27 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Masifkan Penghijauan untuk Normalisasi Debit Air Danau Toba, 5 Juta Bibit per Tahun akan Disebar

SUMUTPOS.CO – Upaya penghijauan di kawasan Danau Toba diharapkan bisa menormalkan kembali debit air Danau Toba, serta memberi tambahan pemasukan warga sekitar dari tanaman pohon yang ditanam.

MELIHAT: Wagubsu Musa Rajekshah melihat Persemaian Modern Toba di Kawasan Hutan Lindung Blok Sibisa, Desa Motung, Ajibata, Rabu (8/12) sore.DISKOMINFO SUMUT FOR SUMUT POS.

Ini diungkapkan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah saat melihat Persemaian Modern Toba di Kawasan Hutan Lindung Blok Sibisa, Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Rabu (8/12) sore.

“Kita berharap ada income yang bisa didapatkan masyarakat dari tanaman pohon tersebut,” katanya didampingi Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Asahan Barumun, Dwi Januanto Nugrohon dan Bupati Toba, Poltak Sitorus.

Lokasi tersebut terdiri dari sarana persemaian seluas 10 hektare, sarana pendukung (kebun benih, arboretum dan Eco Edu Forest) seluas 15 hektare, dan hutan kota 12,5 hektare. Luas Persemaian Modern Toba total 37,5 hektare dengan sarana dan prasarana yang tengah proses pengerjaan diantaranya laboratorium kultur jaringan, mother plant, rooting dan germination, aclimatization area, shaded area, open area, tempat pengelolaan media, gudang, reservoar dan ruang pompa, mess, pos jaga, ruang genset dan ruang penyimpanan benih.

“Persemaian Modern Toba ini sangat baik sebagai upaya penghijauan di wilayah Sumut karena nanti ada lima juta bibit lebih per tahun dengan berbagai jenis pohon hutan dan pohon buah-buahan yang akan disebar,” terang Wagubsu yang akrab disapa Ijeck ini.

Dwi Januanto Nugroho menyampaikan, saat ini Persemaian Modern Toba tengah dalam pengerjaan dan masuk tahap pengembangan kedua. “Target kita akhir tahun 2022 yang sudah hitungan hari sudah operasional sehingga bisa cepat meningkatkan kualitas lingkungan daerah wisata Danau Toba,” katanya.

Sementara Poltak Sitorus, mengaku sangat berbahagia atas kehadiran Persemaian Modern Toba di wilayahnya. Ia berharap, lokasi persemaian ini bukan hanya menghasilkan bibit pohon saja tapi juga bisa menjadi pusat edukasi dan wisata. “Kami sangat senang dengan kunjungan wagub hari ini, masyarakat sangat welcome karena keramahan beliau. Sama halnya juga kami sangat berbahagia batas kehadiran lokasi persemaian ini dan berharap bisa juga jadi tempat edukasi dan wisata,” katanya.

Selain itu juga, ia harapkan, semoga Kabupaten Toba semakin lestari dan debit air Danau Toba bisa normal kembali karena saat ini harus dibuat hujan buatan untuk menormalkan debit air. Adapun Wagubsu bersama rombongan sebelumnya melaksanakan aksi penanaman pohon, sekaligus pembagian bibit produktif kepada warga di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kata Ijeck, Danau Toba sebagai danau air tawar terbesar di dunia dengan kekayaan alam yang sangat indah mengantarkannya menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) harus sama-sama dilestarikan, baik itu pemerintah dan masyarakat. “Kegiatan penanaman pohon ini jangan hanya sekadar menanam saja, tapi dipetakan dahulu wilayahnya yang mau ditanam karena tak semua area bisa ditanami tumbuhan karena batuan,” katanya. Setelah itu, sebut dia jangan setelah ditanam kemudian ditinggal, harus ada edukasi ke masyarakat tentang pentingnya pohon sehingga bisa sama-sama dijaga. “Contohnya, dulu katanya di sini pohon kemiri banyak, coba dikembangkan bibitnya sehingga di sini bisa dikenal jadi penghasil kemiri,” imbuh dia.

Ia telah berkomunikasi dengan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan terkait penghijauan Danau Toba yang harus dilakukan cepat seiring dengan hujan buatan yang sudah diinisiasi Inalum sebagai upaya menjaga kelestarian kawasan Danau Toba dan membantu operasional PLTA.

Kemudian harus dipikirkan bagaimana agar tidak ada erosi dan longsor karena jumlah pohon yang makin terbatas dampak perkembangan masyarakat yang butuhkan lahan untuk hidup. “Dari situlah Bapak Menteri Luhut juga sudah memerintahkan seluruh perusahaan-perusahaan memberikan CSR-nya untuk penghijauan,” katanya.

