KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung yang terletak di Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo kembali erupsi, Minggu (6/6) sekitar pukul 23.50 WIB. Namun tinggi kolom abu vulkanik tidak teramati dan terjadi hujan pasir disertai kerikil kecil di sekitar Desa Kutarayat, Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Info yang dihimpun, erupsi ini terekam diseismogram dengan aplitudo maksimum 36 mm dan durasi ± 1 menit 25 detik, dan saat ini Sinabung berada pada Status Level III (Siaga).
Pengamat Gunung Api Sinabung Armen Putra yang dikonfirmasi Senin (7/6) memaparkan, erupsi disertai luncuran awan panas guguran terus menerus terjadi dari pukul 20.37 WIB hingga pukul 23. 50 WIB untuk arah dan jarak awan panas guguran tidak teramati karna tertutup kabut tebal. Terjadi awan panas guguran (APG) Amax:120 durasi 421 detik visual tidak teramati karena gunungn
tertutup kabut. angin ke arah timur. Dia menghimbau masyarakat dan pengunjung wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 Km dari Puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 Km untuk sektor selatan timur dan 4 Km untuk sektor timur utara.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik, mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh,”ujarnya.
Masyarakat yang berada dan bermukim didekat sungai sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin, dan terpantau juga terjadi hujan pasir diseputaran Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran, dan terdengar suara Gemuruh.
Menyebar hingga ke Stabat
Erupsi Gunung Sinabung menyebabkan abu vulkaniknya menyebar hingga ke Stabat, Kabupaten Langkat, yang berjarak sekitar 80 km.
Kepala Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Suranta Sitepu, menceritakan erupsi terjadi antara pukul 03.00 dan 04.00 WIB. “Sangat tebal debu yang sampai ke Langkat ini dan ini baru terjadi tadi beberapa jam saja,” katanya, Senin (7/6/2021). Hampir semua halaman rumah warga di sana diselimuti debu vulkanik Gunung Sinabung. Dia meminta warga memakai masker karena debu yang sangat tebal.
Seperti diketahui, Gunung Sinabung memang sudah berstatus level III atau Siaga sejak 20 Mei 2019. Gunung Sinabung pun kerap mengalami erupsi sejak tahun 2013. Berdasarkan laman resmi PVMBG, letusan terakhir terjadi pada tanggal 9 Juni 2019 dan menghasilkan tinggi kolom erupsi 7.000 meter di atas puncak. Warna kolom abu teramati hitam.
Selanjutnya, melalui rekaman seismograf pada 25 Juli 2020 juga sempat tercatat satu kali gempa hembusan dan tiga kali gempa tektonik lokal.
PVMBG merekomendasikan agar warga maupun pengunjung/wisatawan sekitar Gunung Sinabung tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 kilometer untuk sektor selatan-timur, dan 4 kilometer untuk sektor timur-utara.
Kemudian, jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker saat keluar rumah untuk mengurangi dampak buruk dari abu vulkanik.
Masyarakat juga diminta mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh. (deo/bbs)