30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Diisukan Tersangka KPK, Haji Buyung Terkejut

LABURA, SUMUTPOS.CO – Bupati Labuhanbatu Utara Kharuddin Syah Sitorus terkejut mendengar kabar dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menyerahkan semua peristiwa itu kepada ketentuan Allah SWT.

“Saya terkejut,” katanya kepada wartawan di Cafe Labas, di perbatasan Asahan-Labura, Kamis (11/6) dini hari.

Dia mengaku, pertama kali mendapat kabar dirinya diisukan menjadi tersangka saat dalam perjalanan menuju Medan untuk melayat adik mertuanya yang meninggal dunia, Rabu (10/6). Padahal di pagi hari hingga menjelang sore, dia masih memantau pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di Kampung Mesjid, Kecamatan Kualuhhilir.

Adanya kabar itu pun membuat teleponnya nyaris tak berhenti berdering karena banyak orang ingin mengetahui kebenarannya. Bahkan, Gubernur Edy Rahmayadi dan Wagub Musa Rajekshah juga menelepon untuk menanyakan.

Saat di Medan, lebih kurang 10 doktor dari berbagai disiplin ilmu pun bertanya padanya. “Ada 10 doktor dan profesor yang datang saat saya minum di Suffi Cafe di Medan. Saya saja heran,” kata Bupati Labura yang akrab disapa Haji Buyung ini.

Selain itu, tidak sedikit Tuan Guru Batak (TGB) dan Mursyid yang menghubungi. Dia bahkan menunjukkan isi pesan singkat tersebut. “Ini SMS dari tuan guru yang bertanya sama aku (sambil menunjukkan ke wartawan),” kata pria yang mendapat gelar Khadimul Masyaikh dari TGB Dr Ahmad Sabban Rajagukguk.

Kepala daerah yang dikenal bicara ceplas ceplos itu mengaku mengambil hikmah atas peristiwa tersebut. “Ternyata sangat banyak orang yang peduli sama aku. Bukan hanya dari Sumut, dari Jawa juga banyak yang menelepon,” ucap mantan Ketua DPW Partai Bintang Reformasi (PBR) Sumut itu.

Dari peristiwa itu, Haji Bujung mengaku mengambil hal positifnya. “Saya berpikir positif dan menyerahkan semuanya kepada Allah,” pungkas mantan anggota DPRD Sumut tersebut.

Terpisah, Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, mengaku telah ditemui Bupati Labura, Kharuddin Syah Sitorus di Medan, Rabu (10/6). Pertemuan itu menyulutkan perhatian public, karena saat yang bersamaan berhembus isu yang menyebutkan politikus Partai Golkar tersebut telah ditetapkan tersangka oleh KPK. Lalu, apakah pertemuan keduanya membahas isu status tersangka tersebut? “Wah nggak, nggak ada dia tersangkut KPK,” ujar Edy menjawab wartawan, usai meninjau pasien penderita tumor ganas di RS Khusus Bedah Accuplast, Jalan Sei Bahbolon, Medan, Kamis (11/6) sore.

Edy mengatakan, Bupati Labura datang menemui dirinya dalam rangka silaturahmi, karena saat ini masih dalam suasana Bulan Syawal. “Dia belum jumpa sama saya untuk silaturahmi, halal bihalal. Jadi dia datang,” sebut Edy.

Di pertemuan itu, sebut Edy lagi, sama sekali tidak membahas soal isu KPK yang dikaitkan dengan Bupati Labura itu. “Iya hanya itu, tak ada cerita itu. Apa memang ada tersangka?,” tanya Edy kepada wartawan.

Dijelaskan para awak media, Tim Penyidik KPK masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi terkait kasus di Kabupaten Labura dan pengumpulan alat bukti. “Oh ndaklah, nggak. Pemeriksaan kan harus izin gubernur,” sebut Edy, sembari menjawab wartawan lagi, bahwa hingga sejauh ini belum ada menerima surat pemeriksaan terhadap Bupati Labura dari KPK.(bbs)

LABURA, SUMUTPOS.CO – Bupati Labuhanbatu Utara Kharuddin Syah Sitorus terkejut mendengar kabar dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menyerahkan semua peristiwa itu kepada ketentuan Allah SWT.

