29 C
Medan
Sunday, July 28, 2024

Sering Banjir, SD Lembah Ditinggalkan Murid

Foto; TEDDY AKBARI/SUMUT POS
TIGA MURID: Salah satu ruang kelas di SD Lembah yang hanya memiliki tiga murid. Namun proses belajar mengajar tetap berjalan.

SUMUTPOS.CO  – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 024758 kian hari makin sepi. Karena murid-murid yang menimba ilmu di sekolah yang dikenal dengan julukan SD lembah tersebut mulai ditinggalkan. Ternyata lokasi yang berada di Kelurahan Sei Mencirim, Binjai Timur itu kerap dihantui banjir.

Melirik ke tempat belajar SD Lembah, terlihat dari pekarangan sekolah berdiri tiga gedung berdampingan. Bak terlihat letter U. Dari luar sekolahnya, tak ada pemandangan mencolok yang dipandang. Hanya dinding-dinding sekolah saja yang kusam.

Halaman sekolahnya sudah disemen. Lantai-lantai gedung pun sudah dikeramik. Tentu, itu menambah daya magnet sekolah yang memiliki enam ruang kelas tersebut. Namun saat melirik ke dalam ruang sekolah, terlihat pemandangan tak lazim. Total muridnya dari kelas I hingga kelas VI, hanya berjumlah 30 siswa.

Di kelas I hanya ada tiga siswa. Kelas II tujuh siswa. Kelas III tujuh siswa. Kelas IV tiga siswa. Kelas V empat siswa, dan kelas VI ada enam siswa. Menurut salah seorang guru, Tengku Nasiah, murid menjadi minim ke sekolah lantaran wadah tempat pembelajaran itu kerap dihantui banjir.

Sesuai namanya, SD Lembah letaknya persis di bibir sungai. Hanya aspal yang memisahkannya. “Sekolah ini sering kena banjir. Orangtua murid jadinya enggak menyekolahkan anaknya di sini. Informasi itu yang saya sering dengar, jadinya murid sepi di sini,” ujar pengajar yang memulai karirnya sejak tahun 1979 ini, Selasa (11/4).

Pernah banjir hebat menerjang SD Lembah. Tepatnya Februari 2016 lalu. Tiga ruang kelas tak dapat digunakan. Sebabnya, dinding pembatas ruangan retak. Alhasil, pucuk pimpinan di SD Lembah memutuskan untuk tak lagi menggunakan ruang tersebut.

“Jadi dengan terpaksa digunakan ruangan kantor, perpus dan unit kegiatan sekolah menjadi ruang kelas,” ujar Tengku Nasiah.

Dia menyebutkan, mulanya jumlah murid di SD Lembah tergolong normal. Belakangan dalam tujuh tahun terakhir, jumlah siswanya merosot tajam. Hanya menyisakan 30 murid.

Minimnya jumlah siswa itu, lanjut Tengku Nasiah, tak terlepas dari latar belakang habisnya anak-anak wajib sekolah di daerah tersebut. Selain itu, juga terdapat lima SD di Kelurahan Mencirim. Sehingga orangtua siswa lebih memilih ke sekolah terbaik.

Pun demikian, Tengku Nasiah menyayangkan kondisi ruangan yang tak dapat digunakan. Padahal, menurutnya, bila ruangan dapat dipakai, tentu akan memudahkan kerja guru.

“Banyak atau sedikit jumlah murid, proses belajar tetap digelar,” kata Tengku Nasiah.

Foto; TEDDY AKBARI/SUMUT POS
TIGA MURID: Salah satu ruang kelas di SD Lembah yang hanya memiliki tiga murid. Namun proses belajar mengajar tetap berjalan.

SUMUTPOS.CO  – Sekolah Dasar Negeri (SDN) 024758 kian hari makin sepi. Karena murid-murid yang menimba ilmu di sekolah yang dikenal dengan julukan SD lembah tersebut mulai ditinggalkan. Ternyata lokasi yang berada di Kelurahan Sei Mencirim, Binjai Timur itu kerap dihantui banjir.

Melirik ke tempat belajar SD Lembah, terlihat dari pekarangan sekolah berdiri tiga gedung berdampingan. Bak terlihat letter U. Dari luar sekolahnya, tak ada pemandangan mencolok yang dipandang. Hanya dinding-dinding sekolah saja yang kusam.

Halaman sekolahnya sudah disemen. Lantai-lantai gedung pun sudah dikeramik. Tentu, itu menambah daya magnet sekolah yang memiliki enam ruang kelas tersebut. Namun saat melirik ke dalam ruang sekolah, terlihat pemandangan tak lazim. Total muridnya dari kelas I hingga kelas VI, hanya berjumlah 30 siswa.

Di kelas I hanya ada tiga siswa. Kelas II tujuh siswa. Kelas III tujuh siswa. Kelas IV tiga siswa. Kelas V empat siswa, dan kelas VI ada enam siswa. Menurut salah seorang guru, Tengku Nasiah, murid menjadi minim ke sekolah lantaran wadah tempat pembelajaran itu kerap dihantui banjir.

Sesuai namanya, SD Lembah letaknya persis di bibir sungai. Hanya aspal yang memisahkannya. “Sekolah ini sering kena banjir. Orangtua murid jadinya enggak menyekolahkan anaknya di sini. Informasi itu yang saya sering dengar, jadinya murid sepi di sini,” ujar pengajar yang memulai karirnya sejak tahun 1979 ini, Selasa (11/4).

Pernah banjir hebat menerjang SD Lembah. Tepatnya Februari 2016 lalu. Tiga ruang kelas tak dapat digunakan. Sebabnya, dinding pembatas ruangan retak. Alhasil, pucuk pimpinan di SD Lembah memutuskan untuk tak lagi menggunakan ruang tersebut.

“Jadi dengan terpaksa digunakan ruangan kantor, perpus dan unit kegiatan sekolah menjadi ruang kelas,” ujar Tengku Nasiah.

Dia menyebutkan, mulanya jumlah murid di SD Lembah tergolong normal. Belakangan dalam tujuh tahun terakhir, jumlah siswanya merosot tajam. Hanya menyisakan 30 murid.

Minimnya jumlah siswa itu, lanjut Tengku Nasiah, tak terlepas dari latar belakang habisnya anak-anak wajib sekolah di daerah tersebut. Selain itu, juga terdapat lima SD di Kelurahan Mencirim. Sehingga orangtua siswa lebih memilih ke sekolah terbaik.

Pun demikian, Tengku Nasiah menyayangkan kondisi ruangan yang tak dapat digunakan. Padahal, menurutnya, bila ruangan dapat dipakai, tentu akan memudahkan kerja guru.

“Banyak atau sedikit jumlah murid, proses belajar tetap digelar,” kata Tengku Nasiah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/