27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Pemprovsu Bangun 5 Pos Jaga Awasi Komoditi Pangan

Kabid Kesehatan Hewan DKP dan Pertenakan Sumut Mulkan Harahap menambahkan, selain ketiga fungsi tersebut melalui pendirian pos di wilayah perbatasan, pihaknya ingin mendokumentasi keseragaman data. Baik itu penyakit hewan dan komoditi pangan yang masuk serta keluar Sumut.

“Informasi yang kami peroleh, untuk telur itu setiap hari yang masuk ke Aceh lebih dari satu juta lebih. Tentu ini nanti perlu kita pastikan lagi kondisinya,” katanya.

“Lalu apakah ada korelasi dengan penyakit hewan di Sumut. Ini juga perlu untuk dilihat demi menjaga stabilitas ketahanan pangan kita,” tukasnya.

Secara umum penyakit hewan di Sumut normal-normal saja. Disebut Mulkan, umumnya di Tapanuli Selatan ditemui penyakit ngorok pada sapi. Untuk kolera ada di daerah Taput dan rabies di Sumut paling banyak terjadi di Nias.

“Tapi sejak tahun lalu trennya menurun. Termasuk flu burung, terkendalilah. Di Nias kendalanya bagaimana pemahaman masyarakat atas penyakit ini. Jangankan masyarakat biasa, dokter juga ada yang kena. Kesulitan kita ya di situ,” katanya.

Menurut Mulkan, pihaknya tetap membawa vaksin untuk membebaskan daerah yang terkena penyakit hewan menular itu. Walaupun disisi lain banyak juga yang sadar betul akan penyakit ini.

“Kita punya konsep untuk membebaskan Nias dari penyakit tersebut. Sebab itukan pulau berbeda dengan daerah lain di Sumut yang banyak wilayah-wilayah perbatasan,” pungkasnya.(prn/ala)

 

 

 

Kabid Kesehatan Hewan DKP dan Pertenakan Sumut Mulkan Harahap menambahkan, selain ketiga fungsi tersebut melalui pendirian pos di wilayah perbatasan, pihaknya ingin mendokumentasi keseragaman data. Baik itu penyakit hewan dan komoditi pangan yang masuk serta keluar Sumut.

“Informasi yang kami peroleh, untuk telur itu setiap hari yang masuk ke Aceh lebih dari satu juta lebih. Tentu ini nanti perlu kita pastikan lagi kondisinya,” katanya.

“Lalu apakah ada korelasi dengan penyakit hewan di Sumut. Ini juga perlu untuk dilihat demi menjaga stabilitas ketahanan pangan kita,” tukasnya.

Secara umum penyakit hewan di Sumut normal-normal saja. Disebut Mulkan, umumnya di Tapanuli Selatan ditemui penyakit ngorok pada sapi. Untuk kolera ada di daerah Taput dan rabies di Sumut paling banyak terjadi di Nias.

“Tapi sejak tahun lalu trennya menurun. Termasuk flu burung, terkendalilah. Di Nias kendalanya bagaimana pemahaman masyarakat atas penyakit ini. Jangankan masyarakat biasa, dokter juga ada yang kena. Kesulitan kita ya di situ,” katanya.

Menurut Mulkan, pihaknya tetap membawa vaksin untuk membebaskan daerah yang terkena penyakit hewan menular itu. Walaupun disisi lain banyak juga yang sadar betul akan penyakit ini.

“Kita punya konsep untuk membebaskan Nias dari penyakit tersebut. Sebab itukan pulau berbeda dengan daerah lain di Sumut yang banyak wilayah-wilayah perbatasan,” pungkasnya.(prn/ala)

 

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/