“Saya terkejut,” katanya kepada wartawan di Cafe Labas, di perbatasan Asahan-Labura, Kamis (11/6) dini hari.

Dia mengaku, pertama kali mendapat kabar dirinya diisukan menjadi tersangka saat dalam perjalanan menuju Medan untuk melayat adik mertuanya yang meninggal dunia, Rabu (10/6). Padahal di pagi hari hingga menjelang sore, dia masih memantau pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di Kampung Mesjid, Kecamatan Kualuhhilir.

Adanya kabar itu pun membuat teleponnya nyaris tak berhenti berdering karena banyak orang ingin mengetahui kebenarannya. Bahkan, Gubernur Edy Rahmayadi dan Wagub Musa Rajekshah juga menelepon untuk menanyakan.

Saat di Medan, lebih kurang 10 doktor dari berbagai disiplin ilmu pun bertanya padanya. “Ada 10 doktor dan profesor yang datang saat saya minum di Suffi Cafe di Medan. Saya saja heran,” kata Bupati Labura yang akrab disapa Haji Buyung ini.

Selain itu, tidak sedikit Tuan Guru Batak (TGB) dan Mursyid yang menghubungi. Dia bahkan menunjukkan isi pesan singkat tersebut. “Ini SMS dari tuan guru yang bertanya sama aku (sambil menunjukkan ke wartawan),” kata pria yang mendapat gelar Khadimul Masyaikh dari TGB Dr Ahmad Sabban Rajagukguk.

Kepala daerah yang dikenal bicara ceplas ceplos itu mengaku mengambil hikmah atas peristiwa tersebut. “Ternyata sangat banyak orang yang peduli sama aku. Bukan hanya dari Sumut, dari Jawa juga banyak yang menelepon,” ucap mantan Ketua DPW Partai Bintang Reformasi (PBR) Sumut itu.

Dari peristiwa itu, Haji Bujung mengaku mengambil hal positifnya. “Saya berpikir positif dan menyerahkan semuanya kepada Allah,” pungkas mantan anggota DPRD Sumut tersebut.

Terpisah, Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, mengaku telah ditemui Bupati Labura, Kharuddin Syah Sitorus di Medan, Rabu (10/6). Pertemuan itu menyulutkan perhatian public, karena saat yang bersamaan berhembus isu yang menyebutkan politikus Partai Golkar tersebut telah ditetapkan tersangka oleh KPK. Lalu, apakah pertemuan keduanya membahas isu status tersangka tersebut? “Wah nggak, nggak ada dia tersangkut KPK,” ujar Edy menjawab wartawan, usai meninjau pasien penderita tumor ganas di RS Khusus Bedah Accuplast, Jalan Sei Bahbolon, Medan, Kamis (11/6) sore.

Edy mengatakan, Bupati Labura datang menemui dirinya dalam rangka silaturahmi, karena saat ini masih dalam suasana Bulan Syawal. “Dia belum jumpa sama saya untuk silaturahmi, halal bihalal. Jadi dia datang,” sebut Edy.

Di pertemuan itu, sebut Edy lagi, sama sekali tidak membahas soal isu KPK yang dikaitkan dengan Bupati Labura itu. “Iya hanya itu, tak ada cerita itu. Apa memang ada tersangka?,” tanya Edy kepada wartawan.

Dijelaskan para awak media, Tim Penyidik KPK masih dalam tahap pemeriksaan saksi-saksi terkait kasus di Kabupaten Labura dan pengumpulan alat bukti. “Oh ndaklah, nggak. Pemeriksaan kan harus izin gubernur,” sebut Edy, sembari menjawab wartawan lagi, bahwa hingga sejauh ini belum ada menerima surat pemeriksaan terhadap Bupati Labura dari KPK.(bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/