29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Gubsu Kurbankan 9 Ekor Sapi, Pemprovsu 144 Sapi dan 3 Kambing

Hewan Kurban di Sumut Dijamin Bebas PMK

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, menyembelih sembilan ekor sapi pada Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah. Salah satu sapi kurban Edy Rahmayadi berbobot 1,3 ton, disembelih di Masjid Al-Jihad, Jalan Abdullah Lubis, Medan, Minggu (10/7).

Edy Rahmayadi mengatakan, penyembelihan hewan kurban tahun ini, selain untuk ibadah juga diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi Sumut. Bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan. “Perekonomian kita belum pulih sepenuhnya setelah kurang lebih dua setengah tahun dilanda Covid-19. Ada juga kenaikan harga bahan pangan. Saya berharap ini membantu baik bagi peternak sapi dan juga masyarakat secara umum,” kata Edy usai menyaksikan penyembelihan sapi di Masjid Al-Jihad.

Selain itu, Edy juga memastikan hewan kurban di Sumut bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini karena setiap hewan kurban harus memenuhi syarat dan kualitas kesehatan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan.

“Jauh hari sebelum dipilih sebagai hewan kurban sudah dicek kesehatannya. Ada syarat yang harus dipenuhi, jadi sudah dipastikan hewan-hewan kurban yang ada sehat dan berkualitas,” kata Edy Rahmayadi, yang didampingi Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Afifi Lubis.

Sementara itu, tahun ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut juga menyiapkan hewan kurban untuk disebar ke 33 Kabupaten/Kota. Menurut keterangan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Rita Tavip Megawati, Pemprov Sumut menyerahkan 144 sapi dan 3 ekor kambing pada Idul Adha kali ini.

Memastikan kesehatan dan kualitas hewan kurban, Pemprov Sumut bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut. Selain itu, setiap hewan kurban juga dilengkapi dengan surat rekomendasi yang memastikan hewan tersebut bebas dari penyakit.

“Kita lakukan pendampingan oleh dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan. Kemudian hewan kurbannya juga memiliki surat hasil pemeriksaan dokter sehingga kita jamin hewan kurban kita aman,” kata Rita.

Rita juga memastikan hewan kurban Pemprov Sumut dari dana pribadi Aparatur Sipil Negara, bukan melalui dana APBD. “Ini atas nama ASN kita, dana pribadi, bukan dari APBD. Mudah-mudahan memberikan dampak positif bagi peternak dan juga masyarakat kita terbantu,” katanya.

Ijeck Salat dan Berkurban di Parapat

Sementara, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah melaksanakan Salat Idul Adha 1443 Hijriah di Pantai Bebas Parapat, Kabupaten Simalungun, Minggu (10/7). Tidak hanya salat, Wagubsu juga berkurban untuk masyarakat yang ada di destinasi wisata super prioritas tersebut.

Kepada wartawan, Musa Rajekshah mengatakan, sengaja Salat Idul Adha di Pantai Bebas Parapat karena ingin berhari raya di daerah bersama keluarga besarnya. “Memang kalau bisa saya salat berpindah-pindah. Saya sengaja hadir ke sini biar salat bersama saudara-saudara kita di sini,” ujarnya.

Bagi Musa Rajekshah, salat di Pantai Bebas Parapat merupakan pengalaman yang luar biasa. “Ternyata begitu nikmatnya, begitu indahnya pemandangan selama salat di sini. Udaranya juga dingin. Ini pengalaman luar biasa yang tak terlupakan. Anak-anak dan istri saya juga senang,” ujar Wagub yang akrab disapa Ijeck ini.

Mudah-mudahan katanya, jika Allah kasih umur yang panjang, ia dan keluarga berkeinginan bisa pindah salat dan berbagai dengan masyarakat di daerah-daerah lain. “Kita di Pemprov Sumut juga ada kurban. Kurang lebih 100 ekor. Secara pribadi saya juga ada kurban lebih kurang 20 ekor. Ada yang dipotong di sini hewan kurbannya di Masjid Raya Taqwa Parapat bersama BKM di sini,” ujarnya.