Mengenai luas areal, Dwi Januanto menyebut sesuai peta batas Daerah Aliran Sungai (DAS) sebanyak 293 unit DAS dengan luas 4,5 juta hektare. Area terluas meliputi Barumun, Asahan, Batang Gadis, Kualuh dan Batang Toru. “Dari lima besar ini ada kawasan yang dinamakan DAS Asahan-Toba yang menjadi super prioritas bersamaan dengan upaya pemerintah yang menjadikan wilayah ini sebagai DPSP dengan isu-isu lingkungan yang melekat di dalamnya,” ujarnya.

DAS Asahan Toba, lanjutnya, diklasifikasikan sebagai DAS yang dipulihkan dan dipertahankan. “Maka harus ada intervensi-intervensi yang dilakukan dan tantangan kami sendiri ada pada wilayahnya yang kering, terjal, lahan curam dan sangat curam,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya terus melakukan upaya pemulihan diantaranya dengan melihat kondisi fisik lahan, ketersediaan lahan, pola tanam dan melihat kapasitas kelola sumber daya baik SDM, finance, sarana prasarana dan kelembagaan. BPDASHL Asahan Barumun juga melakukan terobosan rehabilitasi dan lahan Danau Toba dengan membuat kompos blok dan lainnya.

Penanaman pohon dan pembagian bibit produktif juga menjadi upaya pemulihan dan peningkatan fungsi lahan serta pelestarian lingkungan. “Jenis vegetasi tanaman yang kita kembangkan ada kacang macadamia yang disebar dengan cara ditembak melalui drone pada kawasan yang terjal, aren, tabebuya, pinus, kopi dan bibit Multi Purposes Tree Species (MPTS) lainnya,” ujarnya.

Wabup Humbahas Oloan P Nababan mengucapkan terimakasih atas perhatian pemerintah untuk kemajuan daerahnya. “Pelestarian DAS dan lingkungan tugas kita bersama, harus mempunyai hati dan nurani untuk menjaga dan melestarikan, apalagi ada lahan kritis yang cukup luas, mari menanam pohon agar menjadi areal hijau, bibit yang ditanam juga harus multifungsi seperti mangga alpukat dan lainnya,” katanya. (prn)

SUMUTPOS.CO – Upaya penghijauan di kawasan Danau Toba diharapkan bisa menormalkan kembali debit air Danau Toba, serta memberi tambahan pemasukan warga sekitar dari tanaman pohon yang ditanam.

MELIHAT: Wagubsu Musa Rajekshah melihat Persemaian Modern Toba di Kawasan Hutan Lindung Blok Sibisa, Desa Motung, Ajibata, Rabu (8/12) sore.DISKOMINFO SUMUT FOR SUMUT POS.

Ini diungkapkan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah saat melihat Persemaian Modern Toba di Kawasan Hutan Lindung Blok Sibisa, Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Rabu (8/12) sore.

“Kita berharap ada income yang bisa didapatkan masyarakat dari tanaman pohon tersebut,” katanya didampingi Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Asahan Barumun, Dwi Januanto Nugrohon dan Bupati Toba, Poltak Sitorus.

Lokasi tersebut terdiri dari sarana persemaian seluas 10 hektare, sarana pendukung (kebun benih, arboretum dan Eco Edu Forest) seluas 15 hektare, dan hutan kota 12,5 hektare. Luas Persemaian Modern Toba total 37,5 hektare dengan sarana dan prasarana yang tengah proses pengerjaan diantaranya laboratorium kultur jaringan, mother plant, rooting dan germination, aclimatization area, shaded area, open area, tempat pengelolaan media, gudang, reservoar dan ruang pompa, mess, pos jaga, ruang genset dan ruang penyimpanan benih.

“Persemaian Modern Toba ini sangat baik sebagai upaya penghijauan di wilayah Sumut karena nanti ada lima juta bibit lebih per tahun dengan berbagai jenis pohon hutan dan pohon buah-buahan yang akan disebar,” terang Wagubsu yang akrab disapa Ijeck ini.

Dwi Januanto Nugroho menyampaikan, saat ini Persemaian Modern Toba tengah dalam pengerjaan dan masuk tahap pengembangan kedua. “Target kita akhir tahun 2022 yang sudah hitungan hari sudah operasional sehingga bisa cepat meningkatkan kualitas lingkungan daerah wisata Danau Toba,” katanya.

