26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Dosen USU Edukasi Kelompok Berkah Sejahtera Olah Feses Ayam jadi Pupuk Tanaman Jambu

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Feses ayam merupakan salah satu limbah yang dapat bermanfaat dan memiliki nilai tambah jika diolah menjadi pupuk organik. Namun, karena pengelolaannya yang belum memadai, maka sebagian besar limbah peternakan itu justru masih menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan.

Kondisi ini yang dialami Kelompok Berkah Sejahtera di Rampah Dua 06, Tuntungan I, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, yang merupakan kumpulan beberapa petani dan peternak di bidang budidaya jambu dan ayam kampung. Anggota kelompok Berkah Sejahtera di bidang budidaya ayam kampung, belum mampu memanfaatkan feses ayam kampung yang mereka pelihara. Selama ini, setelah kandang dibersihkan dan feses dikumpulkan langsung dibakar.

Hal ini tentunya tidak memberikan manfaat dan nilai tambah dari feses yang dihasilkan dari proses budidaya ayam kampung. Padahal, feses ayam kampung yang dihasilkan semestinya dapat bermanfaat dan memiliki nilai tambah bila diolah secara sederhana menjadi pupuk organik.

Di sisi lain, anggota kelompok Berkah Sejahtera di bidang budidaya jambu, selama ini memberikan pupuk kimia dalam proses pemupukan tanaman jambu mereka. Pemberian secara terus-menerus pupuk kimia dapat memberikan dampak kurang baik terhadap kualitas tanah dan pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap kualitas jambu yang dihasilkan.

Kondisi yang dialami anggota Berkah Sejahtera, baik petani budidaya jambu dan peternak ayam kampung ini menjadi dasar bagi tim kegiatan Profesor Mengabdi terdiri dari Prof Dr Ir Darma Bakti MS dan Fuad Hasan SPt, MSi yang merupakan dosen Program Studi Agroteknologi dan Program Studi Peternakan untuk merumuskan solusi dari kondisi tersebut. Kegiatan ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Sumatera Utara melalui hibah skim Profesor Mengabdi tahun 2021.

Solusi yang diberikan oleh tim adalah dengan pengolahan secara sederhana feses ayam kampung tersebut menjadi pupuk. Pengolahan sederhana tersebut berupa penambahan mikroorganisme pengurai. Selanjutnya tim menyampaikan hal tersebut kepada kelompok Berkah Sejahtera dan menyepakati untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Kegiatan dilaksanakan pada Hari Minggu (12/9/2021) mulai pukul 10.00 hingga pukul 13.00 WIB. Anggota kelompok yang ikut dalam kegiatan itu berjumlah 26 orang yang terdiri dari anggota di bidang budidaya jambu dan ayam kampung. Kegiatan ini juga diikuti mahasiswa Fakultas Pertanian USU sebanyak 8 orang. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Ketua Tim Prof Dr Ir Darma Bakti MS.

Dalam sambutannya, Prof Darma Bakti mengharapkan partisipasi aktif dari anggota kelompok untuk dapat mengikuti pelatihan pengolahan feses ayam kampung secara sederhana ini. Hal ini agar anggota dapat membuat pupuk dari feses ayam kampung dan dapat menggunakannya pada tanaman jambu. Prof Darma juga mengimbau kepada anggota untuk berkomitmen memberikan pupuk yang dihasilkan ke tanaman jambu agar kesuburan tanah dapat dipertahankan.

Selanjutnya, Fuad Hasan SPt MSi menyampaikan pemaparan materi dan pelatihan pengolahan feses ayam kampung secara sederhana. Materi yang disampaikan berawal dari budidaya ayam kampung yang baik dan pemanfaatan feses sebagai pupuk.

Setelah materi disampaikan, dilaksanakan diskusi dan berbagi pengalaman dengan anggota kelompok. Salah satu anggota kelompok bermarga Bangun menyampaikan, kebutuhan feses ayam sangat tinggi terutama untuk dibawa ke Berastagi. Dimana Berastagi merupakan salah satu penghasil sayuran terbesar di Sumatera Utara. “Saya berharap dari kegiatan ini anggota kelompok Berkah Sejahtera dapat memanfaatkan feses ayam yang dipelihara untuk kebutuhan tanaman jambu,” ujarnya.

Selanjutnya dilakukan pelatihan pengolahan feses ayam kampung secara sederhana untuk menghasilkan pupuk. Dimulai dari pengenalan bahan-bahan yang digunakan dalam pengolahan tersebut yakni berupa feses ayam kampung 100 kg, dedak 10 kg, molases 1 kg, air 10 liter dan EM4 pertanian 1 botol.

Tahap pertama pencampuran 100 kg feses dengan dedak 10 kg sampai merata. Tahap kedua molases 1 kg dicairkan dengan air 10 liter dan ditambahkan EM4 pertanian 1 botol. Tahap ketiga campuran molases, air dan EM4 pertanian kemudian disiramkan ke campuran feses dan dedak secara bertahap dan diaduk sampe merata. Kemudian ditutup kedap udara (anaerob) selama 14 hari.

