LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Jalinsum Thamrin Pangkalan Berandan, belakangan hari ini diramaikan orangtua murid untuk mencairkan dana yang dikucurkan pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar atau Program Indonesia Pintar.
“Kehadiran mereka yang berbondong-bondong untuk mencairkan biaya sekolah anak-anak mereka yang telah dikucurkan pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau Program Indonesia Pintar ( PIP ),”ungkap Idris, salah seorang sekuriti BRI Thamrin Pangkalan Beranda kepada Sumut Pos, Rabu(12/6).
Dikatakannya, sepekan sebelum hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah, orangtua murid dari Kecamatan Babalan sudah memadati kantor BRI Thamrin. “Karena ruangan sempit, kami membatasi pengambilan. Setiap hari hanya 20 orang,”sebut Idris.
Hal itu dilakukan, lanjut Idris, untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan para orangtua murid dalam proses pengambilan dana PIP atau KIP, tersebut.
“Sehingga semua dapat kita layani dengan baik, begitu juga nasabah BRI” sambung Idris.
Beberapa orangtua murid yang diwakili Saniem, Sumirah dan Mariadi mengakui kalau kedatangan mereka untuk mencairkan KIP.”Perharinya hanya 20 orang bisa mengambil dana tersebut. Makanya kami beradu cepat sampai ke BRI ini, supaya bisa masuk ke dalam untuk bisa terdaftar mengambil KIP atau PIP.”imbuhnya. (mag-9/han)
LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Jalinsum Thamrin Pangkalan Berandan, belakangan hari ini diramaikan orangtua murid untuk mencairkan dana yang dikucurkan pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar atau Program Indonesia Pintar.
“Kehadiran mereka yang berbondong-bondong untuk mencairkan biaya sekolah anak-anak mereka yang telah dikucurkan pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau Program Indonesia Pintar ( PIP ),”ungkap Idris, salah seorang sekuriti BRI Thamrin Pangkalan Beranda kepada Sumut Pos, Rabu(12/6).
Dikatakannya, sepekan sebelum hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah, orangtua murid dari Kecamatan Babalan sudah memadati kantor BRI Thamrin. “Karena ruangan sempit, kami membatasi pengambilan. Setiap hari hanya 20 orang,”sebut Idris.
Hal itu dilakukan, lanjut Idris, untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan para orangtua murid dalam proses pengambilan dana PIP atau KIP, tersebut.
“Sehingga semua dapat kita layani dengan baik, begitu juga nasabah BRI” sambung Idris.
Beberapa orangtua murid yang diwakili Saniem, Sumirah dan Mariadi mengakui kalau kedatangan mereka untuk mencairkan KIP.”Perharinya hanya 20 orang bisa mengambil dana tersebut. Makanya kami beradu cepat sampai ke BRI ini, supaya bisa masuk ke dalam untuk bisa terdaftar mengambil KIP atau PIP.”imbuhnya. (mag-9/han)