26 C
Medan
Tuesday, July 9, 2024

Benteng Sungai Sipef 2 Kali Amblas

SIMALUNGUN–Sejumlah warga di Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun membangun benteng terbuat dari tumpukan tanah dalam karung di dasar sungai Sipef. Tujuannya, agar dinding tanah di sekitar tepi aliran sungai Sipef tidak lagi longsor berkepanjangan dan melebar.

WARGA BANGUN BENTENG:Warga membuat benteng terbuat dari tumpukan tanah dibungkus karung guna menghambat terkikisnya dinding jalan aliran Sungai Sipef  Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun. //BILLY/smg
WARGA BANGUN BENTENG:Warga membuat benteng terbuat dari tumpukan tanah dibungkus karung guna menghambat terkikisnya dinding jalan aliran Sungai Sipef di Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun. //BILLY/smg

egiatan ini sudah dilakukan warga sejak sepekan terakhir ini. Namun, benteng itu sudah dua kali amblas dalam sepekan terakhir ini sejak dibangun.

Kerusakan pada benteng itu disebabkan air yang mengalir dengan debit yang besar ini membentuk lubang air dari dasar benteng, sehingga benteng yang dibangun amblas dan susunannya menjadi rusak. Warga yang turut mengerjakan proyek gotong royong pesimis jalan akan bertahan lama jika dinas Pengerjaan Umum (PU) Pemprovsu tidak segera melakukan perbaikan.

Sampai saat ini di jalan umum Pematang Sahkuda ini sudah terdapat dua titik jalan yang putus total. Kemudian, ada tiga lokasi lagi yang memiliki potensi besar untuk putus total.

Saat ini warga yang mengerjakan benteng ini mendapatkan bantuan karung dari PT Sipef sebanyak seratus karung bekas. Namun, ketika warga meminta bantuan tenaga dari karyawan pabrik ini pihaknya justru menolaknya.

Rusli (46), warga Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun yang turut mengerjakan beteng ini ketika ditemui Metro Siantar, Minggu (10/3) menyebutkan, sejak sepekan ini beteng ini selalu amblas. Kondisi ini disebabkan karena hujan deras melanda nagori ini dalam sepekan terakhir ini sehingga perlahan-lahan tanah di dasar sungai ini terkikis air yang mengalir.

“Masalah jalan amblas ini sebenarnya sudah menjadi ketakutan tersendiri bagi warga yang tinggal di pinggiran jalan umum ini. Soalnya, saya lihat potensi longsor ini begitu besar bahkan benteng yang kami bangun sejak seminggu lalu juga terus amblas,” ujarnya yang diamini Legirin (40).

Amatan Metro Siantar di lokasi tampak puluhan warga bekerja membangun beteng ini sembari memperbaiki beberapa beteng lain. Sementara, pengendara yang melintas tampak berhati-hati dengan perlahan. Warga berharap agar dinas PU Pemprovsu Medan segera melakukan perbaikan di jalan ini sehingga longsor tidak meluas.

Dampak hujan deras tersebut tenyata dirasakan petambak ikan di daerah Nagori Silaumanik, Kecamatan Siantar, Simalungun. Mereka yang memiliki kolam sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Andarasi kini enggan bekeja lagi. Mengingat, tingginya curah hujan di daerah tersebut membuat ikan mereka tebawa arus.

Salah seorang petani yang mengalami kerugian hingga ratusan juga adalan Anto (40) warga sekitar. Dia memiliki banyak kolam, sewaktu hujan deras yang melongsorkan jembatan andarasi beberapa waktu lalu, seluruh ikan yang ada dikolamnya habis terbawa arus, termasuk peralatan perawatan ikan.

Tidak hanya Anto, warga lain juga banyak yang mengalami hal serupa, mereka rugi puluhan bahkan ratusan juta ketika banjir datang. Sejak itu, hingga Minggu (10/3) terpantau Metro Siantar seluruh kolam yang berada di bantaran sungai masih di kosongkan warga.