Sementara Poltak Sitorus, mengaku sangat berbahagia atas kehadiran Persemaian Modern Toba di wilayahnya. Ia berharap, lokasi persemaian ini bukan hanya menghasilkan bibit pohon saja tapi juga bisa menjadi pusat edukasi dan wisata. “Kami sangat senang dengan kunjungan wagub hari ini, masyarakat sangat welcome karena keramahan beliau. Sama halnya juga kami sangat berbahagia batas kehadiran lokasi persemaian ini dan berharap bisa juga jadi tempat edukasi dan wisata,” katanya.

Selain itu juga, ia harapkan, semoga Kabupaten Toba semakin lestari dan debit air Danau Toba bisa normal kembali karena saat ini harus dibuat hujan buatan untuk menormalkan debit air. Adapun Wagubsu bersama rombongan sebelumnya melaksanakan aksi penanaman pohon, sekaligus pembagian bibit produktif kepada warga di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kata Ijeck, Danau Toba sebagai danau air tawar terbesar di dunia dengan kekayaan alam yang sangat indah mengantarkannya menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) harus sama-sama dilestarikan, baik itu pemerintah dan masyarakat. “Kegiatan penanaman pohon ini jangan hanya sekadar menanam saja, tapi dipetakan dahulu wilayahnya yang mau ditanam karena tak semua area bisa ditanami tumbuhan karena batuan,” katanya. Setelah itu, sebut dia jangan setelah ditanam kemudian ditinggal, harus ada edukasi ke masyarakat tentang pentingnya pohon sehingga bisa sama-sama dijaga. “Contohnya, dulu katanya di sini pohon kemiri banyak, coba dikembangkan bibitnya sehingga di sini bisa dikenal jadi penghasil kemiri,” imbuh dia.

Ia telah berkomunikasi dengan Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan terkait penghijauan Danau Toba yang harus dilakukan cepat seiring dengan hujan buatan yang sudah diinisiasi Inalum sebagai upaya menjaga kelestarian kawasan Danau Toba dan membantu operasional PLTA.

Kemudian harus dipikirkan bagaimana agar tidak ada erosi dan longsor karena jumlah pohon yang makin terbatas dampak perkembangan masyarakat yang butuhkan lahan untuk hidup. “Dari situlah Bapak Menteri Luhut juga sudah memerintahkan seluruh perusahaan-perusahaan memberikan CSR-nya untuk penghijauan,” katanya.

Mengenai luas areal, Dwi Januanto menyebut sesuai peta batas Daerah Aliran Sungai (DAS) sebanyak 293 unit DAS dengan luas 4,5 juta hektare. Area terluas meliputi Barumun, Asahan, Batang Gadis, Kualuh dan Batang Toru. “Dari lima besar ini ada kawasan yang dinamakan DAS Asahan-Toba yang menjadi super prioritas bersamaan dengan upaya pemerintah yang menjadikan wilayah ini sebagai DPSP dengan isu-isu lingkungan yang melekat di dalamnya,” ujarnya.

DAS Asahan Toba, lanjutnya, diklasifikasikan sebagai DAS yang dipulihkan dan dipertahankan. “Maka harus ada intervensi-intervensi yang dilakukan dan tantangan kami sendiri ada pada wilayahnya yang kering, terjal, lahan curam dan sangat curam,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya terus melakukan upaya pemulihan diantaranya dengan melihat kondisi fisik lahan, ketersediaan lahan, pola tanam dan melihat kapasitas kelola sumber daya baik SDM, finance, sarana prasarana dan kelembagaan. BPDASHL Asahan Barumun juga melakukan terobosan rehabilitasi dan lahan Danau Toba dengan membuat kompos blok dan lainnya.

Penanaman pohon dan pembagian bibit produktif juga menjadi upaya pemulihan dan peningkatan fungsi lahan serta pelestarian lingkungan. “Jenis vegetasi tanaman yang kita kembangkan ada kacang macadamia yang disebar dengan cara ditembak melalui drone pada kawasan yang terjal, aren, tabebuya, pinus, kopi dan bibit Multi Purposes Tree Species (MPTS) lainnya,” ujarnya.

Wabup Humbahas Oloan P Nababan mengucapkan terimakasih atas perhatian pemerintah untuk kemajuan daerahnya. “Pelestarian DAS dan lingkungan tugas kita bersama, harus mempunyai hati dan nurani untuk menjaga dan melestarikan, apalagi ada lahan kritis yang cukup luas, mari menanam pohon agar menjadi areal hijau, bibit yang ditanam juga harus multifungsi seperti mangga alpukat dan lainnya,” katanya. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/