29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Dua Kubu Warga Saling Serang

Sengketa Eks HGU PTPN 2

BINJAI- Konflik lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN2 Sei Semayang di Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur kembali bergejolak. Pasalnya, dua kubu warga setempat saling rebutan lahan dan akhirnya saling serang menggunakan batu, Rabu (7/12) sekitar pukul 10.00 WIB.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos di lokasi kejadian menyebutkan, kedua kelompok warga saling serang, ketika satu kelompok warga sedang melakukan penanaman di atas lahan eks HGU PTPN2 Sei Semayang didatangi satu kelompok lainnya.

Saat itulah kelompok warga lain yang diduga sudah ditunggangi pihak ketiga ke lokasi warga yang melakukan penanaman tersebut. Puluhan warga datang dengan berbagai macam senjata tajam seperti, parang, kelewang, cakar, bambu runcing dan sejumlah jenis senjata tajam lainnya.

Anehnya, satu kelompok warga pendatang itu menyuruh warga yang sedang melakukan penanaman segara ke luar dari lahan eks HGU PTPN2 Sei Semayang tersebut. Namun, warga yang melakukan penanaman enggan untuk keluar. Akibatnya kedua kelompok terjadi percekcokan dan berujung bentrokan.

Di lahan itu, kedua kelompok warga itu saling mengejar dengan menggunakan senjata tajam, sedangkan lainnya menyerang dengan menggunakan batu. Konflik itu membuat kemacetan hingga ke Jalan Gajah Mada. Selang beberapa lama kemudian, Polsek Binjai Timur dan Polres Binjai di bantu petugas Arhanud, turun ke lokasi kejadian untuk menghentikan aksi kedua kubu warga tersebut.

Setelah beberapa menit kehadiran petugas, akhirnya situasi menjadi tenang. Apalagi, setelah diamankannya 15 orang warga yang terlibat bentrok serta sejumlah sepeda motor milik warga. Beruntung, dalam aksi itu tidak ada korban jiwa, hanya ada beberapa korban luka lecet dan lebam.

Seorang warga, Sampa (45) mengaku rumahnya rusak akibat peristiwa ini, dan dia sangat tarauma dengan kejadian tersebut. Sebab, tanpa sepengetahuannya dua kelompok warga berlarian ke arah rumahnya dengan membawa senjata tajam.

“Melihat hal itu saya panik dan berusaha menyelamatkan diri serta menantu yang baru melahirkan,” ujar Sampa.
Sementara itu, satu dari belasan warga yang diamankan, Misdiono menerangkan bentrokan itu terjadi karena mereka diserang warga yang juga ingin menguasai lahan eks HGU PTPN2 tersebut. “Memang lahan yang kami kerjai itu tidak ada melibatkan warga setempat. Tetapi, kami membayar warga lain untuk mengerjakan lahan itu,” ujarnya.
Menurut dia, tidak terlibatnya warga dalam pengerjaan lahan eks HGU PTPN 2 itu dikarenakan warga setempat tidak pernah mau diajak bersama-sama memperjuangkan lahannya.

“Masak kami mau diusir ketika menanami di atas lahan eks HGU PTPN2. Ya enak kalilah mereka, sudah tidak mau berjuang begitu lahan ditanami mereka mau menanami juga, parahnya kami mau diusir dari lahan yang telah kami garap. Karena kami ingin bertahan akhirnya terjadilah bentrokan ini,” ucapnya saat ditemui di Mapolres Binjai.
Kapolsek Binjai Timur AKP Ismui ditemui di lokasi kejadian mengatakan, masalah ini memang dipicu pihak lain yang ingin menanami lahan eks HGU PTPN itu.

“Kita akan terus mengantisipasi konflik di daerah yang rawan, dengan cara menjaga dan mengerahkan anggotanya  untuk patroli,” ujar AKP Ismui.

