Guru dan Siswa Gagal Demo
SIANTAR- Untuk sekian kalinya, siswa dan guru SMK Negeri 3 Pematangsiantar kembali turun ke jalan, Jumat (8/4). Tuntutannya sama yakni meminta kepala SMK Negeri 3 segera diganti. Sebelum aksi, siswa dan guru mengambil titik kumpul di Lapangan Haji Adam Malik Siantar.
Menurut salah seorang siswa, mereka unjuk rasa di rumah dinas Wali Kota Pematangsiantar. “Buk Kartini belum dicopot, makanya kita demo lagi. Kali ini kami demonya ke rumah Dinas Wali Kota,” ujarnya.
Sialnya, aksi itu tidak terwujud. Menurut Rindu Marpaung, guru SMK Negeri 3, perwakilan guru sudah pergi menuju rumah dinas Wali Kota, sehingga siswa harus menunggu di Balai Bolon yang ada di lapangan itu, menunggu hasil pertemuan guru-guru dengan Wali Kota. “Wali Kota meminta perwakilan guru ke rumah dinas,” kata Rindu menyebut perwakilan guru sudah pergi ke rumah dinas untuk menemui wali kota.
Saat perwakilan guru berada di rumah dinas, siswa tetap berdiam diri di Balai Bolon Lapangan Adam Malik. Setelah menunggu sekitar satu setengah jam, perwakilan guru itu kemudian datang dengan hasil yang tidak menyenangkan. Menurut Henry Tampubolon, perwakilan guru yang turut hadir ke rumah dinas mengatakan mereka tidak bertemu dengan Wali Kota Hulman Sitorus SE, melainkan hanya berdialog dengan Daniel Siregar Kabag Humas, Masyur Sinaga Sekretaris Disdik Siantar, Sofian Purba Kakan Satpol dan pihak Kepolisian Polresta Siantar.
Kata Henry, dia berupaya untuk mengajak rekan-rekannya untuk tidak melakukan dialog dengan orang-orang tersebut. “Kalau ngomong sama orang itu, sudah tahu kita apa yang mau mereka bilang. Kita mau jawaban Wali Kota, bukan kata mereka,” katanya, sembari menyesalkan pertemuan itu. Menurut dia, mau tidak mau, keputusan yang diambil dalam pertemuan itu terpaksa diikutkan, sebab sudah menjadi kesepakatan.
“Kesepakatannya, kita disuruh menunggu sampai pelaksanaan UN selesai,” kata Henry menyebut pertemuan itu cukup alot. Kata dia, Eliakim yang mengatasnamakan dirinya sebagai staf khusus Wali Kota Hulman Sitorus, menjamin Kartini akan dicopot setelah pelaksanaan UN selesai. Alasan penundaan itu, lanjut dia, dilakukan mengingat Kartini merupakan Ketua Rayon sekolah untuk pelaksanaan UN di Siantar, yang SK-nya sudah ditandatangani Pemprovsu.
Sebelumnya, merasa tidak ada kejelasan dan jenuh menunggu, akhirnya siswa membubarkan diri satu persatu. Menurut seorang siswa, dirinya menyesalkan aksi itu tidak jadi dilakukan, terlebih karena jenuh mengunggu hal tidak pasti. “Kita ke sini mau demo, bukan mau duduk-duduk. Entah ngapain berlama-lama di sini,” ujarnya.
Sementara itu, karena tidak menghadiri pertemuan untuk membahas persolan SMK N 3 Siantar, Saud Simanjuntak Wakil Ketua Komisi II DPRD Siantar menuding Disdik Siantar telah melecehkan lembaga DPRD.
Pernyataan itu disampaikan Saud kepada Mansyur Sinaga selaku Sekretaris Disdik Siantar, saat melaksanakan rapat koordinasi pembahasan permasalahan yang timbul di SMK N 3 Siantar, Jumat (8/4), di ruang rapat DPRD Siantar.
“Sudah dua kali pertemuan ini tertunda, selalu Disdik yang menjadi masalah,” katanya, sembari mengatakan Disdik terkesan tidak peduli dengan penyelesaian persoalan yang terjadi di SMK N 3 Siantar. (mag-1/smg)