26 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Pakpak Bharat Siap Tampung 250 KK Pendatang

Lokasi Transmigrasi Lama Kurang Diminati

PAKPAK BHARAT- Kabupaten Pakpak Bharat sebelum dimekarkan dari Kabupaten Dairi, sudah mengenal program transmigrasi. Beberapa lokasi yang menjadi tempat tinggal para transmigrasi kala itu seperti di Mahala Majanggut dan Sibagindar.

Sayangnya, karena pengelolaan dan pengawasan yang kurang baik pada masa lalu, menyebabkan lokasi transmigrasi di dua daerah itu kurang diminati. Itu merupakan salah satu kegagalan pemerintah daerah dalam mendukung program nasional.

Nah, sekarang Pakpak Bharat telah lahir dari pemekaran Kabupaten Dairi. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) mengambil keputusan untuk memprioritaskan program transmigrasi di Kabupaten Pakpak Bharat.

Apalagi program transmigrasi sekarang ini hadir dalam paradigma baru khususnya dukungan terhadap ketahanan pangan, kebijakan energi alternatif, pemerataan investasi, dan pertahanan nasional terutama wilayah terluar atau perbatasan dalam menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan. Jadi, transmigrasi hadir bukan hanya upaya untuk pemindahan penduduk tapi berupa pengembangan wilayah.

Dinsosnakertrans Pakpak Bharat mengajukan beberapa lokasi transmigrasi baru kepada Pemerintah Pusat.

Salah satu lokasi setrategis yang diajukan adalah Sikucapi, yang terletak di dua Desa yaitu Desa Kaban Tengah dan Desa Bandar Baru Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe.

Lokasi ini memiliki luas lebih kurang 500 hektar dengan akses jalan melalui Desa Tanjung Mulia yang berbatasan dengan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

Kepala Dinsosnakertrans, Manurung Naiborhu S.Pd, ketika ditanya wartawan Kamis (10/5) berkaitan dengan program tersebut menyampaikan bahwa Dinsosnakertrans telah melakukan proses survei dan pematokan untuk lokasi tersebut dengan bekerja sama Dinas Kehutanan, Bappeda, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan tokoh masyarakat setempat.

“Dengan dibukanya lokasi ini, diharapkan dusun-dusun sekitar yang terisolir juga akan menjadi terbantu. Implikasi selanjutnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat Pakpak Bharat,” tandas Naiborhu.

Untuk kapasitas dari lokasi yang direncanakan ini nantinya akan mampu menampung lebih kurang 250 kepala keluarga (KK) yang diharapkan dari transmigrasi lokal maupun transmigrasi luar daerah.

Secara geografis lokasi ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut sehingga sangat potensial dari sisi ekonomi dan pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan.(mag-14)

Lokasi Transmigrasi Lama Kurang Diminati

PAKPAK BHARAT- Kabupaten Pakpak Bharat sebelum dimekarkan dari Kabupaten Dairi, sudah mengenal program transmigrasi. Beberapa lokasi yang menjadi tempat tinggal para transmigrasi kala itu seperti di Mahala Majanggut dan Sibagindar.

Sayangnya, karena pengelolaan dan pengawasan yang kurang baik pada masa lalu, menyebabkan lokasi transmigrasi di dua daerah itu kurang diminati. Itu merupakan salah satu kegagalan pemerintah daerah dalam mendukung program nasional.

Nah, sekarang Pakpak Bharat telah lahir dari pemekaran Kabupaten Dairi. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) mengambil keputusan untuk memprioritaskan program transmigrasi di Kabupaten Pakpak Bharat.

Apalagi program transmigrasi sekarang ini hadir dalam paradigma baru khususnya dukungan terhadap ketahanan pangan, kebijakan energi alternatif, pemerataan investasi, dan pertahanan nasional terutama wilayah terluar atau perbatasan dalam menyelesaikan masalah pengangguran dan kemiskinan. Jadi, transmigrasi hadir bukan hanya upaya untuk pemindahan penduduk tapi berupa pengembangan wilayah.

Dinsosnakertrans Pakpak Bharat mengajukan beberapa lokasi transmigrasi baru kepada Pemerintah Pusat.

Salah satu lokasi setrategis yang diajukan adalah Sikucapi, yang terletak di dua Desa yaitu Desa Kaban Tengah dan Desa Bandar Baru Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe.

Lokasi ini memiliki luas lebih kurang 500 hektar dengan akses jalan melalui Desa Tanjung Mulia yang berbatasan dengan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

Kepala Dinsosnakertrans, Manurung Naiborhu S.Pd, ketika ditanya wartawan Kamis (10/5) berkaitan dengan program tersebut menyampaikan bahwa Dinsosnakertrans telah melakukan proses survei dan pematokan untuk lokasi tersebut dengan bekerja sama Dinas Kehutanan, Bappeda, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan tokoh masyarakat setempat.

“Dengan dibukanya lokasi ini, diharapkan dusun-dusun sekitar yang terisolir juga akan menjadi terbantu. Implikasi selanjutnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat Pakpak Bharat,” tandas Naiborhu.

Untuk kapasitas dari lokasi yang direncanakan ini nantinya akan mampu menampung lebih kurang 250 kepala keluarga (KK) yang diharapkan dari transmigrasi lokal maupun transmigrasi luar daerah.

Secara geografis lokasi ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut sehingga sangat potensial dari sisi ekonomi dan pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan.(mag-14)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/