25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Tarif Angkot di Binjai-Langkat Sudah Naik

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredar penyesuaian tarif baru untuk angkutan umum di Binjai dan Langkat. Hal tersebut terjadi pascapemerintah menaikan harga bahan bakar minyak.

Karena itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Binjai belum mengetahui atas adanya tarif baru untuk angkot tersebut.

Dilihat wartawan dari media sosial (medsos), tarif angkot untuk rute dari Binjai ke sejumlah daerah di Langkat seperti Stabat, Karang Rejo hingga Tandam, menarifkan ongkos sekitaran Rp10 ribu. Umumnya ongkos tarif angkot dari Binjai ke Stabat sebesar Rp5 ribu.

Sekretaris Dishub Kota Binjai, Heny Sitepu ogah berkomentar panjang terkait sopir angkot yang sudah lebih dulu menaikan tarif ongkos. “Padahal belum dirapatkan hal ini (kenaikan tarif angkot),” kata Heny ketika dikonfirmasi, Rabu (7/9).

Disoal tarif angkot sebelum kenaikan BBM, Heny mengaku tidak ingat. “Datanya ada di kantor. Coba kirim apa saja yang mau ditanya, ntar saya jawab melalui WA (WhatsApp),” kata Heny.

Sementara, Pemerintah Kota Binjai mulai membahas sejumlah langkah mengatasi dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan mencegah terjadinya Inflasi lewat giat Forum Group Discusion (FGD) yang berlangsung di lantai 2 Aula balai kota, Selasa (6/9). FGD melibatkan Forkopimda, pimpinan OPD, ,sales Branch Manager Rayon I Medan (Pertamina) Ali Akbar Pelayati, Kepala BPS Kota Binjai Ir. Ida Suswati, Kepala Kantor Pos Yori Gosandi, para pimpinan cabang Bank, tokoh masyarakat, tokoh agama, mahasiswa, pimpinan organda angkutan umum dan pemilik SPBU di kota setempat.

Wali Kota Binjai, H Amir Hamzah mengimbau agar masyarakat tak panik menghadapi situasi kenaikan harga BBM karena Pemda telah menyiapkan sejumlah langkah dan strategi menghadapi dampaknya.

Di samping itu juga, Kemensos telah mengalihkan subsidi ke bantalan sosial berupa BLT yang bakal disalurkan oleh kantor Pos. Pemda setempat pun bakal menggunakan 2 persen APBD untuk pengendalian ancaman inflasi.

“Seperti yang sudah dibahas tadi (FGD), ada beberapa usulan, diantaranya membuka pasar murah dan mengoperasikan Bus Trans Binjai sebanyak 14 unit. Selain itu dalam waktu dekat kita akan meminta seluruh Bank di Binjai untuk menyalurkan bantuan CSR,” jelas Amir.

Untuk sektor pangan, Pemko akan melakukan penanaman bibit cabai mengingat komuditi cabai di Binjai mengalami defisit. “Tim pengendali inflasi daerah (TPID) diharapkan segera mengambil langkah-langkah strategis dan konkrit dalam mengantisipasi inflasi daerah dan menjaga daya beli masyarakat. Di tengah kondisi inflasi yang meningkat, mari kita mengurangi perilaku konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat,” tukas Amir.

Dalam mengurangi beban belanja masyarakat di sektor tranportasi, lanjut dia, pemerintah kota memiliki Bus Trans Binjai yang nantinya akan difungsikan sebagai transportasi gratis bagi masyarakat dan anak sekolah. (ted/azw)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredar penyesuaian tarif baru untuk angkutan umum di Binjai dan Langkat. Hal tersebut terjadi pascapemerintah menaikan harga bahan bakar minyak.

Karena itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Binjai belum mengetahui atas adanya tarif baru untuk angkot tersebut.

Dilihat wartawan dari media sosial (medsos), tarif angkot untuk rute dari Binjai ke sejumlah daerah di Langkat seperti Stabat, Karang Rejo hingga Tandam, menarifkan ongkos sekitaran Rp10 ribu. Umumnya ongkos tarif angkot dari Binjai ke Stabat sebesar Rp5 ribu.

Sekretaris Dishub Kota Binjai, Heny Sitepu ogah berkomentar panjang terkait sopir angkot yang sudah lebih dulu menaikan tarif ongkos. “Padahal belum dirapatkan hal ini (kenaikan tarif angkot),” kata Heny ketika dikonfirmasi, Rabu (7/9).

Disoal tarif angkot sebelum kenaikan BBM, Heny mengaku tidak ingat. “Datanya ada di kantor. Coba kirim apa saja yang mau ditanya, ntar saya jawab melalui WA (WhatsApp),” kata Heny.

Sementara, Pemerintah Kota Binjai mulai membahas sejumlah langkah mengatasi dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan mencegah terjadinya Inflasi lewat giat Forum Group Discusion (FGD) yang berlangsung di lantai 2 Aula balai kota, Selasa (6/9). FGD melibatkan Forkopimda, pimpinan OPD, ,sales Branch Manager Rayon I Medan (Pertamina) Ali Akbar Pelayati, Kepala BPS Kota Binjai Ir. Ida Suswati, Kepala Kantor Pos Yori Gosandi, para pimpinan cabang Bank, tokoh masyarakat, tokoh agama, mahasiswa, pimpinan organda angkutan umum dan pemilik SPBU di kota setempat.

Wali Kota Binjai, H Amir Hamzah mengimbau agar masyarakat tak panik menghadapi situasi kenaikan harga BBM karena Pemda telah menyiapkan sejumlah langkah dan strategi menghadapi dampaknya.

Di samping itu juga, Kemensos telah mengalihkan subsidi ke bantalan sosial berupa BLT yang bakal disalurkan oleh kantor Pos. Pemda setempat pun bakal menggunakan 2 persen APBD untuk pengendalian ancaman inflasi.

“Seperti yang sudah dibahas tadi (FGD), ada beberapa usulan, diantaranya membuka pasar murah dan mengoperasikan Bus Trans Binjai sebanyak 14 unit. Selain itu dalam waktu dekat kita akan meminta seluruh Bank di Binjai untuk menyalurkan bantuan CSR,” jelas Amir.

Untuk sektor pangan, Pemko akan melakukan penanaman bibit cabai mengingat komuditi cabai di Binjai mengalami defisit. “Tim pengendali inflasi daerah (TPID) diharapkan segera mengambil langkah-langkah strategis dan konkrit dalam mengantisipasi inflasi daerah dan menjaga daya beli masyarakat. Di tengah kondisi inflasi yang meningkat, mari kita mengurangi perilaku konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat,” tukas Amir.

Dalam mengurangi beban belanja masyarakat di sektor tranportasi, lanjut dia, pemerintah kota memiliki Bus Trans Binjai yang nantinya akan difungsikan sebagai transportasi gratis bagi masyarakat dan anak sekolah. (ted/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/