30 C
Medan
Wednesday, October 16, 2024
spot_img

Akibat Banjir di Tebingtinggi Semakin Meluas, Jalan Utama Tidak Bisa Dilalui

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Banjir di Kota Tebingtinggi selama tiga hari semangkin meluas, Jumat (11/10) siang. Banjir menggenangi lima kecamatan yang ada di Kota Tebingtinggi, diperkirakan ribuan rumah saat ini masih terendam banjir kiriman, dimana dua sungai membela Kota Tebingtinggi seperti Sungai Bahilang dan Sungai Padang, debit airnya tidak tertampung sehingga air sungai masuk kedalam perumahan warga.

Alhasil, Pemko Tebingtinggi melalui Dinas Perhubungan dan Kepolisian Polres Tebingtinggi menutup akses jalan dari Jalan KL Yos Sudarso menuju Jalan Sudirman menuju pusat kota dan dari Jalan Ahmad Yani pusat kota dan menuju Sudirman Kota Tebingtinggi.

Penutup ini dilaksanakan untuk menghindari pengendara baik sepeda motor dan kenderaan roda empat dari Jalan Ahmad Yani berputar arah ke Jalan Suprapto, Jalan Sutomo kemudian ke Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi.

Sedangkan dari arah Medan menuju Siantar, masuk ke Jalan KL Yos Sudarso depan Ramayan dialihkan menuju Jalan Taman Bahagia kemudian ke Jalan HM Yamin selanjutnya bisa menuju Siantar dan Kisaran.

“Pengalihan arus kenderaan ini disebabkan banjir semakin tinggi hingga satu pinggang orang orang dewasa pada pukul 13.00 WIB. Kami khawatir jika arus tidak dialihkan, maka banyak kenderaan terjebak arus banjir dan berakibat mogok dijalan,” jelas Kasi Humas Polres Tebingtinggi Iptu Masdulhak.

Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (DPBD) Kota Tebingtinggi, Tora Daeng Masaro menjelaskan bahwa selama tiga hari banjir kiriman Sungai Padang dan Sei Bahilang terjadi akibat tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Simalungun, banjir kiriman ini memang dalam hitungan jam surut, apabila curah hujan kembali tinggi maka banjir akan terjadi lagi.

“Saat ini banjir kiriman paling parah, diperkirakan ada ribuan rumah yang terendam di lima kecamatan di Kota Tebingtinggi. Masalah jumlah KK nya, masih dalam pendataan,” bilangnya.

Diharapkan kembali juga kepada masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai Padang dan Sungai Bahilang untuk tetap waspada karena wilayah hulu masih tinggi curah hujan dan apabila mendapatkan informasi ketinggian air di wilayah hulu segera selamatkan diri ketempat yang lebih tinggi.

Salah seorang warga yang seringkali mengalami banjir, Erwan asal Lingkungan 1 Kelurahan Sri Padang Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi berharap besar kepada Pemerintah Kota Tebingtinggi untuk secepatnya mengatasi permasalahan banjir yang diakibatkan oleh Sungai Padang dan Sungai Bahilang.

“Banyak akibat dampak negatif yang ditimbulkan akibat terjadinya banjir ini, dimana warga tidak dapat melakukan aktivitas bekerja, anak – anak tidak dapat sekolah terus bantuan terkesan lambat,” pintanya.

Selain bantuan kepada masyarakat terutama bantuan makan siap saji, nantinya Pemko Tebingtinggi diharapkan juga segera melakukan pengorekan dasar sungai yang dimana sudah puluhan tahun tidak dilakukan pengorekan sehingga sendimen pasir dan lumpur setiap tahunnya menumpuk maka pedangkalan sungai terjadi.

“Harus di korek sungainya, kalau enggak setiap hujan deras terjadi wilayah hulu sungai, maka siap-siaplah Kota Tebingtinggi akan mengalami banjir,” ujar Erwan. (Ian/han)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Banjir di Kota Tebingtinggi selama tiga hari semangkin meluas, Jumat (11/10) siang. Banjir menggenangi lima kecamatan yang ada di Kota Tebingtinggi, diperkirakan ribuan rumah saat ini masih terendam banjir kiriman, dimana dua sungai membela Kota Tebingtinggi seperti Sungai Bahilang dan Sungai Padang, debit airnya tidak tertampung sehingga air sungai masuk kedalam perumahan warga.

Alhasil, Pemko Tebingtinggi melalui Dinas Perhubungan dan Kepolisian Polres Tebingtinggi menutup akses jalan dari Jalan KL Yos Sudarso menuju Jalan Sudirman menuju pusat kota dan dari Jalan Ahmad Yani pusat kota dan menuju Sudirman Kota Tebingtinggi.

Penutup ini dilaksanakan untuk menghindari pengendara baik sepeda motor dan kenderaan roda empat dari Jalan Ahmad Yani berputar arah ke Jalan Suprapto, Jalan Sutomo kemudian ke Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi.

Sedangkan dari arah Medan menuju Siantar, masuk ke Jalan KL Yos Sudarso depan Ramayan dialihkan menuju Jalan Taman Bahagia kemudian ke Jalan HM Yamin selanjutnya bisa menuju Siantar dan Kisaran.

“Pengalihan arus kenderaan ini disebabkan banjir semakin tinggi hingga satu pinggang orang orang dewasa pada pukul 13.00 WIB. Kami khawatir jika arus tidak dialihkan, maka banyak kenderaan terjebak arus banjir dan berakibat mogok dijalan,” jelas Kasi Humas Polres Tebingtinggi Iptu Masdulhak.

Sedangkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (DPBD) Kota Tebingtinggi, Tora Daeng Masaro menjelaskan bahwa selama tiga hari banjir kiriman Sungai Padang dan Sei Bahilang terjadi akibat tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Simalungun, banjir kiriman ini memang dalam hitungan jam surut, apabila curah hujan kembali tinggi maka banjir akan terjadi lagi.

“Saat ini banjir kiriman paling parah, diperkirakan ada ribuan rumah yang terendam di lima kecamatan di Kota Tebingtinggi. Masalah jumlah KK nya, masih dalam pendataan,” bilangnya.

Diharapkan kembali juga kepada masyarakat yang bermukim di sepanjang bantaran sungai Padang dan Sungai Bahilang untuk tetap waspada karena wilayah hulu masih tinggi curah hujan dan apabila mendapatkan informasi ketinggian air di wilayah hulu segera selamatkan diri ketempat yang lebih tinggi.

Salah seorang warga yang seringkali mengalami banjir, Erwan asal Lingkungan 1 Kelurahan Sri Padang Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi berharap besar kepada Pemerintah Kota Tebingtinggi untuk secepatnya mengatasi permasalahan banjir yang diakibatkan oleh Sungai Padang dan Sungai Bahilang.

“Banyak akibat dampak negatif yang ditimbulkan akibat terjadinya banjir ini, dimana warga tidak dapat melakukan aktivitas bekerja, anak – anak tidak dapat sekolah terus bantuan terkesan lambat,” pintanya.

Selain bantuan kepada masyarakat terutama bantuan makan siap saji, nantinya Pemko Tebingtinggi diharapkan juga segera melakukan pengorekan dasar sungai yang dimana sudah puluhan tahun tidak dilakukan pengorekan sehingga sendimen pasir dan lumpur setiap tahunnya menumpuk maka pedangkalan sungai terjadi.

“Harus di korek sungainya, kalau enggak setiap hujan deras terjadi wilayah hulu sungai, maka siap-siaplah Kota Tebingtinggi akan mengalami banjir,” ujar Erwan. (Ian/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/