Di Masjid Taqwa Parapat, jumlah hewan kurban yang disembelih terdiri dari 10 ekor sapi dan 25 ekor kambing. Jumlah ini dibagikan untuk 820 kepala keluarga yang ada di sekitar masjid. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah yang berkurban di masjid tersebut mengalami penurunan. Tahun lalu ada 19 ekor sapi dan 34 ekor kambing yang disembelih. “Untuk itu saya ingatkan kepada umat muslim semua agar melaksanakan kurban. Ini perintah agama kita. Bagi yang berkemampuan laksanakan lah dan berbagi dengan yang membutuhkan,” sebutnya.

Sumut Keempat Terbesar PMK

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus menggenjot vaksinasi terhadap hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dengan ketersediaan vaksin sebanyak 11.600 vaksin.

Gubsu Edy Rahyamadi menjelaskan, vaksin yang sudah tiba di Sumut sebanyak 11.600 vaksin dan sudah disalurkan ke sejumlah daerah di Sumut. Saat ini, disalurkan lagi 10.000 dosis vaksin secara serentak ke daerah kabupaten/kota. “Hari ini, serentak kita bagikan dan lakukan vaksin, dan saya akan mengajukan kembali vaksin,” sebut Edy kepada wartawan saat meninjau vaksinasi PMK di Desa Klambir Lima Kebun, Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (8/7) kemarin.

Mantan Pangkostrad itu, menjelaskan, Sumatera Utara menduduki peringkat keempat terbanyak hewan ternak terjangkit PMK. Namun, angka kematian hewan ternak sangat kecil. Hal itu, karena penanganan dilakukan cukup baik, cepat dan tepat. “Sumut masuk provinsi keempat terbesar terpapar PMK, di Sumut dari 33 kabupaten/kota. Ada 19 kabupaten yang sudah terpapar, paling parah di Batubara, kita sudah 14 ribu terpapar,” sebut Gubernur Edy.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, menjelaskan PMK di Sumut angka hewan ternak cukup tinggi.”Ada 8.000 sembuh dan 17 ekor mati,” sebutnya.

Edy menjelaskan, hewan ternak yang tertular kebanyakan masih dalam kategori yang ringan dan sedang. Sedangkan yang terpapar kategori berat masih minim sekali. “Kalau binatang itu sudah kena sakit berat dia harus dimatikan, tetapi ada pengganti, nanti dicatat dan sampai saat ini Sumut untuk kategori yang berat minim sekali,” kata Edy.

Para peternak juga diingatkan agar tidak sembarangan membeli obat untuk diberikan ke ternaknya. Karena pemerintah akan memberikan obat-obatan untuk ternak yang terserang PMK. “Ada obat-obatan berupa antibiotik walaupun terbatas itu sudah tersebar, kita tidak memperjualbelikan, untuk itu peternak jangan sembarangan beli, kita siapkan, jangan gegabah jangan panik, kita akan turun, sudah kita sebarkan ini,” kata Edy.

Pada kesempatan itu, Edy juga ikut menyuntikan vaksin langsung, namun tetap dibantu dokter hewan. Juga meninjau kondisi sapi dan peternakan milik warga setempat.

Sementara itu, Rizky Adriandi, peternak dari Desa Klambir Lima Kebun, Hamparan Perak, Deliserdang, menyatakan sepakat dengan apa yang disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi. Dirinya juga akan mengikuti imbauan gubernur untuk tidak membeli obat-obatan secara sembarangan. “Selama PMK ini, kita harap ada solusi supaya PMK cepat berakhir, tapi Alhamdulillah, pemerintah sudah mulai memberikan solusi, mudah-mudahan ini cepat berkahir, “ kata Rizky.

