Mendadak Menteri PU Letakkan Batu Pertama
LUBUKPAKAM-Kemarin Menteri Pekerjan Umum (PU), Djoko Kirmanto, melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu sepanjang 17, 8 kilometer. Pembangunan itupun ditargetkan selesai dalam waktu 900 hari kerja. Artinya, baru selesai pada 2015 mendatang.
“Saya pernah janji kalau pembangunan jalan arteri Bandara Kualanamu secepatnya selesai, namun karena ada lambatnya proses pelepasan lahannya, makanya tersendat sendat. Saya malu, soalnya saya pernah janji bahwa pelaksananya segera selesai. Oleh karena itu pembangunan jalan tol ini ke depannya harus sesuai dengan jadwal 900 hari pekerjan. Kalau bisa 800 hari bahkan 700 hari kenapa tidak?” ucap Djoko Kirmanto di Desa Penara Kecamatan Batangkuis, Rabu (7/11), sekitar pukul 11.30 WIB.
Djoko Kirmanto mengaku kegiatan groundbreaking dilakukan secara mendadak. Kepastian acara itu muncul pada Selasa (6/11) sore, saat dirinya usai melaksanakan pelantikan pejabat di lingkungan Kementerian PU. “Sore hari ide ini muncul, lantas saya hubungi Kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Sumut Wijaya Yanto. Lantas pada pukul 10 malam Pak Gubernur dihubungi. Bagi saya lebih cepat lebih bagus, kenapa harus ditunggu-tunggu,” ucapnya dengan tegas.
Selain menyingung kegitan groundbreaking secara mendadak itu, Djoko mengkritik pelaksanan pelepasan lahan akses arteri yang kini masih menyisahkan masalah. Karena masih adanya lahan warga yang belum dibebaskan seperti di Desa Bangunsari, Telagasari, Buntuh Bedimbar dan Dalu X-A Kecamatan Tanjungmorawa. Padahal direncanakan pelaksanan pembangunan itu selesai pada 2012 ini.
Selain itu, Djoko mewarning Pemprovsu agar segera membebaskan lahan untuk pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu yang memiliki panjang 17, 8 Km itu. “Saya minta agar pemerintah setempat sebagai panitia pembebasan lahan agar proaktif, sehingga pelaksanan pekerjan sesuai jadwal,” tegas Djoko.
Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho sempat mengapresiasi acara yang terlaksanan secara mendadak tersebut. Bahkan, Gatot mengcungkan hormat terhadap Menteri PU yang dengan cepat mengelontorkan dana pelaksanan pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu. “Aprisasi kita buat Pak menteri yang bekerja keras sehingga terwujudnya pembangunan jalan Tol Medan-Kualanamu ini,” katanya.
Ketika disinggung soal pelepasan lahan yang kini tersisa 47 persen lagi, Gatot terkesan diplomatis dengan menyatakan bahwa pelepasan lahan itu dengan segera dilakukan. Namun, dia tidak merinci kepemilikan serta permasalahan apa yang menyebabkan terhambatnya pelepasan 47 persen itu. “Iya segeralah kita bebaskan,” kata Gatot.
Groundbreaking dilanjutkan penekanan tombol sirene.
Dengan terdengarnya suara sirene itu, tiga unit alat berat yang berada di lokasi langsung melakukan pembersihan tanaman sawit. Acara ini juga dihadiri Konjen Tiongkok di Medan, Yang Lingzhu, Dirjen PU, Kepala Balai Besar Jalan dan Jembatan Sumut Wijaya Yanto, dan lainnya. Namun, tak seorang pun pejabat Pemkab Deliserdang hadir.
Wijaya Yanto sebagai ketua panitia melaporkan, pelaksanan pembangunan jalan Tol Medan-Kualanamu ini terdiri dari dua bagian. Sektor I yakni sepanjang 10,75 km diawali di kilometer 32 tol Balmera, sisanya dilanjutkan pada sektor II sampai ke Kualanamu. Dengan mengunakan kontruksi pengerasan kaku (rigid pavement) lahan jalan dengan dua arah empat lajur. Nantinya jalan tol tersebut memiliki 7 unit jembatan penyeberangan (overpass), empat buah jalan di bawa jalan tol, lima jembatan bawa, tiga unit gerbang tol, dua tempat istirahat. Pembangunan jalan tol itu menelan biaya Rp1,507 triliun yang sumber dananya pinjaman dari pemerintah Tiongkok.
“Beberapa tahun ini hubungan kemitraan strategis Tiongkok dan Indonesia berkembang secara menyeluruh. Kerja sama ekonomi telah mencapai hasil yang sangat nyata seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang cepat dan pesat. Saya yakin akan semakin banyak pengusaha Tiongkok berinvestasi ke Indonesia,” beber Yang Lingzhu.
Linzhu membeberkan, kerja sama proyek jalan tol ini merupakan salah satu proyek infrastruktur penting hasil pembicaraan pemerintah Indonesia dan Tiongkok pada tahun 2008. Sehingga tak heran, jika pemerintah Tiongkok mengganggap terwujudnya jalan tol ini akan makin mengakrabkan hubungan kerjas ama dua negara. (btr/ari)