MEDAN, SUMUTPOS.CO – Warga Desa Pertumbuken (Buntu), Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo menyoroti tingginya biaya rehabilitasi dapur jambur menjadi gedung PAUD. Kuat dugaan, terjadi penggelembungan dana di balik proyek rehabilitasi ini.
Kecurigaan warga bukan tanpa alasan. Pasalnya, proyek rehab ini hanya sekedar memoles bangunan yang sudah ada, baik menyemen, men-cat, menimbun dan menyekat saja. Namun rehabilitasi tersebut menelan biaya hingga mencapai Rp47.245.500.
Biaya yang tak masuk akal ini jelas jadi sorotan warga karena bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2019. “Biaya sebanyak itu, seharusnya sudah bisa bangun rumah baru semi permanen. Tapi ini hanya merehap bangunan yang sudah ada. Kan nggak logika,” protes warga pada kru koran ini, Senin (7/10).
Warga yang minta namanya dirahasiakan ini mengaku tau pasti apa-apa saja yang dikerjakan selama proses rehap, hingga mustahil menghabiskan dana sebesar itu. Tak ada perubahan dasar bangunan, para pekerja (tukang) hanya melakukan pengecatan, menyemen lantai dan menyekat ruangan. “Memang ada sedikit menimbun dan membangun tembok di belakang.
Berapalah biayanya, ukuran bangunannya juga kecil kok. Orang tak mengerti bangunan saja tau harga rehab itu sangat tidak masuk akal,” beber warga lagi. Karena itu, untuk menghindari penyelewengan anggaran, warga meminta aparat penegak hukum, baik kejaksaan dan kepolisian menyelidiki dan mengaudit semua dana desa yang masuk ke Pertumbuken.
“Usut dan audit, biar jelas. Dana desa ini milik semua warga desa. Jadi warga harus ikut mengawasi penggunaannya,” tandasnya. Pantauan kru koran ini di lokasi, ukuran bangunan hanya sekitar 9×8 meter. Saat ini bekas dapur tersebut memang sudah dicat dengan warna cerah, lantainya juga dicor.
Di depan bangunan ada plang yang bertuliskan Rehabilitasi Dapur Jambur Menjadi Gedung PAUD, Pelaksana Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Sumber Dana Desa (DD) Tahun 2019. Di plang tersebut juga tertera total biaya nilai fisik sebasar Rp 47.245.500, PPn Rp4.724550 dengan jumlah biaya Rp 42.520.050.
Pj Kepala Desa Pertumbuken, Sopian Barus saat dikonfirmasi mengatakan, selain direhap bangunan PAUD tersebut juga ditimbun dan dikeramik semua. “Itu ditimbun juga dan pakai keramik semua,” katanya. Namun salah satu tukang yang ikut mengerjakan bangunan tersebut saat dikonfirmasi mengaku lantai bangunan tersebut tak dikeramik.
Mereka hanya mengerjakan seperti mengecat semua bangunan, menghancurkan bekas dapur mirip tungku, menyemen lantai, menambal dinding yang bolong, membangun tembok dan menyekat ruangan dan lain sebagainya. (deo/han)