MADINA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meminta operasional PT Sorik Merapi Geothermal Power(SMGP) dihentikan sementara agar ada kepastian penyebab warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal(Madina) mengalami keracunan gas.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera(Gubsu) Edy Rahmayadi para rapat pertemuan dengan PT SMGP dan Pemkab Madina terkait 59 warga keracunan gas H2S (Hidrogen Sulfida) di Medan, Kamis (10/3).
“Apa persoalan sampai rakyat ini mengalami keracunan, kan dia (racun itu) H2S. Tetapi dari hasil paparan dia (PT SMGP-red) pada rapat, pihak perusahaan tidak ada tanda tanda dari asam sulfida berarti ada yang salah. Untuk itu, dibentuk tim untuk memastikan penyebab warga keracunan gas.
“Operasionalnya diberhentikan. Saya selaku Gubernur Sumut punya wewenang untuk itu(menutup sementara operasional PT SMGP). Diberhentikan, dipastikan terlebih dahulu kenapa rakyat seperti itu (keracunan),” tegas Gubsu Edy Rahmayadi.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, menjelaskan PT SMGP merupakan perusahaan pembangkit listrik yang sudah menghasilkan 90 megawatt. Meskipun memberikan pasokan listrik bagi Provinsi Sumut, tapi perusahaan itu harus memikirkan kesehatan dan keselamatan masyarakat.
“Dia (PT SMGP) sudah menghasilkan energi sampai 90 megawatt. Ini juga sangat menguntungkan bagi rakyat Sumatera Utara,” tutur mantan Ketua Umum PSSI itu.
Untuk itu, lanjut Gubsu Edy Rahmayadi, tim Polres Madina sedang melakukan penyelidikan apakah ada dugaan kelalaian atau keceroboan.
“Jangan sampai terjadi tiga kali. Makanya harus bisa dipastikan penyebab warga keracunan. Kalau memang itu human eror, ya harus kita tindak dong. Tetapi kalau memang itu tuntutan perusahaan, perusahaan harus melakukan seperti itu, harus dicari win win solution, apakah dilakukan relokasi desa, tapi kan harus pasti,” terangnya.
Maka demikian, sambung Gubsu Edy Rahmayadi, menunggu tim gabungan melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab persis gas beracun H2S itu bisa keluar, sehingga mengakibatkan puluhan warga keracunan.
“Operasional perusahaan harus ditutup sementara sampai diketahui penyebabnya. “Tak bisa kita mengandai-andai. Belum bisa mereka jawab. Makanya saya berhentikan dulu sampai ada kepastian. Harus ada kepastian, gak boleh main-main sama nyawa orang,” pungkasnya.(gus/han)