26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Gubsu Edy Rahmayadi Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Labura

Bangun Infrastruktur, Segera Relokasi Rumah Penduduk

TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi, bersama Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Untung Budiarto, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis meninjau lokasi banjir bandang di Labura, Rabu (8/1).
TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi, bersama Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Untung Budiarto, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis meninjau lokasi banjir bandang di Labura, Rabu (8/1).

LABURA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meninjau lokasi banjir bandang yang terjadi di Desa Pematang dan Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Turut serta Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Untung Budiarto, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubisn

BERANGKAT menggunakan helikopter, Gubernur dan rombongan take off dari Helipad Lapangan Markas Kodam I/BB, Jalan Gatot Subroto, Medan, Rabu (8/1). Tiba dan mendarat di Lapangan SD Negeri Pematang, Labura, Gubernur disambut Bupati Labura Kharuddin Syah Sitorus dan Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi.

Menyapa masyarakat dan siswa SD yang juga ikut menyambut, Gubernur dan rombongan kemudian bergerak meninjau lokasi menuju Dusun Siria-ria, Desa Pematang, Kecamatan NA IX-X. Kehadiran Edy disambut antusias masyarakat korban bencana. Ibarat bertemu orang tua, mereka meluapkan keluhan dan meminta bantuan.

“Pertama-tama, saya mengucapkan keprihatinan mendalam untuk peristiwa yang kalian alami. Kalian harus tabah dan kuat. Kita akan segera lakukan pemulihan, apa yang telah rusak akibat banjir ini akan segera kita tata. Jangan khawatir dan senantiasa sabar kalian,” ucap Edy Rahmayadi menenangkan dan memotivasi masyarakat.

Edy juga mengingatkan agar hal ini menjadi pembelajaran bersama agar tidak membangun rumah di Daerah Aliran Sungai (DAS). Kemudian, sungai harus dijaga kelestariannya dengan tidak membuang sampah ke sungai atau menebang pohon di sekitar sungai. “Karena pepohonan itu mampu mengendalikan banjir,” tuturnya.

Adapun beberapa harapan yang disampaikan masyarakat, yakni penataan kembali infrastruktur jalan yang rusak, perkebunan kecil masyarakat seperti sawit, karet, persawahan dan merelokasi rumah-rumah warga.

Usai berdialog dan mendengarkan curahan hati masyarakat, Edy saat diwawancara mengatakan akan segera mengambil langkah, khususnya memenuhi permintaan dan harapan masyarakat. Di antaranya merelokasi rumah-rumah warga yang tinggal di DAS, mengganti tanaman-tanaman yang rusak, seperti sawah, sawit, karet dan lainnya diberikan ganti bibit. Kemudian, pemasangan bronjong-bronjong untuk wilayah-wilayah longsor.

“Ada sekitar 27 KK yang akan direlokasi ke tempat yang aman. Bupati siapkan lahan dan kita bangun rumah. Infrastruktur yang rusak juga akan kita benahi. Kita mendapat bantuan dari Kementerian PUPR sebanyak Rp40 Miliar,” jelas Edy.

Bupati Labura Kharuddin Syah Sitorus menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan dan perhatian gubernur. Bersama Pemprov Sumut, kata Khairuddin, koordinasi dan sinergi terkait upaya pemulihan akan terus dilakukan. “Kita akan terus berupaya agar pemulihan bisa berlangsung cepat dan situasi normal kembali, kita minta doa dan dukungan dari seluruh pihak,” ucapnya.

Diketahui, Banjir bandang terjadi telah melanda Desa Pematang dan Desa Hatapang di Kecamatan Na IX-X. Peristiwa terjadi pada Minggu (29/12/2019) dini hari. Saat itu sebanyak 36 unit rumah hanyut, sejumlah jembatan dan lahan persawahan rusak dihantam kayu-kayu gelondongan serta batu yang terbawa banjir bandang.

