Site icon SumutPos

Kodam Siaga, Tamu Wajib Lapor 1×24 Jam

Pengantin bom bunuh diri-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ancaman terorisme di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan, tak bisa dianggap sepele. Pasalnya, sudah berberapa kali Kota Medan menjadi sasaran aksi. Mulai tahun 2000 yang menyasar sejumlah gereja pada malam Natal, hingga yang teranyar penyerangan Mapolda Sumut pada malam takbiran, 24 Juni 2017 lalu. Karenanya, masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan menyikapi kabar masuknya tujuh ‘pengantin’ (pelaku bom bunuh diri) ke Sumatera Utara.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I/BB, Kolonel Inf Edi Hartono mengaku, pihaknya terus meningkatkan kesiapsiagaan menyikapi maraknya aksi terorisme yang terjadi belakangan ini di Indonesia, termasuk Sumut. Apalagi saat ini, pelaku teror menargetkan komplek militer dan kepolisian menjadi sasaran.

Bahkan, Edi menyebutkan, peningkatan kesiapsiagaan itu sudah dilakukan sejak kejadian di Mapolda Sumut beberapa waktu lalu. “Kalau soal mereka mau menyerang siapa, kita juga belum tahu pasti. Bisa jadi mau ke Kodam ataupun ke Polda, sehingga yang lain lengah. Tahu-tahu, yang lengah itu yang dihajar, ” kata Edi kepada Sumut Pos, Senin (10/7).

Karenanya, dia mengimbau seluruh komponen masyarakat agar lebih waspada. Dikatakan Edi, wajib lapor di masyarakat 1×24 jam harus diaktifkan kembali. Edi mengimbau, untuk masyarakat melapor, baik itu ke RT, aparat desa, Polsek atau Koramil. Bila mengetahui pendatang baru atau warga yang lama menghilang lalu kembali dengan perubahan sikap yang aneh, khususnya lebih tertutup, segera melapor.

“Jangan terfokus masyarakat, tidak akan mungkin. Buktinya bom panci terbongkar oleh Polisi di Bandung kemarin saya rasa sasarannya juga masyarakat umum itu. Masyarakat juga jangan sampai terlena. Tetap harus waspada,” sambung Edi.

Selain untuk mengantisipasi aksi teror, Edi mengatakan, wajib lapor pendatang baru 1×24 jam dan Siskamling itu juga penting untuk mengantisipasi kejahatan lainnya yang mulai meningkat. Begitu juga untuk menanggulangi kejadian di malam hari, agar lebih cepat. Dikatakan Edi, agar masyarakat tidak remeh dengan Siskamling dan wajib lapor 1×24 jam bagi pendatang baru.

“Tetapi jangan juga takut. Kalau takut nanti bisa salah orang pula. Orang baik malah dikira teroris, ” tambah Edi.

Mengenai informasi tujuh ‘Pengantin’ yang dikabarkan telah masuk ke Sumatera Utara, Edi belum mendapat informasi lebih jauh. Dia juga mengaku belum ada mengetahui kalau informasi itu sudah dibahas lebih lanjut di internal Kodam I/BB atau tidak. Namun, Edi menyebut jika di Bidang Intelejen, informasi lebih lanjut diperkirakan sudah ada.

Pengantin bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara pengamat teroris Khairul Gozali mengatakan, informasi soal tujuh calon ‘pengantin’ asal Aceh masuk ke Sumut itu bisa saja benar adanya dan patut diwaspadai. Namun dia menegaskan, di Sumut sendiri khususnya Kota Medan, merupakan lumbung dari para jihadis.

“Pastinya saya tidak tahu benar soal informasi itu. Tapi sebenarnya, sel-sel para jihadis di Medan ini cukup banyak, melalui ormas-ormas Islam yang mulai berafilisasi dengan ISIS,” ujar Khairul kepada Sumut Pos, Senin (10/7).

Memang, katanya, Aceh selama 35 tahun menjadi Daerah Operasi Militer (DOM). Perang antara pemerintah dan kelompok yang menginginkan Aceh merdeka dari pangkuan NKRI terjadi cukup alot. Artinya, meskipun sekarang ini Aceh sudah berdamai, mereka yang dulunya tergabung dalam kelompok gerakan Aceh yang ingin merdeka banyak yang mengubah arah perjuangannya.

“Jadi kalau ada yang bilang Sumut, khususnya Kota Medan ini aman dari sel-sel terorisme, itu saya rasa omong kosong belaka. Mungkin ada tujuan lain sehingga menyatakan hal demikian, mungkin untuk menjaga stabilits perekonomian, bisa jadi ya,” terang Khairul.

