26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nelayan Pantai Cermin Tolak Pengerukan Pasir

Foto: SURYA HASIBUAN/SUMUT POS
PROTES: Ratusan nelayan tradisional Pantai Cermin protes beroperasinya kapal pengeruk pasir di Kantor Unit Pelabuhan Pantai Cermin, Kamis (7/9).

SUMUTPOS.CO – Ratusan nelayan kecil yang berdomisili di Pantai Cermin mendemo kantor utama Kesyahbandaran Kelas 1 Pantai Cermin. Massa menuntut agar pengerukan pasir yang dilakukan pengusaha dihentikan, Kamis (7/9).

Menurut massa, mata pencarian nelayan kecil sejak beroperasinya aksi pengerukan pasir di zona tangkap menjadi kecil. Akibatnya, mata pencarian nelayan terganggu. Bahkan, penghasilan nelayan tradisional merosot tajam.

“Kalau pengerukan pasir ini dibiarkan, anak istri kami mau makan apa? Pengerukan pasir ini tidak terjamah hukum. Kami minta aksi pengerukan pasir segera dihentikan. Jangan sampai nelayan bertindak anarkis,” cetus Syaiful dan Anwar, nelayan tradisional yang ikut berorasi.

Syaiful menduga, pasir yang dikeruk di perairan mereka dibawa ke kawasan Pelabuhan Belawan. Sebab, kabarnya ada dermaga yang sedang dibangun.

“Kami bukan mau mengahambat pembangunan, tapi tolong zona perairan kami jangan diganggu. Itu untuk kelangsungan hidup kami serta kelangsungan hidup biota laut,” harap Syaiful sembari mengaku akan terus berunjukrasa ke kantor DPRD Sumut bila tuntutan mereka tak digubris.

Setelah beberapa jam melakukan aksi, akhirnya massa diterima Kepala Unit Pelabuhan Pantai Cermin, Ali Syahbana di kantornya. Ali berjanji akan menyampaikan aspirasi nelayan pada pihak kantor utama Kesyahbandaran Kelas 1 Belawan.

Tak sekedar menyampaikan aspirasi, namun pihak Syahbandar dan petugas KPLP Pantai Cermin juga akan memanggil pihak pengusaha pengeruk pasir serta menghentikan aktifitas pengerukan. Sebab, sangat meresahkan nelayan kecil.

“Kita telah melaporkan ke kantor Pelabuhan di Belawan. Saya berjanji akan mengundang pihak perusahaan secepatnya agar masalah ini dapat diselesaikan,” bilang Ali dihadapan perwakilan nelayan dan Muspika Pantai Cermin.

Sementara, anggota DPRD Sergai Meryanto alias Asom juga mengkritisi beroperasinya kapal keruk karena merusak pesisir pantai. “Terjadi abrasi yang cukup merusak, banyak pohon di pinggiran pantai yang hilang dihantam abrasi. Sehingga merugikan nelayan dan masyarakat setempat,” bilangnya.

Mendengarkan penjelasan pihak Kesyahbandaran Pantai Cermin tersebut, akhirnya ratusan massa nelayan membubarkan diri. Massa nelayan mengancam akan menggelar aksi lebih besar lagi bila tuntutan mereka tak ditanggapi pihak Kesyahbandaran Belawan pada Senin (11/9) depan.

“Petugas Syahbandar Pantai Cermin berjanji akan menyampaikan aspirasi dan tuntutan nelayan pada pihak Kesyahbandaran Belawan. Mereka juga bilang akan mempertemukan pihak pengusaha pengerukan pasir Senin depan,” ungkap Anwar dan Syaiful didampingi para nelayan lainnya, Kamis (7/9) siang.(sur/ala)

 

 

 

 

 

Foto: SURYA HASIBUAN/SUMUT POS
PROTES: Ratusan nelayan tradisional Pantai Cermin protes beroperasinya kapal pengeruk pasir di Kantor Unit Pelabuhan Pantai Cermin, Kamis (7/9).

SUMUTPOS.CO – Ratusan nelayan kecil yang berdomisili di Pantai Cermin mendemo kantor utama Kesyahbandaran Kelas 1 Pantai Cermin. Massa menuntut agar pengerukan pasir yang dilakukan pengusaha dihentikan, Kamis (7/9).

Menurut massa, mata pencarian nelayan kecil sejak beroperasinya aksi pengerukan pasir di zona tangkap menjadi kecil. Akibatnya, mata pencarian nelayan terganggu. Bahkan, penghasilan nelayan tradisional merosot tajam.

“Kalau pengerukan pasir ini dibiarkan, anak istri kami mau makan apa? Pengerukan pasir ini tidak terjamah hukum. Kami minta aksi pengerukan pasir segera dihentikan. Jangan sampai nelayan bertindak anarkis,” cetus Syaiful dan Anwar, nelayan tradisional yang ikut berorasi.

Syaiful menduga, pasir yang dikeruk di perairan mereka dibawa ke kawasan Pelabuhan Belawan. Sebab, kabarnya ada dermaga yang sedang dibangun.

“Kami bukan mau mengahambat pembangunan, tapi tolong zona perairan kami jangan diganggu. Itu untuk kelangsungan hidup kami serta kelangsungan hidup biota laut,” harap Syaiful sembari mengaku akan terus berunjukrasa ke kantor DPRD Sumut bila tuntutan mereka tak digubris.

Setelah beberapa jam melakukan aksi, akhirnya massa diterima Kepala Unit Pelabuhan Pantai Cermin, Ali Syahbana di kantornya. Ali berjanji akan menyampaikan aspirasi nelayan pada pihak kantor utama Kesyahbandaran Kelas 1 Belawan.

Tak sekedar menyampaikan aspirasi, namun pihak Syahbandar dan petugas KPLP Pantai Cermin juga akan memanggil pihak pengusaha pengeruk pasir serta menghentikan aktifitas pengerukan. Sebab, sangat meresahkan nelayan kecil.

“Kita telah melaporkan ke kantor Pelabuhan di Belawan. Saya berjanji akan mengundang pihak perusahaan secepatnya agar masalah ini dapat diselesaikan,” bilang Ali dihadapan perwakilan nelayan dan Muspika Pantai Cermin.

Sementara, anggota DPRD Sergai Meryanto alias Asom juga mengkritisi beroperasinya kapal keruk karena merusak pesisir pantai. “Terjadi abrasi yang cukup merusak, banyak pohon di pinggiran pantai yang hilang dihantam abrasi. Sehingga merugikan nelayan dan masyarakat setempat,” bilangnya.

Mendengarkan penjelasan pihak Kesyahbandaran Pantai Cermin tersebut, akhirnya ratusan massa nelayan membubarkan diri. Massa nelayan mengancam akan menggelar aksi lebih besar lagi bila tuntutan mereka tak ditanggapi pihak Kesyahbandaran Belawan pada Senin (11/9) depan.

“Petugas Syahbandar Pantai Cermin berjanji akan menyampaikan aspirasi dan tuntutan nelayan pada pihak Kesyahbandaran Belawan. Mereka juga bilang akan mempertemukan pihak pengusaha pengerukan pasir Senin depan,” ungkap Anwar dan Syaiful didampingi para nelayan lainnya, Kamis (7/9) siang.(sur/ala)

 

 

 

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/