Rizky mengaku PMK tidak terlalu memengaruhi penjualan hewan ternaknya. Pada musim kurban ini Ia sudah menjual banyak sapinya tanpa kendala. “Pengaruhnya pasti ada, cuman Alhamdulillah, karena sapi kita sehat jadi tak bermasalah besar,” pungkasnya. (gus)

Hewan Kurban di Sumut Dijamin Bebas PMK

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, menyembelih sembilan ekor sapi pada Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah. Salah satu sapi kurban Edy Rahmayadi berbobot 1,3 ton, disembelih di Masjid Al-Jihad, Jalan Abdullah Lubis, Medan, Minggu (10/7).

Edy Rahmayadi mengatakan, penyembelihan hewan kurban tahun ini, selain untuk ibadah juga diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi Sumut. Bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan. “Perekonomian kita belum pulih sepenuhnya setelah kurang lebih dua setengah tahun dilanda Covid-19. Ada juga kenaikan harga bahan pangan. Saya berharap ini membantu baik bagi peternak sapi dan juga masyarakat secara umum,” kata Edy usai menyaksikan penyembelihan sapi di Masjid Al-Jihad.

Selain itu, Edy juga memastikan hewan kurban di Sumut bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini karena setiap hewan kurban harus memenuhi syarat dan kualitas kesehatan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan.

“Jauh hari sebelum dipilih sebagai hewan kurban sudah dicek kesehatannya. Ada syarat yang harus dipenuhi, jadi sudah dipastikan hewan-hewan kurban yang ada sehat dan berkualitas,” kata Edy Rahmayadi, yang didampingi Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Afifi Lubis.

Sementara itu, tahun ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut juga menyiapkan hewan kurban untuk disebar ke 33 Kabupaten/Kota. Menurut keterangan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Rita Tavip Megawati, Pemprov Sumut menyerahkan 144 sapi dan 3 ekor kambing pada Idul Adha kali ini.

Memastikan kesehatan dan kualitas hewan kurban, Pemprov Sumut bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut. Selain itu, setiap hewan kurban juga dilengkapi dengan surat rekomendasi yang memastikan hewan tersebut bebas dari penyakit.

“Kita lakukan pendampingan oleh dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan. Kemudian hewan kurbannya juga memiliki surat hasil pemeriksaan dokter sehingga kita jamin hewan kurban kita aman,” kata Rita.

Rita juga memastikan hewan kurban Pemprov Sumut dari dana pribadi Aparatur Sipil Negara, bukan melalui dana APBD. “Ini atas nama ASN kita, dana pribadi, bukan dari APBD. Mudah-mudahan memberikan dampak positif bagi peternak dan juga masyarakat kita terbantu,” katanya.

Ijeck Salat dan Berkurban di Parapat

Sementara, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Musa Rajekshah melaksanakan Salat Idul Adha 1443 Hijriah di Pantai Bebas Parapat, Kabupaten Simalungun, Minggu (10/7). Tidak hanya salat, Wagubsu juga berkurban untuk masyarakat yang ada di destinasi wisata super prioritas tersebut.

Kepada wartawan, Musa Rajekshah mengatakan, sengaja Salat Idul Adha di Pantai Bebas Parapat karena ingin berhari raya di daerah bersama keluarga besarnya. “Memang kalau bisa saya salat berpindah-pindah. Saya sengaja hadir ke sini biar salat bersama saudara-saudara kita di sini,” ujarnya.

Bagi Musa Rajekshah, salat di Pantai Bebas Parapat merupakan pengalaman yang luar biasa. “Ternyata begitu nikmatnya, begitu indahnya pemandangan selama salat di sini. Udaranya juga dingin. Ini pengalaman luar biasa yang tak terlupakan. Anak-anak dan istri saya juga senang,” ujar Wagub yang akrab disapa Ijeck ini.

Mudah-mudahan katanya, jika Allah kasih umur yang panjang, ia dan keluarga berkeinginan bisa pindah salat dan berbagai dengan masyarakat di daerah-daerah lain. “Kita di Pemprov Sumut juga ada kurban. Kurang lebih 100 ekor. Secara pribadi saya juga ada kurban lebih kurang 20 ekor. Ada yang dipotong di sini hewan kurbannya di Masjid Raya Taqwa Parapat bersama BKM di sini,” ujarnya.

