26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kebut Homestay, Digitalkan Danau Toba dengan ITX

Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Target dari Kemenpar Triwulan I di Kawasan Danau Toba adalah 60 unit terbangun rumah wisata baru maupun Homestay yang sudah siap ditawarkan kepada wisatawan,” beber Dadang.

Di acara tersebut, Tim Percepatan Homestay bersama Deputi PDIP dan BOPKDT juga melakukan survei dan observasi ke lokasi-lokasi lahan yang siap bangun serta homestay yang siap direvitalisasi ke Muara, Pulo Sibandang Tapanuli Utara, sipinsur Humbang Hasundutan, Desa Sigapiton Toba Samosir dan Huta Tinggi serta Hutabalian Samosir dari 6 hingga 8 Februari 2017.

Kemenpar menyambut positif atas apa yang dilakukan para pelaku pariwisata di area destinasi prioritas yang biasa disebut dengan 10 Bali Baru.

Menurut Dadang, antusiasme para pelaku bisnis dan stakeholders kepariwisataan di mana pun berada itu akan membuat pariwisata Indonesia semakin moncer.

Dadang mengatakan, travel xchange dan data werehouse ini sudah teruji di Australia.

Negara tersebut memiliki Travel Xchange Australia (TXA), selama lebih dari sepuluh tahun. ”Dan Pak Arief Yahya terus melakukan ini untuk membangun selling digital platform,” kata Dadang.

Digitalisasi ini sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat, public akan semakin dominan dan familiar dengan digital dalam semua aspek.

“Karena memang sekarang sudah eranya, sudah zamannya. Mau tidak mau akan ikut semua,” katanya.

Kemenpar juga menggunakan digital media, baik untuk looking, booking sampai payment. Look itu seperti Google, Baidu di China, TripAdvisor dan Ctrip. Untuk booking juga dengan Booking.Com, Ctrip, Alitrip, Traveloka dan lainnya.

Sedangkan payment-nya sudah menggunakan Paypal, Alipay, Amazon, dan lainnya.

TripAdvisor yang digunakan oleh travellers di seluruh dunia (kecuali China, red), untuk real time reviews atas semua hal yang ditemukan di lapangan. Selain itu, industry Pariwisata itu menuju pada Online Travel Agent (OTA).

Ada 63 persen wisatawan di seluruh dunia itu sudah searching, booking dan payment dengan cara online. Lalu 50 persen OTA itu bisa diakses dengan berbagai alat, atau multi devices.

Apa keuntungan menggunakan teknologi dan platform ITX tersebut? Pertama, akses produk-produk lebih beragam, lebih luas, real time, lebih responsive, kreatif, dan interaktif.

Kedua, para supplier akan mendapatkan akses ke Pasar Global. Bisa bertransaksi dengan buyers dunia, dalam satu platform. Kapan lagi punya akses dengan Ctrip.Com, Musafir.Com, Traveloka.Com. Selain itu dengan ITX, bisa memanage low season, yang menjadi problem paling mendasar dalam marketing pariwisata. Kalau di musim liburan, dengan marketing yang sederhana saja, bisa diatasi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Target dari Kemenpar Triwulan I di Kawasan Danau Toba adalah 60 unit terbangun rumah wisata baru maupun Homestay yang sudah siap ditawarkan kepada wisatawan,” beber Dadang.

Di acara tersebut, Tim Percepatan Homestay bersama Deputi PDIP dan BOPKDT juga melakukan survei dan observasi ke lokasi-lokasi lahan yang siap bangun serta homestay yang siap direvitalisasi ke Muara, Pulo Sibandang Tapanuli Utara, sipinsur Humbang Hasundutan, Desa Sigapiton Toba Samosir dan Huta Tinggi serta Hutabalian Samosir dari 6 hingga 8 Februari 2017.

Kemenpar menyambut positif atas apa yang dilakukan para pelaku pariwisata di area destinasi prioritas yang biasa disebut dengan 10 Bali Baru.

Menurut Dadang, antusiasme para pelaku bisnis dan stakeholders kepariwisataan di mana pun berada itu akan membuat pariwisata Indonesia semakin moncer.

Dadang mengatakan, travel xchange dan data werehouse ini sudah teruji di Australia.

Negara tersebut memiliki Travel Xchange Australia (TXA), selama lebih dari sepuluh tahun. ”Dan Pak Arief Yahya terus melakukan ini untuk membangun selling digital platform,” kata Dadang.

Digitalisasi ini sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat, public akan semakin dominan dan familiar dengan digital dalam semua aspek.

“Karena memang sekarang sudah eranya, sudah zamannya. Mau tidak mau akan ikut semua,” katanya.

Kemenpar juga menggunakan digital media, baik untuk looking, booking sampai payment. Look itu seperti Google, Baidu di China, TripAdvisor dan Ctrip. Untuk booking juga dengan Booking.Com, Ctrip, Alitrip, Traveloka dan lainnya.

Sedangkan payment-nya sudah menggunakan Paypal, Alipay, Amazon, dan lainnya.

TripAdvisor yang digunakan oleh travellers di seluruh dunia (kecuali China, red), untuk real time reviews atas semua hal yang ditemukan di lapangan. Selain itu, industry Pariwisata itu menuju pada Online Travel Agent (OTA).

Ada 63 persen wisatawan di seluruh dunia itu sudah searching, booking dan payment dengan cara online. Lalu 50 persen OTA itu bisa diakses dengan berbagai alat, atau multi devices.

Apa keuntungan menggunakan teknologi dan platform ITX tersebut? Pertama, akses produk-produk lebih beragam, lebih luas, real time, lebih responsive, kreatif, dan interaktif.

Kedua, para supplier akan mendapatkan akses ke Pasar Global. Bisa bertransaksi dengan buyers dunia, dalam satu platform. Kapan lagi punya akses dengan Ctrip.Com, Musafir.Com, Traveloka.Com. Selain itu dengan ITX, bisa memanage low season, yang menjadi problem paling mendasar dalam marketing pariwisata. Kalau di musim liburan, dengan marketing yang sederhana saja, bisa diatasi.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/