TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pj Wali Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi memimpin Apel Kesiapan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), di Lapangan Merdeka Jalan Sutomo Tebingtinggi, Jumat(12/8).
Gubernur Sumatera Utara dalam amanatnya yang dibacakan Pj Wali Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi menyampaikan, Apel Kesiapan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan ini merupakan satu tahapan penting, untuk mengingatkan kita akan perlunya upaya melestarikan hutan dan lahan yang ada di Indonesia.
Hal ini terutama karena Indonesia merupakan paru-paru dunia ketiga berdasarkan data World Resources Institute 2021, setelah negara Brazil dan Kongo, yang menunjukkan bahwa upaya menjaga kelestarian hutan dan lahan Indonesia merupakan bagian dari menjaga dunia.
Oleh karena itu lanjut Dimiyathi, diharapkan menjadi suatu Trigger untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah Daerah, TNI, Polri, dan seluruh instansi terkait lainnya serta organisasi pecinta lingkungan, baik pada aspek personel maupun sarana prasarana, dalam rangka mencegah dan menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumut.
Dimiyathi mengungkapkan, berdasarkan data pada semester 1 Tahun 2022 terdapat 206 hotspot dan 156 kejadian kebakaran hutan dan lahan di Sumut. “Hal ini terus mengalami peningkatan 36 titik jika dibandingkan dengan semester 1 Tahun 2021,” paparnya.
Disamping itu jumlah hotspot juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dimana pada Juni 2022 terdapat hotspot 14 titik. Sementara pada Juli 2022 jumlahnya 146 titik atau mengalami kenaikan 942 persen.
Dimiyathi menyadari, upaya penanganan Kebakaran hutan dan lahan ini bukanlah hal yang mudah, banyak faktor Karhutla di Indonesia diantaranya faktor alam dan manusia, baik yang dilakukan dengan sengaja, kelalaian ataupun karena motif ekonomi seperti pembukaan lahan.
Untuk itu, sambung Dimiyathi, ditekankan beberapa poin penting di antaranya, meningkatkan kepekaan, kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam pelaksanaan tugas serta peran masing-masing.
“Memprioritaskan upaya pencegahan Karhutla melalui sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kades serta melibatkan Tokoh masyarakat, membangun Posko Terpadu yang saling bersinergi dan terorganisir, serta penanganan Karhutla secara bersama-sama,” pintanya.(ian/han)