30 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Pemko dan Bulog Tebingtinggi Operasi Daging Murah

Foto: SOPIAN/ SUMUT POS
SEPI: Pedagang yang mangkal di Pasar Tradisional Gambir Kota Tebingtinggi .

SUMUTPOS.CO – Pada bulan suci Ramadan, masyarakat Kota Tebingtinggi masih diminta untuk resah saat menjelang Idul Fitri 1438 Hijriah ini. Pasalnya, harga kebutuhan pokok di pasar tidak mengalami kenaikan dan relatif masih stabil.

Hal itu diungkapkan Kabag Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Tebingtinggi, Zahidin SPd ketika dihubungi Sumut Pos, Minggu (11/6). Dijelaskannya, kondisi harga kebutuhan pokok di empat pasar tradisional yang ada di Kota Tebingtinggi, relatif masih stabil dan bahkan beberapa harga kebutuhan mengalami penuruhan, seperti Cabai Merah yang sebelumnya Rp27.000 per kilogram, kini menjadi menjadi Rp 20.000 per kilogram. “Berarti adan penurunan harga sebesar Rp 7.000 per kg,”terang Zahidin.

Diutarakannya, penurunan harga tersebut terpantau pada rapat bersama Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Kota Tebingtinggi pada Jumat (9/6). Menurut Zahidin, Kota Tebingtinggi pada bulan Mei 2017, mengalami masa deflasi, yang artinya semua barang kebutuhan pokok cenderung mengalami penurunan harga.

Untuk menekan naiknya harga daging sapi di pasaran pada Idul Fitri nanti, lanjut Zahidin, Pemko Tebingtinggi akan kembali bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar daging beku di Lapangan Merdeka Kota Tebingtinggi pada tanggal 23-34 Juni 2017 dengan harga Rp 80.000 per kg.

“Kita berharap Bulog melakukan operasi pasar daging dengan jumlah yang banyak, karena saat menjelang lebaran kebutuhan akan daging sapi meningkat pesat,”terang Zahidin.

Sementara itu, R Br Marpaung, pedagang sayur mayur di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi, menyatakan bahwa kebutuhan pokok seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit dan sayuran lainnya cenderung mengalami penurunan harga.

Menurutnya, penurunan tersebut disebabkan karena para pembeli tidak membelanjakan uangnya pada bulan Ramadan.

Diakui R Br Marpaung, bahwa pedagang di Pasar Gambir banyak yang mengeluh karena dagangannya banyak tidak laku hingga membusuk. “Sepi pembeli, mungkin karena bulan puasa, mereka malas datang untuk belanja,”cetusnya. (ian/han)

Foto: SOPIAN/ SUMUT POS
SEPI: Pedagang yang mangkal di Pasar Tradisional Gambir Kota Tebingtinggi .

SUMUTPOS.CO – Pada bulan suci Ramadan, masyarakat Kota Tebingtinggi masih diminta untuk resah saat menjelang Idul Fitri 1438 Hijriah ini. Pasalnya, harga kebutuhan pokok di pasar tidak mengalami kenaikan dan relatif masih stabil.

Hal itu diungkapkan Kabag Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Tebingtinggi, Zahidin SPd ketika dihubungi Sumut Pos, Minggu (11/6). Dijelaskannya, kondisi harga kebutuhan pokok di empat pasar tradisional yang ada di Kota Tebingtinggi, relatif masih stabil dan bahkan beberapa harga kebutuhan mengalami penuruhan, seperti Cabai Merah yang sebelumnya Rp27.000 per kilogram, kini menjadi menjadi Rp 20.000 per kilogram. “Berarti adan penurunan harga sebesar Rp 7.000 per kg,”terang Zahidin.

Diutarakannya, penurunan harga tersebut terpantau pada rapat bersama Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Kota Tebingtinggi pada Jumat (9/6). Menurut Zahidin, Kota Tebingtinggi pada bulan Mei 2017, mengalami masa deflasi, yang artinya semua barang kebutuhan pokok cenderung mengalami penurunan harga.

Untuk menekan naiknya harga daging sapi di pasaran pada Idul Fitri nanti, lanjut Zahidin, Pemko Tebingtinggi akan kembali bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar daging beku di Lapangan Merdeka Kota Tebingtinggi pada tanggal 23-34 Juni 2017 dengan harga Rp 80.000 per kg.

“Kita berharap Bulog melakukan operasi pasar daging dengan jumlah yang banyak, karena saat menjelang lebaran kebutuhan akan daging sapi meningkat pesat,”terang Zahidin.

Sementara itu, R Br Marpaung, pedagang sayur mayur di Pasar Gambir Kota Tebingtinggi, menyatakan bahwa kebutuhan pokok seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit dan sayuran lainnya cenderung mengalami penurunan harga.

Menurutnya, penurunan tersebut disebabkan karena para pembeli tidak membelanjakan uangnya pada bulan Ramadan.

Diakui R Br Marpaung, bahwa pedagang di Pasar Gambir banyak yang mengeluh karena dagangannya banyak tidak laku hingga membusuk. “Sepi pembeli, mungkin karena bulan puasa, mereka malas datang untuk belanja,”cetusnya. (ian/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/