Usai Pesta Adat, Dua Marga Bentrok
SIDIKALANG-Marga Sagala dan Capah di Dairi terlibat bentrok hebat pada Selasa (8/1) malam usai pesta adat yang mereka gelar. Akibatnya, seorang warga luka parah dan satu unit rumah kepala desa dibakar. Bentrok itu ditengarai karena perebutan tanah ulayat Peristiwa ini terjadi di Desa Lae Nuaha, Kecamatan Siempatnempu Hulu, Kabupaten Dairi.
Pantauan Sumut Pos di lokasi kejadian usai kejadian, Selasa (8/1) malam, ratusan massa dari marga Sagala masih terlihat berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Mereka menenteng berbagai macam senjata tajam maupun senjata tumpul berupa kayu beroti. Informasinya, mereka akan melakukan penyerangan ke kubu Marga Capah.
Agar tak terjadi bentrok susulan, aparat keamanan dari Polres Dairi dipimpin Waka Polres Kompol Yafao Harefa dan Kodim 0206 Dairi yang dipimpin langsung Dandim Letkol Inf Beny Satria terlihat melakukan pengamanan di sepanjang jalan lintas. Tepatnya di lokasi pertengahan antara Desa Marga Capah dengan Marga Sagala.
Sebelumnya, seorang warga Sikerbo, Edis Ujung (60), mengalami luka bacok di bagian pipi kanan dan dagu terkena sabetan benda tajam. Sementara rumah milik Kepala Desa lae Nuaha, Wahyu Sagala (36) dibakar orang tak dikenal.
Dari informasi yang didapat Waka Polres Dairi Kompol Yafao Harefa, bentrok tersebut berawal dari Pesta Adat Marga Sagala di Desa Sikerbo. Sekira pukul 19.00 WIB usai melaksanakan pesta, terlihat beberapa orang pemuda melakukan penyerangan hingga Edis Ujung jadi korban.
Pesta Adat tersebut diselengarakan oleh pihak marga Sagala dan dihadiri oleh Marga Ujung sebagai penengah dalam hal penyerahan Tanah Ulayat yang diklaim Marga Capah sebagai milik mereka.
“Sebelumnya beberapa waktu lalu mereka (Capah dan Sagala, Red) ini sudah pernah ribut juga masalah tanah lokasi gereja. Saat itu, kita dari pihak keamanan juga turun ke lokasi untuk pengamanan dan mendamaikan kedua belah pihak. Tapi kelihatanya konflik masalah tanah ulayat ini menjadi berkepanjangan,” papar Harefa.
Terkait pembakaran rumah milik Kepala Desa Lae Naha Wahyu Sagala, Harefa belum dapat memastikan siapa pelaku pembakaran tersebut. Pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pengembangan dari saksi-saksi yang berada di lokasi saat kejadian.
Guna mengantisipasi bentrok susulan antara Marga Sagala dan Marga Capah yang masih memanas itu, Waka Polres Dairi telah berkordinasi dengan Dandim 0206 Dairi dalam hal penambahan pasukan. Informasinya, personel Kompi Yonif 125 Simbisa pun akan diturunkan.
Hingga kemarin sore, Rabu (9/1), pihak keamanan, baik dari Polres Dairi, maupun dari Kodim 0206/D, termasuk satu pleton personel Brimob Polda Sumut, tampak masih berjaga-jaga di lokasi kejadian. Sementara tim Labfor Polda Sumut, masih melakukan olah TKP dan pengumpulan sejumlah barang bukti dipuing rumah milik Kepala Desa Lae Nuaha, yang sengaja dibakar oleh OTK.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Pemuda Pakpak Indonesia (IKPPI) Kabupaten Dairi, Ir Ahmad Padang, mengatakan, hal tersebut harusnya tidak perlu terjadi. Pasalnya, kedua belah pihak masih saudara dekat, satu kampung. “Hanya masalah tanah mereka bisa terpecah belah seperti itu. Itu sangat kita sayangkan,” ungkap Ahmad.
Ahmad Padang berharap, kedua belah pihak yang bertikai agar dapat menahan diri, sehingga tidak terjadi lagi bentrok susulan yang dapat merugikan kedua belah pihak. Ahmad Padang berjanji, selaku ketua IKPPI Kabupaten Dairi akan bekerja sama dengan beberapa tokoh adat dan masyarakat dan berupaya mendudukkan kedua belah pihak dalam rangka melakukan penyelesaian konflik tanah yang menjadi penyebab bentrok tersebut. (mag-14)