25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sihar Sitorus Kembali Suarakan Stunting di Sumut

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sihar P. H. Sitorus, anggota DPR RI Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan kembali menyuarakan tingginya angka stunting di daerah pemilihannya, Sumatera Utara.

“Kalau di daerah pemilihan saya, di Sumatra Utara, stunting itu sudah 32,39 % data terakhir yang saya baca adalah di Indonesia 27,67 %,” ujar Sihar dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Sihar menuntut adanya langkah yang lebih jauh untuk memperoleh data yang lebih kuat mengenai stunting. Data tersebut menurutnya penting untuk menyelesaikan masalah stunting di Indonesia.

“Praktisi mengatakan angka ini terlalu rendah, berarti ada data yang lebih tinggi dari ini. Untuk mengukur stunting ini, diperlukan langkah yang lebih konkrit, bila perlu dissensus satu per satu untuk stunting Pak,” ujar Sihar.

Dalam data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik pada 2045 jumlah penduduk Indonesia akan melonjak naik dari 266,91 jiwa di 2019 menjadi 318,96 juta jiwa di tahun 2045. Sementara bonus demografi mulai terbuka di tahun 2012 dan tertutup pada 2036 dengan puncak di tahun 2021. Sehingga jumlah lansia akan meningkat tiga kali lipat di 2045 dengan data 22,99 juta atau 9 % di 2015 menjadi 63,31 jiwa atau 19,85 % di 2045.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh BPS tersebut, Sihar melihat jauh ke depan apabila tidak dilakukan upaya pengentasan stunting yang serius dari sekarang, 2045 masalah ini akan menjadi beban serius bagi negara.

“Bayangkan kalau ada 30 persen dari 300 jutaan itu kena stunting, dan pada tahun 2045 saya sudah 75 dan sudah termasuk lansia. Maka beban negara ini yang jumlahnya lansia hitung-hitungan kita tadi 63,31 juta lansia, mungkin sedikit dari mereka juga beririsan juga dengan stunting jadi mungkin kita mendekati 25 persen ke 30 persen dari warga negara Indonesia akan menjadi beban bagi warga negara yang produktif,” paparnya.

Sihar juga menyinggung mengenai pernyataan Presiden Joko Widodo dimana di 2045 target Pendapatan Perkapita di Indonesia yakni sekitar 23.000 USD atau Rp320 juta per tahunnya. Menurutnya jika ingin tercapai, stunting merupakan masalah yang sangat penting untuk ditangani.

“Jadi ini hal-hal yang serius, dan kita pikir apabila memang Pak Jokowi menginginkan tingkat pendapatan perkapita menjadi 23.000 atau 25.000 di 2045 dengan kita menggendong 3 dari 10 orang apakah itu bisa tercapai? Untuk itu tercapai, maka kita dari sekarang harus benar-benar menghitung stunting ini,” ujarnya.

Sihar juga mengkritisi mengenai data yang disajikan oleh BPS dimana statistic kemiskinan Indonesia di Maret 2019 ada pada angka 9,41 %. Karena menurutnya angka stunting berkaitan dengan angka kemiskinan, maka jika angka kemiskinan hanya berada di 9, 41% sementara stunting masih di 27,67%.

“Ya parameter kemiskinan ini perlu kita lihat lebih jauh karena kita bilang kita hanya 10 persen yang miskin tapi orang yang terkena stuntingnya kok 30 persen?,” tutur Sihar.(*)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sihar P. H. Sitorus, anggota DPR RI Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan kembali menyuarakan tingginya angka stunting di daerah pemilihannya, Sumatera Utara.

“Kalau di daerah pemilihan saya, di Sumatra Utara, stunting itu sudah 32,39 % data terakhir yang saya baca adalah di Indonesia 27,67 %,” ujar Sihar dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Sihar menuntut adanya langkah yang lebih jauh untuk memperoleh data yang lebih kuat mengenai stunting. Data tersebut menurutnya penting untuk menyelesaikan masalah stunting di Indonesia.

“Praktisi mengatakan angka ini terlalu rendah, berarti ada data yang lebih tinggi dari ini. Untuk mengukur stunting ini, diperlukan langkah yang lebih konkrit, bila perlu dissensus satu per satu untuk stunting Pak,” ujar Sihar.

Dalam data yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik pada 2045 jumlah penduduk Indonesia akan melonjak naik dari 266,91 jiwa di 2019 menjadi 318,96 juta jiwa di tahun 2045. Sementara bonus demografi mulai terbuka di tahun 2012 dan tertutup pada 2036 dengan puncak di tahun 2021. Sehingga jumlah lansia akan meningkat tiga kali lipat di 2045 dengan data 22,99 juta atau 9 % di 2015 menjadi 63,31 jiwa atau 19,85 % di 2045.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh BPS tersebut, Sihar melihat jauh ke depan apabila tidak dilakukan upaya pengentasan stunting yang serius dari sekarang, 2045 masalah ini akan menjadi beban serius bagi negara.

“Bayangkan kalau ada 30 persen dari 300 jutaan itu kena stunting, dan pada tahun 2045 saya sudah 75 dan sudah termasuk lansia. Maka beban negara ini yang jumlahnya lansia hitung-hitungan kita tadi 63,31 juta lansia, mungkin sedikit dari mereka juga beririsan juga dengan stunting jadi mungkin kita mendekati 25 persen ke 30 persen dari warga negara Indonesia akan menjadi beban bagi warga negara yang produktif,” paparnya.

Sihar juga menyinggung mengenai pernyataan Presiden Joko Widodo dimana di 2045 target Pendapatan Perkapita di Indonesia yakni sekitar 23.000 USD atau Rp320 juta per tahunnya. Menurutnya jika ingin tercapai, stunting merupakan masalah yang sangat penting untuk ditangani.

“Jadi ini hal-hal yang serius, dan kita pikir apabila memang Pak Jokowi menginginkan tingkat pendapatan perkapita menjadi 23.000 atau 25.000 di 2045 dengan kita menggendong 3 dari 10 orang apakah itu bisa tercapai? Untuk itu tercapai, maka kita dari sekarang harus benar-benar menghitung stunting ini,” ujarnya.

Sihar juga mengkritisi mengenai data yang disajikan oleh BPS dimana statistic kemiskinan Indonesia di Maret 2019 ada pada angka 9,41 %. Karena menurutnya angka stunting berkaitan dengan angka kemiskinan, maka jika angka kemiskinan hanya berada di 9, 41% sementara stunting masih di 27,67%.

“Ya parameter kemiskinan ini perlu kita lihat lebih jauh karena kita bilang kita hanya 10 persen yang miskin tapi orang yang terkena stuntingnya kok 30 persen?,” tutur Sihar.(*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/