Penambahan dedak dan molases untuk menyediakan nutrisi mikroorganisme yang ada di EM4 pertanian sehingga mikroorganisme tersebut dapat hidup dan memperbanyak diri. Hal ini agar proses penguraian feses ayam dapat lebih cepat dan meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Setelah 14 hari maka pupuk tersebut sudah dapat digunakan sebagai pupuk kandang. (adz)

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Feses ayam merupakan salah satu limbah yang dapat bermanfaat dan memiliki nilai tambah jika diolah menjadi pupuk organik. Namun, karena pengelolaannya yang belum memadai, maka sebagian besar limbah peternakan itu justru masih menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan.

Kondisi ini yang dialami Kelompok Berkah Sejahtera di Rampah Dua 06, Tuntungan I, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, yang merupakan kumpulan beberapa petani dan peternak di bidang budidaya jambu dan ayam kampung. Anggota kelompok Berkah Sejahtera di bidang budidaya ayam kampung, belum mampu memanfaatkan feses ayam kampung yang mereka pelihara. Selama ini, setelah kandang dibersihkan dan feses dikumpulkan langsung dibakar.

Hal ini tentunya tidak memberikan manfaat dan nilai tambah dari feses yang dihasilkan dari proses budidaya ayam kampung. Padahal, feses ayam kampung yang dihasilkan semestinya dapat bermanfaat dan memiliki nilai tambah bila diolah secara sederhana menjadi pupuk organik.

Di sisi lain, anggota kelompok Berkah Sejahtera di bidang budidaya jambu, selama ini memberikan pupuk kimia dalam proses pemupukan tanaman jambu mereka. Pemberian secara terus-menerus pupuk kimia dapat memberikan dampak kurang baik terhadap kualitas tanah dan pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap kualitas jambu yang dihasilkan.

Kondisi yang dialami anggota Berkah Sejahtera, baik petani budidaya jambu dan peternak ayam kampung ini menjadi dasar bagi tim kegiatan Profesor Mengabdi terdiri dari Prof Dr Ir Darma Bakti MS dan Fuad Hasan SPt, MSi yang merupakan dosen Program Studi Agroteknologi dan Program Studi Peternakan untuk merumuskan solusi dari kondisi tersebut. Kegiatan ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Sumatera Utara melalui hibah skim Profesor Mengabdi tahun 2021.

Solusi yang diberikan oleh tim adalah dengan pengolahan secara sederhana feses ayam kampung tersebut menjadi pupuk. Pengolahan sederhana tersebut berupa penambahan mikroorganisme pengurai. Selanjutnya tim menyampaikan hal tersebut kepada kelompok Berkah Sejahtera dan menyepakati untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Kegiatan dilaksanakan pada Hari Minggu (12/9/2021) mulai pukul 10.00 hingga pukul 13.00 WIB. Anggota kelompok yang ikut dalam kegiatan itu berjumlah 26 orang yang terdiri dari anggota di bidang budidaya jambu dan ayam kampung. Kegiatan ini juga diikuti mahasiswa Fakultas Pertanian USU sebanyak 8 orang. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Ketua Tim Prof Dr Ir Darma Bakti MS.

Dalam sambutannya, Prof Darma Bakti mengharapkan partisipasi aktif dari anggota kelompok untuk dapat mengikuti pelatihan pengolahan feses ayam kampung secara sederhana ini. Hal ini agar anggota dapat membuat pupuk dari feses ayam kampung dan dapat menggunakannya pada tanaman jambu. Prof Darma juga mengimbau kepada anggota untuk berkomitmen memberikan pupuk yang dihasilkan ke tanaman jambu agar kesuburan tanah dapat dipertahankan.

Selanjutnya, Fuad Hasan SPt MSi menyampaikan pemaparan materi dan pelatihan pengolahan feses ayam kampung secara sederhana. Materi yang disampaikan berawal dari budidaya ayam kampung yang baik dan pemanfaatan feses sebagai pupuk.

Setelah materi disampaikan, dilaksanakan diskusi dan berbagi pengalaman dengan anggota kelompok. Salah satu anggota kelompok bermarga Bangun menyampaikan, kebutuhan feses ayam sangat tinggi terutama untuk dibawa ke Berastagi. Dimana Berastagi merupakan salah satu penghasil sayuran terbesar di Sumatera Utara. “Saya berharap dari kegiatan ini anggota kelompok Berkah Sejahtera dapat memanfaatkan feses ayam yang dipelihara untuk kebutuhan tanaman jambu,” ujarnya.

Selanjutnya dilakukan pelatihan pengolahan feses ayam kampung secara sederhana untuk menghasilkan pupuk. Dimulai dari pengenalan bahan-bahan yang digunakan dalam pengolahan tersebut yakni berupa feses ayam kampung 100 kg, dedak 10 kg, molases 1 kg, air 10 liter dan EM4 pertanian 1 botol.

Tahap pertama pencampuran 100 kg feses dengan dedak 10 kg sampai merata. Tahap kedua molases 1 kg dicairkan dengan air 10 liter dan ditambahkan EM4 pertanian 1 botol. Tahap ketiga campuran molases, air dan EM4 pertanian kemudian disiramkan ke campuran feses dan dedak secara bertahap dan diaduk sampe merata. Kemudian ditutup kedap udara (anaerob) selama 14 hari.

Penambahan dedak dan molases untuk menyediakan nutrisi mikroorganisme yang ada di EM4 pertanian sehingga mikroorganisme tersebut dapat hidup dan memperbanyak diri. Hal ini agar proses penguraian feses ayam dapat lebih cepat dan meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Setelah 14 hari maka pupuk tersebut sudah dapat digunakan sebagai pupuk kandang. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/