DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Ratusan hektare sawah di Desa Pematangjohar, Kecamatan Labuhandeli, dan Desa Tanjungrejo serta Desa Tanjungselamat, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, terancam gagal panen.
Pasalnya, pupuk subsidi sulit diperoleh masyarakat untuk kesuburan padi yang telah mereka tanam selama sepekan ini. Akibatnya, masyarakat meminta agar Pemkab Deliserdang dan Pemprov Sumut memperhatikan keluhan mereka.
“Kami sudah seminggu menanam padi. Pasca penanaman, memasuki hari ke-20 harus diberikan pupuk. Tapi sampai saat ini, kami kesulitan memperoleh pupuk,” ungkap seorang petani setempat, Saut Simaremare, Rabu (11/11). Saut menjelaskan, selama ini masyarakat hanya mengharapkan pupuk subsidi dengan harga Rp100 ribu per karung. Namun belakangan, pupuk subsidi bantuan pemerintah itu, sulit diperoleh.
“Kalau kami pakai pupuk urea harganya mencapai Rp265 ribu per karung. Kami tidak mampu. Karena padi yang kami tanam hasilnya tak sebanding dengan apa yang kami keluarkan untuk membeli pupuk urea itu. Kalau dipaksakan, nanti akan rugi,” keluh pria berusia 63 tahun itu.
Masyarakar petani curiga, sulitnya pupuk subsidi diperoleh karena adanya permainan mafia. Harapan Saut, penegak hukum dan pemerintah dapat mengambil tindakan atas keluhan masyarakat petani di Kecamatan Labuhandeli dan Percut Seituan sekitarnya.
“Kami ingin ini menjadi perhatian serius dari Dinas Ketahanan Pangan. Jangan sempat masyarakat petani jadi rugi, gara-gara masalah pupuk yang sulit diperoleh,” pungkasnya. (fac/saz)
DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Ratusan hektare sawah di Desa Pematangjohar, Kecamatan Labuhandeli, dan Desa Tanjungrejo serta Desa Tanjungselamat, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, terancam gagal panen.
Pasalnya, pupuk subsidi sulit diperoleh masyarakat untuk kesuburan padi yang telah mereka tanam selama sepekan ini. Akibatnya, masyarakat meminta agar Pemkab Deliserdang dan Pemprov Sumut memperhatikan keluhan mereka.
“Kami sudah seminggu menanam padi. Pasca penanaman, memasuki hari ke-20 harus diberikan pupuk. Tapi sampai saat ini, kami kesulitan memperoleh pupuk,” ungkap seorang petani setempat, Saut Simaremare, Rabu (11/11). Saut menjelaskan, selama ini masyarakat hanya mengharapkan pupuk subsidi dengan harga Rp100 ribu per karung. Namun belakangan, pupuk subsidi bantuan pemerintah itu, sulit diperoleh.
“Kalau kami pakai pupuk urea harganya mencapai Rp265 ribu per karung. Kami tidak mampu. Karena padi yang kami tanam hasilnya tak sebanding dengan apa yang kami keluarkan untuk membeli pupuk urea itu. Kalau dipaksakan, nanti akan rugi,” keluh pria berusia 63 tahun itu.
Masyarakar petani curiga, sulitnya pupuk subsidi diperoleh karena adanya permainan mafia. Harapan Saut, penegak hukum dan pemerintah dapat mengambil tindakan atas keluhan masyarakat petani di Kecamatan Labuhandeli dan Percut Seituan sekitarnya.
“Kami ingin ini menjadi perhatian serius dari Dinas Ketahanan Pangan. Jangan sempat masyarakat petani jadi rugi, gara-gara masalah pupuk yang sulit diperoleh,” pungkasnya. (fac/saz)