Tak sedikit dari mereka yang beralih profesi, ada yang menjadi buruh bangunan ada juga yang kerja di berbagai perusahaan. (eko/bli/smg)

SIMALUNGUN–Sejumlah warga di Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun membangun benteng terbuat dari tumpukan tanah dalam karung di dasar sungai Sipef. Tujuannya, agar dinding tanah di sekitar tepi aliran sungai Sipef tidak lagi longsor berkepanjangan dan melebar.

WARGA BANGUN BENTENG:Warga membuat benteng terbuat dari tumpukan tanah dibungkus karung guna menghambat terkikisnya dinding jalan aliran Sungai Sipef  Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun. //BILLY/smg
WARGA BANGUN BENTENG:Warga membuat benteng terbuat dari tumpukan tanah dibungkus karung guna menghambat terkikisnya dinding jalan aliran Sungai Sipef di Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun. //BILLY/smg

egiatan ini sudah dilakukan warga sejak sepekan terakhir ini. Namun, benteng itu sudah dua kali amblas dalam sepekan terakhir ini sejak dibangun.

Kerusakan pada benteng itu disebabkan air yang mengalir dengan debit yang besar ini membentuk lubang air dari dasar benteng, sehingga benteng yang dibangun amblas dan susunannya menjadi rusak. Warga yang turut mengerjakan proyek gotong royong pesimis jalan akan bertahan lama jika dinas Pengerjaan Umum (PU) Pemprovsu tidak segera melakukan perbaikan.

Sampai saat ini di jalan umum Pematang Sahkuda ini sudah terdapat dua titik jalan yang putus total. Kemudian, ada tiga lokasi lagi yang memiliki potensi besar untuk putus total.

Saat ini warga yang mengerjakan benteng ini mendapatkan bantuan karung dari PT Sipef sebanyak seratus karung bekas. Namun, ketika warga meminta bantuan tenaga dari karyawan pabrik ini pihaknya justru menolaknya.

Rusli (46), warga Nagori Pematang Sahkuda, Kecamatan Gunung Malela, Simalungun yang turut mengerjakan beteng ini ketika ditemui Metro Siantar, Minggu (10/3) menyebutkan, sejak sepekan ini beteng ini selalu amblas. Kondisi ini disebabkan karena hujan deras melanda nagori ini dalam sepekan terakhir ini sehingga perlahan-lahan tanah di dasar sungai ini terkikis air yang mengalir.

“Masalah jalan amblas ini sebenarnya sudah menjadi ketakutan tersendiri bagi warga yang tinggal di pinggiran jalan umum ini. Soalnya, saya lihat potensi longsor ini begitu besar bahkan benteng yang kami bangun sejak seminggu lalu juga terus amblas,” ujarnya yang diamini Legirin (40).

Amatan Metro Siantar di lokasi tampak puluhan warga bekerja membangun beteng ini sembari memperbaiki beberapa beteng lain. Sementara, pengendara yang melintas tampak berhati-hati dengan perlahan. Warga berharap agar dinas PU Pemprovsu Medan segera melakukan perbaikan di jalan ini sehingga longsor tidak meluas.

Dampak hujan deras tersebut tenyata dirasakan petambak ikan di daerah Nagori Silaumanik, Kecamatan Siantar, Simalungun. Mereka yang memiliki kolam sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Andarasi kini enggan bekeja lagi. Mengingat, tingginya curah hujan di daerah tersebut membuat ikan mereka tebawa arus.

Salah seorang petani yang mengalami kerugian hingga ratusan juga adalan Anto (40) warga sekitar. Dia memiliki banyak kolam, sewaktu hujan deras yang melongsorkan jembatan andarasi beberapa waktu lalu, seluruh ikan yang ada dikolamnya habis terbawa arus, termasuk peralatan perawatan ikan.

Tidak hanya Anto, warga lain juga banyak yang mengalami hal serupa, mereka rugi puluhan bahkan ratusan juta ketika banjir datang. Sejak itu, hingga Minggu (10/3) terpantau Metro Siantar seluruh kolam yang berada di bantaran sungai masih di kosongkan warga.

Tak sedikit dari mereka yang beralih profesi, ada yang menjadi buruh bangunan ada juga yang kerja di berbagai perusahaan. (eko/bli/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/