Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit menilai Partai NasDem berada dalam posisi yang sulit. Pasalnya, sejumlah petingginya terindikasi terlibat dalam kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial Pemprovsu dan suap hakim PTUN Medan.
“Ini sudah kusut. Bukan hanya ketua dewan kehormatannya, OC Kaligis yang sudah ditetapkan jadi tersangka, tapi juga Ketua Umum Surya Paloh disebut mengatur kasus ini. Bahkan Sekjen Patrice Rio Capella disebut menerima aliran dana,” ujarnya.
Arbi mengatakan, NasDem saat ini masih memiliki kesempatan untuk kembali merebut kepercayaan masyarakat. Asalkan, kader-kader partai pendukung pemerintah itu berani dengan tegas menghukum para elitenya jika nanti terbukti terlibat rasuah.
Dia sejauh ini tidak melihat adanya keberanian dari kader-kader NasDem. “Sejak nama Surya Paloh disebut-sebut partai malah terlihat membela. NasDem justru terkesan melindungi koruptor. Jadi karena sudah kusut begini, lebih baik Partai NasDem membubarkan diri saja,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Arbi mengaku tidak heran jika para petinggi NasDem akhirnya terbukti ikut bermain dalam dua kasus tersebut. Pasalnya, sejak awal sudah tercium partai anyar tersebut ingin menguasai sektor hukum dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi para elitenya.
“Kalau mau diungkapkan saja gerakan untuk menguasai sektor hukum yang bertujuan memanfaatkan hukum dan aparaturnya. Kalau lawan digasak, kawan dilindungi kalau terkait korupsi. Ini seperti preman, kalau setor aman, tidak setor tidak aman,” pungkasnya.