27 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

USU Dampingi Pengembangan Desa Wisata di Desa Timbang Lawan Bahorok

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) terus berupaya mengembangkan kontribusi dalam pembangunan wilayah di Sumatera Utara, salah satunya melalui Program Desa Binaan. Melalui program di bawah Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM), USU melanjutkan Program Desa Binaan, salah satunya di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Desa ini ditetapkan menjadi salah satu desa yang akan dikembangkan menjadi desa wisata.

Ketua Tim Desa Binaan USU Pindi Patana SHut MSc mengatakan, Desa Timbang Lawan merupakan desa penyangga di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang memiliki potensi wisata alami dan sangat penting bagi konservasi sumberdaya hutan khususnya di TNGL. Taman Nasional Gunung Leuser telah ditetapkan oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai situs warisan dunia. Oleh karena itu, perlindungan nilai penting TNGL selain berbasis proteksi yang sangat ketat dan perlu sinergi dengan pemanfaatan lestari melalui ekowisata dengan melibatkan masyarakat. Agar ekowisata berkembang perlu strategi baru dan diversifikasi desnitasi.

Salah satu Program Desa Binaan yang saat ini sedang berjalan adalah Pemetaan Potensi Ekowisata, Penguatan Ecolodge Dan Pembuatan Masterplan Desa Wisata di Desa Timbang Lawan. Program ini merupakan lanjutan dari program perencanaan lansekap ekowisata dan ecolodge yang telah berjalan sejak tahun 2021. Pada tahun 2022 program ini dilanjutkan dengan luaran peta potensi ekowisata, penguatan ecolodge dan masterplan desa wisata.

Sedangkan koordinator program ekowisata Desa Binaan USU, Dr Achmad Siddik Thoha SHut MSi mengatakan, Desa Timbang Lawan masuk dalam kawasan desa yang diprioritaskan dikembangkan menjadi desa wisata di Sumatera Utara. Oleh karena itu, Program Desa Binaan USU sudah dikoordinasikan dengan berbagai pihak diantaranya Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuswer, Kesatuan Pemangkuan Hutan Wilayah I Stabat dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Langkat.

Hasil survei lapangan mendapatkan, di Desa Timbang Lawan banyak atraksi wisata yang sangat menarik minat wisatawan. Desa ini dikelilingi sungai yang masih baik kondisinya dan menjadi atraksi andalan wisatawan yaitu Sungai Bahorok dan Sungai Landak. Di pinggiran dua sungai ini banyak penginapan didirikan dan mendapat sambutan dari para wisatawan untuk menginap sambil menikmati air yang jernih serta pemandangan hutan yang memukau.

Atraksi wisata lain adalah goa-goa yang sangat menantang disusuri seperti Goa Batu Rijal, Goa Air dan Goa Angin. Wisatawan juga bisa menikmati keindahan Air Terjun Selang Pangeran dan jalur trekking menantang di hutan yang diakses melalui Desa Timbang Lawan.

Potensi-potensi tersebut akan dipetakan dan menjadi bahan penting dalam penyusunan master plan ekowisata nantinya. Adapun ecolodge yang juga dibangun oleh Program Desa Binaan USU nantinya akan dikembangkan menjadi pusat Pendidikan konservasi dan ekowisata berbasis kemitraan masyarakat. Lokasi ecolodge ini berada pada lahan kelompok mitra BITCO (Banana Island Tiger Conservation Community) yang diketuai oleh Saipul Bahri.

Saipul dan masyarakat mengharapkan bahwa hadirnya ecolodge bisa menambah pendapatan masyarakat dan kegiatan ekowisata menjadi lebih baik pengelolaannya. (rel/adz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Universitas Sumatera Utara (USU) terus berupaya mengembangkan kontribusi dalam pembangunan wilayah di Sumatera Utara, salah satunya melalui Program Desa Binaan. Melalui program di bawah Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM), USU melanjutkan Program Desa Binaan, salah satunya di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Desa ini ditetapkan menjadi salah satu desa yang akan dikembangkan menjadi desa wisata.

Ketua Tim Desa Binaan USU Pindi Patana SHut MSc mengatakan, Desa Timbang Lawan merupakan desa penyangga di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang memiliki potensi wisata alami dan sangat penting bagi konservasi sumberdaya hutan khususnya di TNGL. Taman Nasional Gunung Leuser telah ditetapkan oleh UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai situs warisan dunia. Oleh karena itu, perlindungan nilai penting TNGL selain berbasis proteksi yang sangat ketat dan perlu sinergi dengan pemanfaatan lestari melalui ekowisata dengan melibatkan masyarakat. Agar ekowisata berkembang perlu strategi baru dan diversifikasi desnitasi.

Salah satu Program Desa Binaan yang saat ini sedang berjalan adalah Pemetaan Potensi Ekowisata, Penguatan Ecolodge Dan Pembuatan Masterplan Desa Wisata di Desa Timbang Lawan. Program ini merupakan lanjutan dari program perencanaan lansekap ekowisata dan ecolodge yang telah berjalan sejak tahun 2021. Pada tahun 2022 program ini dilanjutkan dengan luaran peta potensi ekowisata, penguatan ecolodge dan masterplan desa wisata.

Sedangkan koordinator program ekowisata Desa Binaan USU, Dr Achmad Siddik Thoha SHut MSi mengatakan, Desa Timbang Lawan masuk dalam kawasan desa yang diprioritaskan dikembangkan menjadi desa wisata di Sumatera Utara. Oleh karena itu, Program Desa Binaan USU sudah dikoordinasikan dengan berbagai pihak diantaranya Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuswer, Kesatuan Pemangkuan Hutan Wilayah I Stabat dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Langkat.

Hasil survei lapangan mendapatkan, di Desa Timbang Lawan banyak atraksi wisata yang sangat menarik minat wisatawan. Desa ini dikelilingi sungai yang masih baik kondisinya dan menjadi atraksi andalan wisatawan yaitu Sungai Bahorok dan Sungai Landak. Di pinggiran dua sungai ini banyak penginapan didirikan dan mendapat sambutan dari para wisatawan untuk menginap sambil menikmati air yang jernih serta pemandangan hutan yang memukau.

Atraksi wisata lain adalah goa-goa yang sangat menantang disusuri seperti Goa Batu Rijal, Goa Air dan Goa Angin. Wisatawan juga bisa menikmati keindahan Air Terjun Selang Pangeran dan jalur trekking menantang di hutan yang diakses melalui Desa Timbang Lawan.

Potensi-potensi tersebut akan dipetakan dan menjadi bahan penting dalam penyusunan master plan ekowisata nantinya. Adapun ecolodge yang juga dibangun oleh Program Desa Binaan USU nantinya akan dikembangkan menjadi pusat Pendidikan konservasi dan ekowisata berbasis kemitraan masyarakat. Lokasi ecolodge ini berada pada lahan kelompok mitra BITCO (Banana Island Tiger Conservation Community) yang diketuai oleh Saipul Bahri.

Saipul dan masyarakat mengharapkan bahwa hadirnya ecolodge bisa menambah pendapatan masyarakat dan kegiatan ekowisata menjadi lebih baik pengelolaannya. (rel/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/