30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Demi Kelangsungan Hidup, Bu Ida Jadi Pengupas Pinang

SERIUS: Bu Ida saat serius saat mengupas pinang.

ASAHAN,SUMUTPOS.CO-Di usianya yang sudah tua, namun semangat hidupnya tetap berapi-api. Raut wajahnya tak ada menunjukkan rasa letih dan tetap semangat bekerja untuk mencari uang demi kelangsungan hidup keluarganya.

Wanita tua itu namanya Bu Ida. Warga Desa Taman Sari, Kecamatan Pulo Bandring, Kabupaten Asahan ini terpaksa melanjutkan kelangsungan hidupnya dengan bekerja sebagai pengupas pinang.

Tak peduli berapa upah yang diperoleh. Hanya satu tujuannya, memperoleh uang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

Untuk sampai ke rumah majikannya, wanita berusia 67 tahun itu terpaksa mendayung sepeda bututnya sejauh 4 kilometer.

Itupun jalan yang dilalui jalan setapak dan berlumpur. Di musim penghujan, wanita yang memiliki 5 anak ini terpaksa memikul sepedanya. “Ini kulakukan demi kelangsungan hidup nak,” ujarnya kepada sumutpos.co, Sabtu (11/2).

Sambil mengupas pinang, Ida menjelaskan awalnya ia bekerja di ladang dan sawah. Namun setahun belakangan ini pekerjaan tersebut sudah terlalu berat baginya. Dan terakhir jadi buruh perkebunan.

Tak mau membebani anak-anaknya, Ida lalu memilih mengupas pinang.

Hanya digaji Rp 1000 untuk sekilo gram, namun wanita yang selalu menggunakan jilbab ini tetap mensyukurinya. “Untung mau bapak Sianipar ini menerima saya bekerja di sini,” jelasnya.

Ia mulai bekerja pukul 08.00 wib hingga pukul 14.00 wib. Untuk setengah hari, Bu Ida membawa uang ke rumah Rp10 ribu. “Dengan uang Rp10 ribu dari gajiku sangat membantu kebutuhan hidup kami,” terangnya.

Bu Ida yakin, Allah akan memberikan berkahNya bagi umat yang meminta dan bekerja sungguh-sungguh. “Nasib dan suratan tangan sudah diatur Yang Maha Pencipta. Dan kita patut mensyukuri apa yang diberikanNya,” jelasnya. (pu)

SERIUS: Bu Ida saat serius saat mengupas pinang.

ASAHAN,SUMUTPOS.CO-Di usianya yang sudah tua, namun semangat hidupnya tetap berapi-api. Raut wajahnya tak ada menunjukkan rasa letih dan tetap semangat bekerja untuk mencari uang demi kelangsungan hidup keluarganya.

Wanita tua itu namanya Bu Ida. Warga Desa Taman Sari, Kecamatan Pulo Bandring, Kabupaten Asahan ini terpaksa melanjutkan kelangsungan hidupnya dengan bekerja sebagai pengupas pinang.

Tak peduli berapa upah yang diperoleh. Hanya satu tujuannya, memperoleh uang untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.

Untuk sampai ke rumah majikannya, wanita berusia 67 tahun itu terpaksa mendayung sepeda bututnya sejauh 4 kilometer.

Itupun jalan yang dilalui jalan setapak dan berlumpur. Di musim penghujan, wanita yang memiliki 5 anak ini terpaksa memikul sepedanya. “Ini kulakukan demi kelangsungan hidup nak,” ujarnya kepada sumutpos.co, Sabtu (11/2).

Sambil mengupas pinang, Ida menjelaskan awalnya ia bekerja di ladang dan sawah. Namun setahun belakangan ini pekerjaan tersebut sudah terlalu berat baginya. Dan terakhir jadi buruh perkebunan.

Tak mau membebani anak-anaknya, Ida lalu memilih mengupas pinang.

Hanya digaji Rp 1000 untuk sekilo gram, namun wanita yang selalu menggunakan jilbab ini tetap mensyukurinya. “Untung mau bapak Sianipar ini menerima saya bekerja di sini,” jelasnya.

Ia mulai bekerja pukul 08.00 wib hingga pukul 14.00 wib. Untuk setengah hari, Bu Ida membawa uang ke rumah Rp10 ribu. “Dengan uang Rp10 ribu dari gajiku sangat membantu kebutuhan hidup kami,” terangnya.

Bu Ida yakin, Allah akan memberikan berkahNya bagi umat yang meminta dan bekerja sungguh-sungguh. “Nasib dan suratan tangan sudah diatur Yang Maha Pencipta. Dan kita patut mensyukuri apa yang diberikanNya,” jelasnya. (pu)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru