MADINA- Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Utara, Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho menyerahkan bantuan kepada korban banjir di kawasan Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Bantuan diserahkan, Rabu (7/3) dam disambut antusias para korban banjir bandang Madina.
Penyerahan bantuan itu dilakukan sekaligus kunjungannya dalam kegiatan supervisi di Madina. Bantuan yang disampaikan berupa selimut, pakaian, makanan pendamping air susu ibu (MP ASI), perlengkapan Peralatan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti sikat dan pasta gigi, serta makanan tambahan bagi anak sekolah dan ibu hamil.
Sutias mengharapkan, para korban banjir, khususnya anak-anak dan kaum ibu dapat tetap terjaga kesehatannya meskipun berada dalam lingkungan yang belum nyaman seperti sedia kala.
Dalam kesempatan itu, Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho sempat berdialog dengan masyarakat para korban banjir. Kepada para korban banjir, dia berharap bencana banjir yang menimpa warga masyarakat di empat desa bukanlah sesuatu yang harus disesalkan terus menerus.
“Tak ada gunanya kita sesali terus menerus, tapi yakinlah dibalik bencana yang menimpa, ada hikmah yang dapat dipetik,” ungkapnya.
Sutias mengajak masyarakat bangkit kembali menata kehidupan demi masa depan yang lebih baik. Bencana harus disikapi dengan semangat menjaga lingkungan hidup untuk kehidupan kita dan anak cucu kelak.
“Mulai hari ini, mari kita semua menjaga kelestarian alam, saling mendukung, menjaga dan mengingatkan agar tidak menebang hutan sembarangan,” kata Sutias. Di samping itu, isteri dari Plt Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho mengimbau agar masyarakat selalu menggiatkan gotong royong sehingga parit-parit tidak tersumbat dan air dapat mengalir dengan lancar.
Untuk diketahui, banjir melanda 10 desa di Kecamatan Panyabungan, Minggu 26 Februari 2012 malam, akibatnya ratusan rumah terendam dan seribuan warga di Kecamatan Panyabungan Kota, Mandina terpaksa mengungsi.
Adapun desa yang dilanda banjir bandang tersebut, Desa Gunung Manaon, Desa Pagaran Tonga dan Desa Manyabar dan Gunung Tua. Air yang bersumber dari hulu sungai, menghantam kediaman warga dan mengakibatkan sejumlah infrastruktur di wilayah itu rusak. Satu diantaranya adalah jembatan yang terletak di atas Sungai Aek Rantopuran, Desa Gunung Tua. (ril/ari)