30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

KUD Milik Balon Wali Kota Binjai Dianggap Pemicu

Kadis Pertambangan Langkat, Iskandar mengakui, jika seharusnya yang melakukan penertiban adalah pihak dari pengelola yang sudah mengantongi SKK Migas yakni PT Telaga Said, selaku pengelola sumur-sumur tua mengandung minyak mentah.

Pun begitu, pada tahun 2011 lalu, pihak dari Pemkab Langkat khusunya Dinas Pertambangan telah berkordinasi dengan pihak pengelola, Pertamina dan camat serta perangkat desa lainya guna mengantisipasi masalah adanya penambangan liar. Akhirnya diputuskan mereka dibentuklah koperasi unit desa (KUD) seperti Langkat Oil Resources (LOR) yang diakuinya milik J (salah satu balon walkot Binjai) dan Tani Makmur.

KUD ini dibuat untuk menampung dan mengelola setiap hasil dari sumur minyak mentah disana guna didistribusikan kepada pengelola. Sehingga masyarakat di sana juga menuai hasil yang masksimal dari penjualan minyak mentah. Namun, pengakuan masyarakat, mereka jadi perahan. Karena harga jual ke KUD tak sesuai harapan.

Kapolsek Pangkalan Berandan AKP SR Tambunan ketika dikonfirmasi mengaku, “Aduh Pak, saya tidak konsentrasi lagi ke situ. Kebetulan saya mau pindah tugas dan ini sedang mengepak barang. Tolong silahkan konfirmasi ke kanit saja ya pak,” tegas AKP SR Tambunan, sembari memberikan nomor telpon kanit reskrim.

Terpisah Kanit Reskrim Ipda Sugiarso mengakui, kalau tidak ada melakukan pengamanan guna mengantisifasi bentrok susulan. Bahkan dirinya mengaku, tidak ada terjadi bentrok di lokasi seperti yang dilansir media kemarin. Namun dirinya mengakui, kalau sejauh ini korban belum ada membuat laporan dan telah diarahkan untuk membuat laporan agar pihak kepolisian dapat melakukan penyelidikan terkait penyerangan kepada korban.

“Gak ada benterok, bukan bentrok itu. Jadi gak ada kita lakukan pengamanan di lokasi. Pun begitu, korban sudah kita arahkan untuk membuat laporan ke kantor polisi. Namun korban mengaku masih sakit dan belum bisa datang membuat laporan,” tegas Ipda Sugiarso.

Sejauh ini kondisi dilokasi bentrok masih terlihat mencekam. Beberapa penambangan yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan di lokasi penambangan terhenti sesaat. Bahkan ada beberapa warga Kecamatan Securai, berkumpul di beberapa titik tertentu guna mengantisipasi serangan balasan.

Kadis Pertambangan Langkat, Iskandar mengakui, jika seharusnya yang melakukan penertiban adalah pihak dari pengelola yang sudah mengantongi SKK Migas yakni PT Telaga Said, selaku pengelola sumur-sumur tua mengandung minyak mentah.

Pun begitu, pada tahun 2011 lalu, pihak dari Pemkab Langkat khusunya Dinas Pertambangan telah berkordinasi dengan pihak pengelola, Pertamina dan camat serta perangkat desa lainya guna mengantisipasi masalah adanya penambangan liar. Akhirnya diputuskan mereka dibentuklah koperasi unit desa (KUD) seperti Langkat Oil Resources (LOR) yang diakuinya milik J (salah satu balon walkot Binjai) dan Tani Makmur.

KUD ini dibuat untuk menampung dan mengelola setiap hasil dari sumur minyak mentah disana guna didistribusikan kepada pengelola. Sehingga masyarakat di sana juga menuai hasil yang masksimal dari penjualan minyak mentah. Namun, pengakuan masyarakat, mereka jadi perahan. Karena harga jual ke KUD tak sesuai harapan.

Kapolsek Pangkalan Berandan AKP SR Tambunan ketika dikonfirmasi mengaku, “Aduh Pak, saya tidak konsentrasi lagi ke situ. Kebetulan saya mau pindah tugas dan ini sedang mengepak barang. Tolong silahkan konfirmasi ke kanit saja ya pak,” tegas AKP SR Tambunan, sembari memberikan nomor telpon kanit reskrim.

Terpisah Kanit Reskrim Ipda Sugiarso mengakui, kalau tidak ada melakukan pengamanan guna mengantisifasi bentrok susulan. Bahkan dirinya mengaku, tidak ada terjadi bentrok di lokasi seperti yang dilansir media kemarin. Namun dirinya mengakui, kalau sejauh ini korban belum ada membuat laporan dan telah diarahkan untuk membuat laporan agar pihak kepolisian dapat melakukan penyelidikan terkait penyerangan kepada korban.

“Gak ada benterok, bukan bentrok itu. Jadi gak ada kita lakukan pengamanan di lokasi. Pun begitu, korban sudah kita arahkan untuk membuat laporan ke kantor polisi. Namun korban mengaku masih sakit dan belum bisa datang membuat laporan,” tegas Ipda Sugiarso.

Sejauh ini kondisi dilokasi bentrok masih terlihat mencekam. Beberapa penambangan yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan di lokasi penambangan terhenti sesaat. Bahkan ada beberapa warga Kecamatan Securai, berkumpul di beberapa titik tertentu guna mengantisipasi serangan balasan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/