Namun, yang dia harapkan pemerintah, polri dan masyarakat agar tetap mewaspadai. Medan belum cukup aman dari aksi-aksi radikal katanya. “Jadi saya berharap kita waspada. Kepolisian jangan sampai kecolongan lagi, harapannya mereka bisa mendeteksi lebih dini aksi-aksi terorisme ini,” kata Khairul yang merupakan mantan narapidana kasus penyerangan CIMB Niaga di tahun 2010 ini.

Sementara itu, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan alias belum tentu benar. Namun Eldin berharap, apabila ada kejanggalan yang diketahui di lingkungannya agar tidak sungkan menyampaikan kepada aparatur setempat.

Hal ini dikatakan Eldin menyikapi isu sedikitnya tujuh orang diduga ‘pengantin’ (pelaku bom bunuh diri, Red) masuk ke Sumatera Utara. “Semua warga harus berhati-hati terhadap isu seperti itu. Karena kita semua ingin kota kita ini aman, nyaman dan tenang,” katanya kepada Sumut Pos, usai menghadiri paripurna di DPRD Medan, Senin (10/7).

Eldin menginstruksikan kepada aparaturnya, mulai dari kepala lingkungan, lurah dan camat untuk proaktif terhadap wilayah kerjanya. Juga bersinergi dengan Babinsa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan ulama agar hal-hal yang bersifat negatif dapat ditangkal dengan cepat. “Kepada warga, bila ada keluhan-keluhan yang dirasa, agar segera menyampaikan langsung kepada aparat pemerintah dan aparat penegak hukum,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, kalau semua elemen masyarakat bersinergi dan tidak mudah terpancing isu menyesatkan serta provokasi, Medan akan jauh lebih aman ke depan.

Terorisme-Ilustrasi.

Ketua Komisi A DPRD Medan, Sabar Syamsuria Sitepu meminta, dengan adanya kabar tersebut pihak kepolisian lebih meningkatkan aktivitasnya. “Lebih cepat lebih baik agar isu tersebut dipastikan keberannya, agar masyarakat tidak cemas dan takut. Jajaran Polda Sumut saya kira perlu menindaklanjutinya dengan profesional,” katanya.

Selain itu, politisi Golkar ini berharap partisipasi masyarakat lebih ditingkatkan. Sebab hal ini penting agar segala tindakan negatif dapat terdeteksi dini. “Isu adanya pengantin itu tidak baik berhembus terlalu lama. Masyarakat juga kita harapkan berpartisipasi. Kalau memang mengetahui adanya informasi dugaan pengantin itu berada di Medan, segera laporkan ke pihak berwenang,” katanya.

Sabar menyebutkan, beragam isu ‘gila’ sudah sangat massif terjadi dewasa ini di Indonesia. Hal ini pun sudah pernah ia sampaikan saat menggelar reses beberapa waktu lalu. “Waktu reses sudah saya sampaikan, bahwa isu ‘gila’ udah sangat berbahaya di republik ini. Makanya dibutuhkan peran serta dari masyarakat, dan Polri penting untuk meningkatkan aktivitasnya,” pungkasnya.

Diberitakan, beredar kabar sedikitnya tujuh orang diduga ‘pengantin’ (pelaku bom bunuh diri) masuk ke Sumut. Disebut-sebut, ketujuh pengantin ini masuk dari provinsi tetangga, Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Dalam informasi yang beredar ini, mereka diproyeksikan untuk melakukan aksi teror bom dengan sejumlah sasaran komplek militer dan Polri. Masyarakat pun diimbau untuk waspada, melaporkan segala tindak-tanduk orang baru yang tak dikenal. Langkah awal tentunya dengan melaporkan kepada aparat setempat.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Poldasu, Kombes Pol Rina Sari Ginting, mendengar informasi ini angkat bicara. Dia mengatakan, akan menelusuri dan mencari tahu kebenaran serta informasi lanjut atas informasi tersebut. “Kepada masyarakat diimbau untuk tetap waspada, kami dari polri akan menindaklanjuti informasi ini. Jangan takut, tapi tetap waspada,” kata Rina, Minggu (9/7).

Perwira polisi yang pernah menjabat sebagai Kapolres Binjai ini menyebut, sebagai Kapoldasu yang baru, Irjen Paulus Waterpauw sudah mempersiapkan Poldasu untuk mencegah dan menangkal terjadinya aksi teror terulang di Sumut.

“Seperti amanat kapolda kemarin pada acara serah terima jabatan, fokus terhadap pemberantasan terorisme menjadi atensinya pak kapolda, dengan melanjutkan strategi dari kapolda sebelumnya, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel,” tutur Rina. (ain/dvs/prn/adz)

Exit mobile version