Bukan karena Ilegal Logging

Usai meninjau lokasi banjir bandang di Labura, kepada wartawan di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Edy Rahmayadi menegaskan, terjadinya banjir bandang tersebut bukan karena dipicu ilegal logging.

Mantan Pangkostrad itu menegaskan, banjir bandang Labura adalah musibah alam. Dijelaskannya, ada tebing gunung yang longsor. “Clear pantauannya, yang orang bilang ada ilegal logging segala macam, tidak. Itu ada tebing gunung longsor. Saya tadi terbang bersama Kasdam dan Wakapolda, kita saksikan. Benar, kita foto dan tidak ada ilegal loging, memang itu musibah alam,” sebut Edy.

Gubsu juga membantah adanya indikasi perusahaan di daerah itu merusak hutan, sebagaimana dituding masyarakat sekitar . “Ada PT Labura Indah, yang dikerjai juga baru pertama di situ dan posisinya bukan di atas. Dia memang akan mengganti tanamannya. Itu diizinkan secara hukum, ada dan legilasitas kok. Saya lihat dari atas, tidak pengaruh itu menjadikan banjir bandang, nggak,” jelasnya.

Edy juga meluruskan, tidak benar ada kayu-kayu berjatuhan saat peristiwa banjir bandang itu. “Tidak ada kayu, yang ada kayu-kayu tua yang sudah lapuk, dan tidak ada bagian yang ditebang-tebang juga tidak ada dan hutan di situ hutannya bukan kayu-kayu bagus nggak, hutan apa dia, kalau orang mau ilegal logging di situ rugilah itu,” sebutnya.

Sebelumnyasudah santer di masyarakat, khususnya masyarakat Labuhan Batu yang menuding perusahaan (PT LBI), adalah biang kerok pengrusakan hutan di Labura. Di grup facebook Gemala Raya sejauh ini, tudingan terhadap LBI itu terus disuarakan netizen. (prn)

Bangun Infrastruktur, Segera Relokasi Rumah Penduduk

TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi, bersama Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Untung Budiarto, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis meninjau lokasi banjir bandang di Labura, Rabu (8/1).
TINJAU: Gubsu Edy Rahmayadi, bersama Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Untung Budiarto, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis meninjau lokasi banjir bandang di Labura, Rabu (8/1).

LABURA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meninjau lokasi banjir bandang yang terjadi di Desa Pematang dan Desa Hatapang, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). Turut serta Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Untung Budiarto, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, dan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubisn

BERANGKAT menggunakan helikopter, Gubernur dan rombongan take off dari Helipad Lapangan Markas Kodam I/BB, Jalan Gatot Subroto, Medan, Rabu (8/1). Tiba dan mendarat di Lapangan SD Negeri Pematang, Labura, Gubernur disambut Bupati Labura Kharuddin Syah Sitorus dan Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi.

Menyapa masyarakat dan siswa SD yang juga ikut menyambut, Gubernur dan rombongan kemudian bergerak meninjau lokasi menuju Dusun Siria-ria, Desa Pematang, Kecamatan NA IX-X. Kehadiran Edy disambut antusias masyarakat korban bencana. Ibarat bertemu orang tua, mereka meluapkan keluhan dan meminta bantuan.

“Pertama-tama, saya mengucapkan keprihatinan mendalam untuk peristiwa yang kalian alami. Kalian harus tabah dan kuat. Kita akan segera lakukan pemulihan, apa yang telah rusak akibat banjir ini akan segera kita tata. Jangan khawatir dan senantiasa sabar kalian,” ucap Edy Rahmayadi menenangkan dan memotivasi masyarakat.

Edy juga mengingatkan agar hal ini menjadi pembelajaran bersama agar tidak membangun rumah di Daerah Aliran Sungai (DAS). Kemudian, sungai harus dijaga kelestariannya dengan tidak membuang sampah ke sungai atau menebang pohon di sekitar sungai. “Karena pepohonan itu mampu mengendalikan banjir,” tuturnya.