Di Masjid Taqwa Parapat, jumlah hewan kurban yang disembelih terdiri dari 10 ekor sapi dan 25 ekor kambing. Jumlah ini dibagikan untuk 820 kepala keluarga yang ada di sekitar masjid. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah yang berkurban di masjid tersebut mengalami penurunan. Tahun lalu ada 19 ekor sapi dan 34 ekor kambing yang disembelih. “Untuk itu saya ingatkan kepada umat muslim semua agar melaksanakan kurban. Ini perintah agama kita. Bagi yang berkemampuan laksanakan lah dan berbagi dengan yang membutuhkan,” sebutnya.

Sumut Keempat Terbesar PMK

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus menggenjot vaksinasi terhadap hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dengan ketersediaan vaksin sebanyak 11.600 vaksin.

Gubsu Edy Rahyamadi menjelaskan, vaksin yang sudah tiba di Sumut sebanyak 11.600 vaksin dan sudah disalurkan ke sejumlah daerah di Sumut. Saat ini, disalurkan lagi 10.000 dosis vaksin secara serentak ke daerah kabupaten/kota. “Hari ini, serentak kita bagikan dan lakukan vaksin, dan saya akan mengajukan kembali vaksin,” sebut Edy kepada wartawan saat meninjau vaksinasi PMK di Desa Klambir Lima Kebun, Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (8/7) kemarin.

Mantan Pangkostrad itu, menjelaskan, Sumatera Utara menduduki peringkat keempat terbanyak hewan ternak terjangkit PMK. Namun, angka kematian hewan ternak sangat kecil. Hal itu, karena penanganan dilakukan cukup baik, cepat dan tepat. “Sumut masuk provinsi keempat terbesar terpapar PMK, di Sumut dari 33 kabupaten/kota. Ada 19 kabupaten yang sudah terpapar, paling parah di Batubara, kita sudah 14 ribu terpapar,” sebut Gubernur Edy.

Mantan Ketua Umum PSSI itu, menjelaskan PMK di Sumut angka hewan ternak cukup tinggi.”Ada 8.000 sembuh dan 17 ekor mati,” sebutnya.

Edy menjelaskan, hewan ternak yang tertular kebanyakan masih dalam kategori yang ringan dan sedang. Sedangkan yang terpapar kategori berat masih minim sekali. “Kalau binatang itu sudah kena sakit berat dia harus dimatikan, tetapi ada pengganti, nanti dicatat dan sampai saat ini Sumut untuk kategori yang berat minim sekali,” kata Edy.

Para peternak juga diingatkan agar tidak sembarangan membeli obat untuk diberikan ke ternaknya. Karena pemerintah akan memberikan obat-obatan untuk ternak yang terserang PMK. “Ada obat-obatan berupa antibiotik walaupun terbatas itu sudah tersebar, kita tidak memperjualbelikan, untuk itu peternak jangan sembarangan beli, kita siapkan, jangan gegabah jangan panik, kita akan turun, sudah kita sebarkan ini,” kata Edy.

Pada kesempatan itu, Edy juga ikut menyuntikan vaksin langsung, namun tetap dibantu dokter hewan. Juga meninjau kondisi sapi dan peternakan milik warga setempat.

Sementara itu, Rizky Adriandi, peternak dari Desa Klambir Lima Kebun, Hamparan Perak, Deliserdang, menyatakan sepakat dengan apa yang disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi. Dirinya juga akan mengikuti imbauan gubernur untuk tidak membeli obat-obatan secara sembarangan. “Selama PMK ini, kita harap ada solusi supaya PMK cepat berakhir, tapi Alhamdulillah, pemerintah sudah mulai memberikan solusi, mudah-mudahan ini cepat berkahir, “ kata Rizky.

Rizky mengaku PMK tidak terlalu memengaruhi penjualan hewan ternaknya. Pada musim kurban ini Ia sudah menjual banyak sapinya tanpa kendala. “Pengaruhnya pasti ada, cuman Alhamdulillah, karena sapi kita sehat jadi tak bermasalah besar,” pungkasnya. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/