32.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Petani Demo PT Masra Blok

BINJAI- Setahun sudah pihak PT Masra Blok berusaha di Dusun V, Desa Tanjungmerahe, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat. Namun bukan keuntungan yang diperoleh warga, melainkan penderitaan panjang disebabkan ditutupnya aliran Sungai Brahrang yang bermuara ke Sungai Bangkatan yang menjadi satu-satu akses tali air bagi sawah warga.

Tak tahan dengan kondisi itu, sedikitnya 33 Kepala Keluarga (KK) yang sehari-hari berprofesi sebagai petani, mendatangi perusahaan pembuat bahan material beton itu untuk meminta pertanggungjawaban pihak perusahaan, Senin (8/4).

Melihat kerumunan massa, pihak keamanan setempat mengarahkan warga untuk duduk bersama dengan pihak perusahaan di rumah Kepala Desa Tanjungmerahe Johanes Sitepu. Dari pihak perusahaan sendiri, dihadiri  Manajer PT Masra Blok Tomy.

Saat pertemuan berlangsung, Pendi Sitepu, selaku juru bicara warga mengatakan, sangat tidak wajar pihak perusahaan menutup aliran sungai ke tali air persawahan warga, karena dapat meng ancam kehidupan petani. Jadi seolah-olah pihak perusahaan ingin menang sendiri. Padahal, sudah seharusnya mereka (PT Masra Beton,red) memberi manfaat kepada masyarakat di sekitar perusahaan.

“Memang benar mereka sudah membeli tanah di sana, tapi kenapa aliran sungainya ditutup, jadi sawah warga menjadi kering dan gagal panen. Padahal, dari tahun ke tahun sungai ini selalu mengaliri sawah kami,” terang Pendi.

Dia pun berharap, pemerintah daerah setempat untuk melihat langsung kondisi warga yang menderita akibat ditutupnya aliran sungai. Dan dia pun meminta pihak perusahaan untuk kembali membuka aliran air sungai agar sawah warga bias digunakan disaat kemarau seperti saat ini.
Sementara itu, pihak perusahaan mengaku, areal yang mereka timbun atau tutup, sudah dibeli dari warga, sehingga mereka berhak menutup tali air yang berada diareal usahanya tersebut. Pun demikian, mereka akan memikirkan terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pihak direksi di kantor pusat di Jalan Binjai-Medan KM 16 untuk membuka kembali aliran sungai dimaksud.

“Kami akan berkordinasi dulu ke kantor pusat, karena lokasi tempat kami memproduksi material, sudah kami bayar dari warga,” kata Tomy. (ndi)

BINJAI- Setahun sudah pihak PT Masra Blok berusaha di Dusun V, Desa Tanjungmerahe, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat. Namun bukan keuntungan yang diperoleh warga, melainkan penderitaan panjang disebabkan ditutupnya aliran Sungai Brahrang yang bermuara ke Sungai Bangkatan yang menjadi satu-satu akses tali air bagi sawah warga.

Tak tahan dengan kondisi itu, sedikitnya 33 Kepala Keluarga (KK) yang sehari-hari berprofesi sebagai petani, mendatangi perusahaan pembuat bahan material beton itu untuk meminta pertanggungjawaban pihak perusahaan, Senin (8/4).

Melihat kerumunan massa, pihak keamanan setempat mengarahkan warga untuk duduk bersama dengan pihak perusahaan di rumah Kepala Desa Tanjungmerahe Johanes Sitepu. Dari pihak perusahaan sendiri, dihadiri  Manajer PT Masra Blok Tomy.

Saat pertemuan berlangsung, Pendi Sitepu, selaku juru bicara warga mengatakan, sangat tidak wajar pihak perusahaan menutup aliran sungai ke tali air persawahan warga, karena dapat meng ancam kehidupan petani. Jadi seolah-olah pihak perusahaan ingin menang sendiri. Padahal, sudah seharusnya mereka (PT Masra Beton,red) memberi manfaat kepada masyarakat di sekitar perusahaan.

“Memang benar mereka sudah membeli tanah di sana, tapi kenapa aliran sungainya ditutup, jadi sawah warga menjadi kering dan gagal panen. Padahal, dari tahun ke tahun sungai ini selalu mengaliri sawah kami,” terang Pendi.

Dia pun berharap, pemerintah daerah setempat untuk melihat langsung kondisi warga yang menderita akibat ditutupnya aliran sungai. Dan dia pun meminta pihak perusahaan untuk kembali membuka aliran air sungai agar sawah warga bias digunakan disaat kemarau seperti saat ini.
Sementara itu, pihak perusahaan mengaku, areal yang mereka timbun atau tutup, sudah dibeli dari warga, sehingga mereka berhak menutup tali air yang berada diareal usahanya tersebut. Pun demikian, mereka akan memikirkan terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pihak direksi di kantor pusat di Jalan Binjai-Medan KM 16 untuk membuka kembali aliran sungai dimaksud.

“Kami akan berkordinasi dulu ke kantor pusat, karena lokasi tempat kami memproduksi material, sudah kami bayar dari warga,” kata Tomy. (ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/