KARO, SUMUTPOS.CO – Hujan abu mengguyur beberapa desa di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menyusul Gunung Sinabung meletus pada Kamis (12/10) sekitar pukul 02.45 WIB.
Pos Pengamatan Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan letusan dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 meter yang diikuti awan panas guguran, dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah Selatan dan 2.000 meter ke arah Timur – Tenggara.
Angin bertiup lemah-sedang ke arah Timur-Tenggara. Lama gempa erupsi 366 detik.
Sebelumnya juga terjadi letusan pada Rabu (11/10) pukul 10.51 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.500 meter. Angin bertiup lemah – sedang ke arah Timur-Tenggara. Lama gempa erupsi 333 detik.
“Hujan abu terjadi di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung,” ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (12/10).
Dari laporan BNPB, tidak ada korban jiwa dan penambahan jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung. Masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung, karena sejak ditetapkan status Awas pada 2 Juni 2015, hampir setiap hari terjadi letusan.
“Desa-desa yang masuk dalam zona merah memang kosong. Ribuan jiwa masyarakat sudah mengungsi. Bahkan sebagian sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman. Sebagian lagi menunggu relokasi,” jelas dia.
BNPB terus memberikan bantuan kepada pengungsi dan masyarakat sekitar Gunung Sinabung. Sejak 2013 hingga September 2017, telah disalurkan dana siap pakai untuk penanganan pengungsi mencapai Rp 321,6 miliar .
“Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tetap tinggi. Belum terlihat tanda-tanda adanya penurunan aktivitas vulkanik. PVMBG terus melakukan pemantauan secara intensif. Tidak dapat diprediksikan kapan letusan berakhir,” tambah Sutopo. (fat/jpnn)
KARO, SUMUTPOS.CO – Hujan abu mengguyur beberapa desa di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menyusul Gunung Sinabung meletus pada Kamis (12/10) sekitar pukul 02.45 WIB.
Pos Pengamatan Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan letusan dengan tinggi kolom abu vulkanik 2.000 meter yang diikuti awan panas guguran, dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah Selatan dan 2.000 meter ke arah Timur – Tenggara.
Angin bertiup lemah-sedang ke arah Timur-Tenggara. Lama gempa erupsi 366 detik.
Sebelumnya juga terjadi letusan pada Rabu (11/10) pukul 10.51 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik 1.500 meter. Angin bertiup lemah – sedang ke arah Timur-Tenggara. Lama gempa erupsi 333 detik.
“Hujan abu terjadi di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung,” ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (12/10).
Dari laporan BNPB, tidak ada korban jiwa dan penambahan jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung. Masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung, karena sejak ditetapkan status Awas pada 2 Juni 2015, hampir setiap hari terjadi letusan.
“Desa-desa yang masuk dalam zona merah memang kosong. Ribuan jiwa masyarakat sudah mengungsi. Bahkan sebagian sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman. Sebagian lagi menunggu relokasi,” jelas dia.
BNPB terus memberikan bantuan kepada pengungsi dan masyarakat sekitar Gunung Sinabung. Sejak 2013 hingga September 2017, telah disalurkan dana siap pakai untuk penanganan pengungsi mencapai Rp 321,6 miliar .
“Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tetap tinggi. Belum terlihat tanda-tanda adanya penurunan aktivitas vulkanik. PVMBG terus melakukan pemantauan secara intensif. Tidak dapat diprediksikan kapan letusan berakhir,” tambah Sutopo. (fat/jpnn)