29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

PT KAI Tebingtinggi Rahasiakan Jadwal Penertiban

Rencana Larangan Berdagang di Stasiun KA

TEBINGTINGGI- Sebanyak 350 pedagang asongan yang mencari nafkah di Stasiun PT Kereta Api Indonesia (KAI) Tebingtinggi sangat berharap kepada PT KAI Sumatera Utara untuk dapat berdagang di kerata api (KA) kelas ekonomi. Alasannya, dengan berdagang di lokasi itu mereka menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak mereka.

“Makan kita sehari-hari tergantung dari berjualan di stasiun KA, kalau dilarang berjualan, anak-anak kami mau makan apa dan kemungkinan akan putus sekolah,” kata Lisa (35) kepada Sumut Pos, Selasa (8/1).

Sementara, seorang penumpang Asri (27) warga Kota Tebingtinggi mengaku merasa terganggu dengan kehadiran banyaknya pedagang asongan yang berjualan di gerbong kereta ketika melintasi stasiun KAI Tebingtinggi. “Bising, ketika pada pedagang asongan mulai naik ke gerbong, bahkan para penumpang jika ingin naik jadi terganggu dengan ramainya pedagang asongan,”kata Asri.

Sementara seorang penumpang KA kelas ekonomi, Afrizal (45) bersama keluarganya menuju Kota Medan ketika ditemui di stasiun KAI Tebingtinggi mengatakan bahwa penumpang KA kelas ekonomi masih membutuhkan para pedagang asongan di dalam gerbong kereta. Hal itu menurutnya, karena jikalau para penumpang lapar dan butuh makanan ringan bisa dengan cepat tersedia.

Kepala Stasiun KAI Cabang Kota Tebingtinggi, Arianto Siregar tetap mengatakan bahwa jadwal penertiban pedagang asongan yang berjualan di stasiun KA Tebingtinggi hingga saat ini masih rahasia. “Sifatnya masih rahasia, nanti kalau mau ditertibkan, saya akan hubungi,”bilang Arianto melalui telepon selulernya.

Sementara itu Anggota DPRD Komisi II membidangi pedagang, Ir Pahala Sitorus mengatakan, kita harus berpikir secara sosial kemasyarakat, kalau memang PT KAI mengacu pada Undang-Undang no 23 Tahun 2007 tentang perkerataapian, saya berharap dalam pelaksanaan undang undangnya jalangan terlalu kaku. (mag-3)

Rencana Larangan Berdagang di Stasiun KA

TEBINGTINGGI- Sebanyak 350 pedagang asongan yang mencari nafkah di Stasiun PT Kereta Api Indonesia (KAI) Tebingtinggi sangat berharap kepada PT KAI Sumatera Utara untuk dapat berdagang di kerata api (KA) kelas ekonomi. Alasannya, dengan berdagang di lokasi itu mereka menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak mereka.

“Makan kita sehari-hari tergantung dari berjualan di stasiun KA, kalau dilarang berjualan, anak-anak kami mau makan apa dan kemungkinan akan putus sekolah,” kata Lisa (35) kepada Sumut Pos, Selasa (8/1).

Sementara, seorang penumpang Asri (27) warga Kota Tebingtinggi mengaku merasa terganggu dengan kehadiran banyaknya pedagang asongan yang berjualan di gerbong kereta ketika melintasi stasiun KAI Tebingtinggi. “Bising, ketika pada pedagang asongan mulai naik ke gerbong, bahkan para penumpang jika ingin naik jadi terganggu dengan ramainya pedagang asongan,”kata Asri.

Sementara seorang penumpang KA kelas ekonomi, Afrizal (45) bersama keluarganya menuju Kota Medan ketika ditemui di stasiun KAI Tebingtinggi mengatakan bahwa penumpang KA kelas ekonomi masih membutuhkan para pedagang asongan di dalam gerbong kereta. Hal itu menurutnya, karena jikalau para penumpang lapar dan butuh makanan ringan bisa dengan cepat tersedia.

Kepala Stasiun KAI Cabang Kota Tebingtinggi, Arianto Siregar tetap mengatakan bahwa jadwal penertiban pedagang asongan yang berjualan di stasiun KA Tebingtinggi hingga saat ini masih rahasia. “Sifatnya masih rahasia, nanti kalau mau ditertibkan, saya akan hubungi,”bilang Arianto melalui telepon selulernya.

Sementara itu Anggota DPRD Komisi II membidangi pedagang, Ir Pahala Sitorus mengatakan, kita harus berpikir secara sosial kemasyarakat, kalau memang PT KAI mengacu pada Undang-Undang no 23 Tahun 2007 tentang perkerataapian, saya berharap dalam pelaksanaan undang undangnya jalangan terlalu kaku. (mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/