Digitalisasi ini sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat, public akan semakin dominan dan familiar dengan digital dalam semua aspek.
“Karena memang sekarang sudah eranya, sudah zamannya. Mau tidak mau akan ikut semua,” katanya.
Kemenpar juga menggunakan digital media, baik untuk looking, booking sampai payment. Look itu seperti Google, Baidu di China, TripAdvisor dan Ctrip. Untuk booking juga dengan Booking.Com, Ctrip, Alitrip, Traveloka dan lainnya.
Sedangkan payment-nya sudah menggunakan Paypal, Alipay, Amazon, dan lainnya.
TripAdvisor yang digunakan oleh travellers di seluruh dunia (kecuali China, red), untuk real time reviews atas semua hal yang ditemukan di lapangan. Selain itu, industry Pariwisata itu menuju pada Online Travel Agent (OTA).
Ada 63 persen wisatawan di seluruh dunia itu sudah searching, booking dan payment dengan cara online. Lalu 50 persen OTA itu bisa diakses dengan berbagai alat, atau multi devices.
Apa keuntungan menggunakan teknologi dan platform ITX tersebut? Pertama, akses produk-produk lebih beragam, lebih luas, real time, lebih responsive, kreatif, dan interaktif.
Kedua, para supplier akan mendapatkan akses ke Pasar Global. Bisa bertransaksi dengan buyers dunia, dalam satu platform. Kapan lagi punya akses dengan Ctrip.Com, Musafir.Com, Traveloka.Com. Selain itu dengan ITX, bisa memanage low season, yang menjadi problem paling mendasar dalam marketing pariwisata. Kalau di musim liburan, dengan marketing yang sederhana saja, bisa diatasi.
Tapi di low season, mereka harus membuat paket-paket yang hebat dan tidak bisa ditolak oleh customers. Keuntungan lain adalah free standard website development, free booking system, free asistensi Digital Marketing oleh ITX. (jos/jpnn)