26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pemko Tebingtinggi Ajak Kolaborasi Atasi Kekerasan Anak

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Penjabat (Pj) Wali Kota Tebingtinggi Drs Syarmadani mengajak semua pihak, antara Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi, Forkopimda, Lembaga Perlindungan Anal Indonesia (LPAI) bersama tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat serta keluarga untuk dapat mengatasi permasalahan penanganan kekerasan terhadap anak.

Hal ini disampaikan Pj Wali Kota Tebingtinggi Drs Syarmadani saat menerima audiensi dari LPAI Kota Tebingtinggi di rumah Dinas Wali Kota Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (7/9).

Dikatakan Syarmadani, perlunya kolaborasi ini sebagai upaya pembinaan, pencegahan dan pendampingan dalam penanganan kekerasan yang terjadi terhadap anak.

“Apalagi kasus kekerasan khususnya kepada anak semakin meningkat. Kita harap ada pihak lain yang juga peduli mendukung. Bersama kolaboratif lebih bagus,” harap Syarmadani.

Syarmadani juga berharap agar LPAI Kota Tebingtinggi selalu menjalin komunikasi yang intens kepada organisasi perangkat dareah (OPD) tekait agar masalah atau kasus yang terjadi pada anak dapat tetap dipantau serta diselesaikan dengan baik.

Sementara, Kadis Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat

(P3APM) Kota Tebingtinggi, Sri wahyuni bahwa melalui aplikasi Simfoni PPA atau Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak hingga bulan Agustus 2023, terdapat 56 kasus kekerasan pada anak dan perempuan, baik kekerasan fisik, kekerasan psikis (emosional), kekerasan seksual, kekerasan dalam bentuk penelantaran, dan eksploitasi.

“Jadi ada 23 kasus mengadu kepada kita, selebihnya ke Polres. Kami juga berharap ada kolaborasi dengan lembaga-lembaga,” kata Sri Wahyuni.

Sebelumnya, Ketua LPAI Kota Tebingtinggi, Eva Purba menyampaikan bahwa LPAI Kota Tebingtinggi adalah gabungan beberapa orang yang memiliki tujuan kemanusiaan.

“Kami ada 9 orang, saya sendiri adalah aktivis perempuan dan anak. Kami fast respon, hanya saja dibantu. Kami tidak mengkhianati perjuangan kami sebagai aktifis. Kami tetap berjuang membela hak anak dan perempuan, itulah kami. Terima kasih telah menerima kami disini,” tandasnys.

Kemudian dalam audiensi tersebut, Eva menyampaikan beberapa kasus yang terjadi di Kota Tebingtinggi dengan harapan semakin terjalin komunikasi dan kerjasama yang intens antara LPAI dan Pemko Tebingtinggi. (ian/azw)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Penjabat (Pj) Wali Kota Tebingtinggi Drs Syarmadani mengajak semua pihak, antara Pemerintah Kota (Pemko) Tebingtinggi, Forkopimda, Lembaga Perlindungan Anal Indonesia (LPAI) bersama tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat serta keluarga untuk dapat mengatasi permasalahan penanganan kekerasan terhadap anak.

Hal ini disampaikan Pj Wali Kota Tebingtinggi Drs Syarmadani saat menerima audiensi dari LPAI Kota Tebingtinggi di rumah Dinas Wali Kota Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (7/9).

Dikatakan Syarmadani, perlunya kolaborasi ini sebagai upaya pembinaan, pencegahan dan pendampingan dalam penanganan kekerasan yang terjadi terhadap anak.

“Apalagi kasus kekerasan khususnya kepada anak semakin meningkat. Kita harap ada pihak lain yang juga peduli mendukung. Bersama kolaboratif lebih bagus,” harap Syarmadani.

Syarmadani juga berharap agar LPAI Kota Tebingtinggi selalu menjalin komunikasi yang intens kepada organisasi perangkat dareah (OPD) tekait agar masalah atau kasus yang terjadi pada anak dapat tetap dipantau serta diselesaikan dengan baik.

Sementara, Kadis Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat

(P3APM) Kota Tebingtinggi, Sri wahyuni bahwa melalui aplikasi Simfoni PPA atau Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak hingga bulan Agustus 2023, terdapat 56 kasus kekerasan pada anak dan perempuan, baik kekerasan fisik, kekerasan psikis (emosional), kekerasan seksual, kekerasan dalam bentuk penelantaran, dan eksploitasi.

“Jadi ada 23 kasus mengadu kepada kita, selebihnya ke Polres. Kami juga berharap ada kolaborasi dengan lembaga-lembaga,” kata Sri Wahyuni.

Sebelumnya, Ketua LPAI Kota Tebingtinggi, Eva Purba menyampaikan bahwa LPAI Kota Tebingtinggi adalah gabungan beberapa orang yang memiliki tujuan kemanusiaan.

“Kami ada 9 orang, saya sendiri adalah aktivis perempuan dan anak. Kami fast respon, hanya saja dibantu. Kami tidak mengkhianati perjuangan kami sebagai aktifis. Kami tetap berjuang membela hak anak dan perempuan, itulah kami. Terima kasih telah menerima kami disini,” tandasnys.

Kemudian dalam audiensi tersebut, Eva menyampaikan beberapa kasus yang terjadi di Kota Tebingtinggi dengan harapan semakin terjalin komunikasi dan kerjasama yang intens antara LPAI dan Pemko Tebingtinggi. (ian/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/