu, Edy mengingatkan bahwa Covid-19 belum usai. Karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan mudik agar tidak lengah dengan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat.

“Kalau Sumatera Utara tidak jadi masalah, hanya penekanan kepada masyarakat. Covid-19 itu belum usai, jadi tetap lakukan protokol kesehatan,” kata Edy kepada wartawan di Medan, Kamis (7/4).

Menurut Edy, tetap penting untuk menerapkan protokol kesehatan meskipun secara umum tren kasus covid menurun, baik di Sumut maupun nasional. “Jangan selesai kita liburan, nanti jadi dampak,” katanya.

Mantan Pangkostrad ini mengungkapkan, liburan yang cukup panjang ini tidak digunakan masyarakat beragama Islam saja. Tapi, akan seluruh masyarakat yang lain. Ada digunakan untuk pulang kampung juga atau liburan berwisata.

“Jadi, kita tak ada masalah. Tapi posisi kita 33 kabupaten/kota yang diberikan libur di hari itu ini bukan libur hanya orang beragama islam. Kesempatan ini untuk agama apapun akan pulang kampung,” kata Edy.

Disinggung libur Hari Raya Idul Fitri akan mendorong perekonomian di Sumut, menurut Edy, tidak terlalu menonjol. Namun begitu, Edy mengatakan, tidak mempengaruhi kondisi arus mudik di Sumatera Utara ini.

“Berkah ekonomi tidak terlalu menonjol di Sumut ini. Orang pulang kampung memang bawa uang. Tapi, mayoritas orang di sumut itu tidak pulang kampung dia hanya berlibur datang dan pulang. Kita sudah terbiasa seperti itu. Ekonomi juga berjalan biasa. Tidak ada perubahan dengan hari hari biasa,” sebut mantan Pangdam I/BB itu.

Sementara, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut, penambahan angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut masih konsisten menurun. Tercatat pada Rabu (5/4) lalu, hanya terjadi penambahan 18 kasus baru.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis mengatakan, penambahan kasus baru tersebut diperoleh dari 7 kabupaten/kota. Penambahan terbanyak dari Kota Medan 9 kasus dan Simalungun 4 kasus. “Tambah 18 kasus baru terkonfirmasi positif, sehingga akumulasinya menjadi 154.702 kasus,” kata Ismail.

Disebutkannya, penambahan juga terdapat pada angka kematian sebanyak 2 kasus dari Karo (1 kasus) dan Dairi (1 kasus). “Akumulasi angka kematian akibat Covid-19 saat ini 3.237 kasus,” sebut Ismail.

Dia menambahkan, untuk angka kesembuhan turut bertambah yaitu 86 kasus dari 15 kabupaten/kota, dengan penambahan terbanyak dari Medan (26 kasus), Pematangsiantar (15 kasus), dan Dairi (14 kasus). Dari penambahan tersebut, kini akumulasinya berjumlah 150.570 kasus. “Kasus aktif Covid-19 tinggal 895 pasien, jumlah ini menurun dibanding hari sebelumnya 965 pasien,” imbuhnya.

Antusias Ikut Vaksin Meningkat

Sementara, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, jumlah orang yang divaksinasi semakin meningkat setiap harinya setelah pemerintah mewajibkan vaksin booster Covid-19 sebagai syarat perjalanan mudik lebaran. Nadia membeberkan jumlah orang yang divaksin setiap harinya meningkat dua kali lipat dari sebelumnya karena aturan tersebut.

“Terjadi peningkatan yang tadinya sekitar 300-400 ribu sekarang penyuntikan sehari untuk dosis ketiga ini sekitar 700-760 ribu dan terutama di daerah-daerah di mana memang banyak asal pemudik yang kita lihat tren peningkatan,” kata Nadia dalam diskusi di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/42).

Dia menyebut, antusiasme masyarakat ini sangat baik dan diharapkan pada akhir Mei nanti capaian vaksinasi lengkap atau dua dosis bisa mencapai target 70 persen dari total populasi Indonesia. “Kita berharap di akhir Mei itu 70 persen masyarakat kita sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap, tujuannya adalah salah satu syarat yang dikatakan kondisi oleh WHO itu adalah kalau 70 persen masyarakat dari populasinya sudah tervaksinasi,” jelasnya.

Nadia menegaskan, syarat wajib vaksin booster ini tidak merepotkan masyarakat karena dijamin gratis pemerintah demi memberikan perlindungan bagi masyarakat selama masa mudik lebaran.

“Booster ini bukan sesuatu yang merepotkan untuk para pemudik, jadi booster ini adalah salah satu upaya kita untuk meningkatkan proteksi,” tegasnya.

Diketahui, sejauh ini pemerintah telah menyuntikkan 197,216,895 dosis (94.69 persen) vaksin dosis pertama dan 160,935,915 dosis (77.27 persen) vaksin dosis kedua, serta 25,606,528 dosis (12.30 persen) vaksin dosis ketiga kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. (gus/ris/cnbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/