25 C
Medan
Thursday, February 20, 2025

Hampir Pasti, PAN Tak Dukung JR Saragih

Ketua Forum Penyelamat Partai Demokrat juga angkat bicara mengenai kebohongan publik yang dilakukan JR Saragih dan kawan-kawan. Yusuf menilai, gembar-gembor surat tugas yang dibesar-besarkan sebagai surat rekomendasi DPP adalah disain JR Saragih dan kelompoknya. “Mereka sengaja memplintir itu dan itu sikap yang sangat tidak terpuji,” katanya.

Menurutnya, belum adanya putusan DPP terkait siapa yang diusung menurutnya karena DPP masih menimbang-nimbang peluang termasuk tokoh nonkader. Tokoh nonkader dinilai Yusuf punya peluang diusung Demokrat seperti Edy Rahmayadi, Syamsul Arifin, Tengku Erry, atau pun Sahril Tumanggor. Ia pesimis JR dapat diusung. “Tentu Demokrat mencari sosok yang akomodatif. Bagaimana mungkin JR bisa jadi gubernur, sementara menyatukan kader dan menjadikan partai sebagai rumah besar saja ia gagal,” ungkapnya.

Pengamat politik Shohibul Anshor Siregar menilai, polemik surat tugas DPP yang digembar-gemborkan sebagai rekomendasi DPP pada dasarnya ada lah taktik SBY untuk mengukur peluang Demokrat di Pilgubsu 2018. “SBY ingin melihat bagaimana kadernya di Sumut. Kalau sudah tidak memungkinkan, maka tentu rekomendasi akan diserahkan ke nonkader,” kata Shohibul

Dalam penjaringan yang dibuka Demokrat, setidaknya ada beberapa tokoh nonkader yang masuk ke radar Demokrat seperti Erry dan Edy, Tuani Lumbantobing, dan Syamsul Arifin.

JR yang digembar-gemborkan diusung Demokrat dan menggandeng PAN dinilai Shohibul sebagai klaim-klaim kosong. PAN, sebagai partai dengan basis massa Islam terkhusus Muhammadiyah tentu punya pertimbangan mengusung Cagub. “Tentu Muhammadiyah mendengarkan suara Muhammadiyah. Saya pikir sangat kecil kemungkinan JR dapat PAN,” ungkapnya.

Kabar yang beredar, PAN telah memberikan dukungan pada Eddy Rahmayadi namun belum ada kepastian soal ini. Menurutnya, Pilkada 2018 yang sangat berdekatan waktunya dengan Pilpres 2019, saat ini semakin menguat pengerucutan antara kubu yang mendukung Jokowi dan kubu yang akan melawan Jokowi di Pilpres.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut, Meilizar Latief tidak mau berbicara mengenai kebohongan publik yang dilakukannya bersama JR Saragih. Meilizar memilih untuk tidak berkomentar apapun saat ditemui disela-sela sidang paripurna, Senin (11/9). “Saya No coment, tanya ke tim penjaringan aja,” katanya singkat. (dik/adz)

Ketua Forum Penyelamat Partai Demokrat juga angkat bicara mengenai kebohongan publik yang dilakukan JR Saragih dan kawan-kawan. Yusuf menilai, gembar-gembor surat tugas yang dibesar-besarkan sebagai surat rekomendasi DPP adalah disain JR Saragih dan kelompoknya. “Mereka sengaja memplintir itu dan itu sikap yang sangat tidak terpuji,” katanya.

Menurutnya, belum adanya putusan DPP terkait siapa yang diusung menurutnya karena DPP masih menimbang-nimbang peluang termasuk tokoh nonkader. Tokoh nonkader dinilai Yusuf punya peluang diusung Demokrat seperti Edy Rahmayadi, Syamsul Arifin, Tengku Erry, atau pun Sahril Tumanggor. Ia pesimis JR dapat diusung. “Tentu Demokrat mencari sosok yang akomodatif. Bagaimana mungkin JR bisa jadi gubernur, sementara menyatukan kader dan menjadikan partai sebagai rumah besar saja ia gagal,” ungkapnya.

Pengamat politik Shohibul Anshor Siregar menilai, polemik surat tugas DPP yang digembar-gemborkan sebagai rekomendasi DPP pada dasarnya ada lah taktik SBY untuk mengukur peluang Demokrat di Pilgubsu 2018. “SBY ingin melihat bagaimana kadernya di Sumut. Kalau sudah tidak memungkinkan, maka tentu rekomendasi akan diserahkan ke nonkader,” kata Shohibul

Dalam penjaringan yang dibuka Demokrat, setidaknya ada beberapa tokoh nonkader yang masuk ke radar Demokrat seperti Erry dan Edy, Tuani Lumbantobing, dan Syamsul Arifin.

JR yang digembar-gemborkan diusung Demokrat dan menggandeng PAN dinilai Shohibul sebagai klaim-klaim kosong. PAN, sebagai partai dengan basis massa Islam terkhusus Muhammadiyah tentu punya pertimbangan mengusung Cagub. “Tentu Muhammadiyah mendengarkan suara Muhammadiyah. Saya pikir sangat kecil kemungkinan JR dapat PAN,” ungkapnya.

Kabar yang beredar, PAN telah memberikan dukungan pada Eddy Rahmayadi namun belum ada kepastian soal ini. Menurutnya, Pilkada 2018 yang sangat berdekatan waktunya dengan Pilpres 2019, saat ini semakin menguat pengerucutan antara kubu yang mendukung Jokowi dan kubu yang akan melawan Jokowi di Pilpres.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut, Meilizar Latief tidak mau berbicara mengenai kebohongan publik yang dilakukannya bersama JR Saragih. Meilizar memilih untuk tidak berkomentar apapun saat ditemui disela-sela sidang paripurna, Senin (11/9). “Saya No coment, tanya ke tim penjaringan aja,” katanya singkat. (dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/