Sebelumnya, puluhan warga yang tergabung dalam kelompok tani Anugrah Tunggurono melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Lurah Mencirim. Kedatangan puluhan warga untuk meminta lurah segara membebaskan warganya yang sudah diamankan di Polres Binjai. Menurut warga penangkapan terhadap satu warga itu sudah menyalahi prosedur. Karena tak menunjukkan surat penangkapan. (dan)

Sengketa Eks HGU PTPN 2

BINJAI- Konflik lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN2 Sei Semayang di Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur kembali bergejolak. Pasalnya, dua kubu warga setempat saling rebutan lahan dan akhirnya saling serang menggunakan batu, Rabu (7/12) sekitar pukul 10.00 WIB.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos di lokasi kejadian menyebutkan, kedua kelompok warga saling serang, ketika satu kelompok warga sedang melakukan penanaman di atas lahan eks HGU PTPN2 Sei Semayang didatangi satu kelompok lainnya.

Saat itulah kelompok warga lain yang diduga sudah ditunggangi pihak ketiga ke lokasi warga yang melakukan penanaman tersebut. Puluhan warga datang dengan berbagai macam senjata tajam seperti, parang, kelewang, cakar, bambu runcing dan sejumlah jenis senjata tajam lainnya.

Anehnya, satu kelompok warga pendatang itu menyuruh warga yang sedang melakukan penanaman segara ke luar dari lahan eks HGU PTPN2 Sei Semayang tersebut. Namun, warga yang melakukan penanaman enggan untuk keluar. Akibatnya kedua kelompok terjadi percekcokan dan berujung bentrokan.

Di lahan itu, kedua kelompok warga itu saling mengejar dengan menggunakan senjata tajam, sedangkan lainnya menyerang dengan menggunakan batu. Konflik itu membuat kemacetan hingga ke Jalan Gajah Mada. Selang beberapa lama kemudian, Polsek Binjai Timur dan Polres Binjai di bantu petugas Arhanud, turun ke lokasi kejadian untuk menghentikan aksi kedua kubu warga tersebut.

Setelah beberapa menit kehadiran petugas, akhirnya situasi menjadi tenang. Apalagi, setelah diamankannya 15 orang warga yang terlibat bentrok serta sejumlah sepeda motor milik warga. Beruntung, dalam aksi itu tidak ada korban jiwa, hanya ada beberapa korban luka lecet dan lebam.

Seorang warga, Sampa (45) mengaku rumahnya rusak akibat peristiwa ini, dan dia sangat tarauma dengan kejadian tersebut. Sebab, tanpa sepengetahuannya dua kelompok warga berlarian ke arah rumahnya dengan membawa senjata tajam.

“Melihat hal itu saya panik dan berusaha menyelamatkan diri serta menantu yang baru melahirkan,” ujar Sampa.
Sementara itu, satu dari belasan warga yang diamankan, Misdiono menerangkan bentrokan itu terjadi karena mereka diserang warga yang juga ingin menguasai lahan eks HGU PTPN2 tersebut. “Memang lahan yang kami kerjai itu tidak ada melibatkan warga setempat. Tetapi, kami membayar warga lain untuk mengerjakan lahan itu,” ujarnya.
Menurut dia, tidak terlibatnya warga dalam pengerjaan lahan eks HGU PTPN 2 itu dikarenakan warga setempat tidak pernah mau diajak bersama-sama memperjuangkan lahannya.

“Masak kami mau diusir ketika menanami di atas lahan eks HGU PTPN2. Ya enak kalilah mereka, sudah tidak mau berjuang begitu lahan ditanami mereka mau menanami juga, parahnya kami mau diusir dari lahan yang telah kami garap. Karena kami ingin bertahan akhirnya terjadilah bentrokan ini,” ucapnya saat ditemui di Mapolres Binjai.
Kapolsek Binjai Timur AKP Ismui ditemui di lokasi kejadian mengatakan, masalah ini memang dipicu pihak lain yang ingin menanami lahan eks HGU PTPN itu.

“Kita akan terus mengantisipasi konflik di daerah yang rawan, dengan cara menjaga dan mengerahkan anggotanya  untuk patroli,” ujar AKP Ismui.

Sebelumnya, puluhan warga yang tergabung dalam kelompok tani Anugrah Tunggurono melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Lurah Mencirim. Kedatangan puluhan warga untuk meminta lurah segara membebaskan warganya yang sudah diamankan di Polres Binjai. Menurut warga penangkapan terhadap satu warga itu sudah menyalahi prosedur. Karena tak menunjukkan surat penangkapan. (dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/