DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Ratusan sopir taksi resmi di Bandara Internasional Kualanamu akhirnya mulai beroperasi, setelah dua berunjuk rasa menuntut taksi liar ditertibkan. Kendati begitu, taksi liar masih juga bebas mencari punumpang di bandara.
“Tidak ada aksi hari ini. Semua sudah beroperasi kembali seperti biasa mencari penumpang,” kata Herman, sopir taksi resmi ditemui wartawan di Bandara Kualanamu, Kamis (12/12).
Dia bilang, meski dia dan rekan-rekannya sudah mulai bekerja, namun pembahasan taksi liar di bandara Kualanamu masih berjalan dengan Dinas Perhubungan Provinsi Sumut. “Tadi ada perwakilan kami yang ke Dishub Sumut. Tapi saya tidak tau bagaimana hasilnya,” sebutnya.
Dikatakannya, aksi unjuk rasa dua hari berturut-turut yang dilakukan sopir taksi resmi kemarin itu adalah sebagai bentuk ketidakpuasan mereka terhadap keberadaan taksi liar. “Saya dan kawan-kawan minta pihak bandara menghapus taksi gelap,” sebutnya.
Pantauan Sumut Pos, mereka (para sopir taksi di luar tender, red) masih saja bebas mencari penumpang di Bandara. Para sopir menawarkan jasa mereka kepada penumpang pesawat yang baru sampai untuk diantarkan ke tempat tujuan.
Djamal Amri, Manager On Duty Bandara Kualanamu mengaku mendukung tuntutan para sopir taksi resmi itu. Ke depan dia bilang, pihaknya dan pihak terkait akan berusaha menata kembali soal moda angkutan bandara tersebut.
“Akan kami cari formula apa yang baik digunakan untuk menata keberadaan moda angkutan bandara. Akan kita cari solusi terbaik,” pungkasnya.
Informasi yang dihimpun, saat ini ada 7 jenis armada taksi yang resmi mengikuti tender pemadu moda transportasi bandara dengan total 380 unit yang beroperasi. Ke-7 jenis taksi tersebut yakni, taksi Express, Nice, Karsa, Puskupao, Kokapura, Matra dan Taksi Bluebird.
Taksi jenis Nice ada 21 unit yang beroperasi, Blue Bird 95 unit, Express 45 unit, Karsa 39 unit, Puskupao 100 unit, Kokapura 50 unit dan Matra 30 unit. Taksi inilah yang mengikuti proses tender penyedia moda transportasi bandara.
Sekadar informasi, yang disebut taksi liar adalah mereka yang tidak mengikuti proses tender pengadaan moda transportasi di Bandara Kualanamu. Keberadaannya di bandara, para sopir taksi liar ‘berani’ menawarkan harga lebih murah kepada para calon penumpang.
Wajar saja, banyak para penumpang pesawat beralih memakai jasa ‘taksi liar’ ketimbang menggunakan taksi resmi yang memakai argo. Jarak tempuh Bandara Kualanamu-Medan yang panjang ditambah lagi tingkat kemacetan akan membuat argo terus bertambah. (mag-1)