TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Koalisi Masyarakat Tapanuli Tengah (KMTT) batal menggelar aksi demo akibat diadang sekelompok massa tak dikenal, saat melakukan iring-iringan dari Jalan Raja Junungan Lubis (Simpang DPRD) menuju Kantor Bupati Tapteng.
Koordinator Aksi, Dennis Simalango menjelaskan, adapun tujuan aksi mereka, yakni ingin menyampaikan penolakan terhadap Pj Bupati Tapteng Elfin Elyas Nainggolan, yang dinilai tidak layak untuk memimpin Kabupaten Tapteng.
“Kami minta kepada Mendagri untuk segera mencopot dan mengevaluasi yang bersangkutan (Pj Bupati Tapteng). Karena dari segi pekerjaan selama 6 bulan ini, kami lihat tidak ada perubahan yang bisa dibuat beliau,” ungkap Dennis.
Menurut Dennis, masih banyak masyarakat Kabuapten Tapteng yang kesulitan mengurus administrasi kependudukan (adminduk), hal paling dasar seorang warga negara untuk mendapatkan haknya, baik e-KTP, Kartu Keluarga, jaminan kesehatan, hingga dana bantuan PKH.
“Terkait bantuan PKH, itu banyak sekali warga yang seharusnya layak, justru tidak mendapat. Dan orang yang tidak layak, malah dapat. Ini kami lihat, kontrolnya tidak ada,” tegasnya.
Pihaknya juga menuding, Elfin tidak mampu menertibkan aparat dan perangkat-perangkat desa untuk mencopot satu gambar ketua partai politik (parpol) di Kabupaten Tapteng, yang ditempel hampir di seluruh rumah-rumah masyarakat.
“Harusnya, beliau sebagai kepala daerah bisa menertibkan ini. Dan sampai saat ini kami temukan, foto-foto mantan pejabat Bupati Tapteng masih terpampang di kantor-kantor dan fasilitas publik yang ada di Tapteng ini,” beber Dennis.
Joko Pranata Situmeang, selaku penanggung jawab dan advokasi massa KMTT, menimpali, pihaknya pun sangat kecewa dengan keadaan di lapangan, terutama terhadap aparat kepolisian.
“Saya memastikan, mahasiswa di Jakarta, dalam waktu dekat akan melakukan aksi di Mabes Polri, meminta kepada Kapolri untuk mengevaluasi Kapolres Tapteng. Saya menjanjikan untuk melakukan aksi di Mabes Polri,” katanya.
Dia juga berjanji, dalam waktu dekat akan menurunkan ribuan masyarakat Kabupaten Tapteng dan akan melewati jalur yang sama saat berunjuk rasa.
“Kami tidak akan mengganti jalur. Jadi saya tegaskan, kami tidak kalah, tapi kami mundur demi harga diri,” jelas Joko.
Joko pun menjelaskan, terkait foto mantan pejabat dan merupakan ketua parpol di Kabupaten Tapteng, seharusnya dimuseumkan. Bukan dipajang di dinas-dinas pemerintahan, tapi ditempatkan di museum, untuk menjelaskan, dia sebagai pendahulu pejabat yang ada di Kabupaten Tapteng.
Orator aksi, Putra, mengapresiasi masyarakat Kabupaten Tapteng yang sudah mau berjuang.
“Hasilnya, mungkin saat ini kecewa. Tapi, mundur satu langkah seperti anak panah, untuk lebih kencang lagi maju ke depan,” pungkasnya. (mag-5/saz)