Adapun beberapa harapan yang disampaikan masyarakat, yakni penataan kembali infrastruktur jalan yang rusak, perkebunan kecil masyarakat seperti sawit, karet, persawahan dan merelokasi rumah-rumah warga.

Usai berdialog dan mendengarkan curahan hati masyarakat, Edy saat diwawancara mengatakan akan segera mengambil langkah, khususnya memenuhi permintaan dan harapan masyarakat. Di antaranya merelokasi rumah-rumah warga yang tinggal di DAS, mengganti tanaman-tanaman yang rusak, seperti sawah, sawit, karet dan lainnya diberikan ganti bibit. Kemudian, pemasangan bronjong-bronjong untuk wilayah-wilayah longsor.

“Ada sekitar 27 KK yang akan direlokasi ke tempat yang aman. Bupati siapkan lahan dan kita bangun rumah. Infrastruktur yang rusak juga akan kita benahi. Kita mendapat bantuan dari Kementerian PUPR sebanyak Rp40 Miliar,” jelas Edy.

Bupati Labura Kharuddin Syah Sitorus menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan dan perhatian gubernur. Bersama Pemprov Sumut, kata Khairuddin, koordinasi dan sinergi terkait upaya pemulihan akan terus dilakukan. “Kita akan terus berupaya agar pemulihan bisa berlangsung cepat dan situasi normal kembali, kita minta doa dan dukungan dari seluruh pihak,” ucapnya.

Diketahui, Banjir bandang terjadi telah melanda Desa Pematang dan Desa Hatapang di Kecamatan Na IX-X. Peristiwa terjadi pada Minggu (29/12/2019) dini hari. Saat itu sebanyak 36 unit rumah hanyut, sejumlah jembatan dan lahan persawahan rusak dihantam kayu-kayu gelondongan serta batu yang terbawa banjir bandang.

Bukan karena Ilegal Logging

Usai meninjau lokasi banjir bandang di Labura, kepada wartawan di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Edy Rahmayadi menegaskan, terjadinya banjir bandang tersebut bukan karena dipicu ilegal logging.

Mantan Pangkostrad itu menegaskan, banjir bandang Labura adalah musibah alam. Dijelaskannya, ada tebing gunung yang longsor. “Clear pantauannya, yang orang bilang ada ilegal logging segala macam, tidak. Itu ada tebing gunung longsor. Saya tadi terbang bersama Kasdam dan Wakapolda, kita saksikan. Benar, kita foto dan tidak ada ilegal loging, memang itu musibah alam,” sebut Edy.

Gubsu juga membantah adanya indikasi perusahaan di daerah itu merusak hutan, sebagaimana dituding masyarakat sekitar . “Ada PT Labura Indah, yang dikerjai juga baru pertama di situ dan posisinya bukan di atas. Dia memang akan mengganti tanamannya. Itu diizinkan secara hukum, ada dan legilasitas kok. Saya lihat dari atas, tidak pengaruh itu menjadikan banjir bandang, nggak,” jelasnya.

Edy juga meluruskan, tidak benar ada kayu-kayu berjatuhan saat peristiwa banjir bandang itu. “Tidak ada kayu, yang ada kayu-kayu tua yang sudah lapuk, dan tidak ada bagian yang ditebang-tebang juga tidak ada dan hutan di situ hutannya bukan kayu-kayu bagus nggak, hutan apa dia, kalau orang mau ilegal logging di situ rugilah itu,” sebutnya.

Sebelumnyasudah santer di masyarakat, khususnya masyarakat Labuhan Batu yang menuding perusahaan (PT LBI), adalah biang kerok pengrusakan hutan di Labura. Di grup facebook Gemala Raya sejauh ini, tudingan terhadap LBI itu terus disuarakan netizen. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/