32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Hidupkan Silaturahmi, Galakkan Pelatihan Bilal Mayit

Hj Marhanim Asmara Ketua BKMT Labuhanbatu

Usia terbilang mulai beranjak senja, namun keinginan untuk melakukan yang terbaik masih tertanam dibenak Hj Marhanim Asmara, istri dari almarhum HM Syahbuddin warga Jalan Cempedak Nomor 04, Kecamatan Rantau Utara.

Wanita kelahiran tahun 1944 yang memiliki seorang anak lelaki itu masih terus menggeluti beberapa organisasi keagamaan, diantaranya menjadi Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kabupaten Labuhanbatu. Disana, dia bersama Sekretarisnya Faridha dan Bendahara Mariana Lubis serta sedikitnya 100-an anggota sedang menggalakkan pelatihan memandikan hingga mengkafani mayat (bilal mayit).

“Pelatihan itu kita buat gratis, instrukturnya kita datangkan dari Medan sedangkan peserta yang dilatih berasal dari masyarakat,” kata Anim panggilan akrabnya saat dikunjungi Sumut Pos, Minggu (13/1) di ke diamannya.

Niat untuk melakukan pelatihan katanya, berawal dari minimnya warga yang mengetahui tata cara memandikan mayit, baik untuk lelaki maupun wanita, khususnya kaum ibu dan remaja. Memang diakuinya, sejak berdiri lima tahun lalu, BKMT baru kali keduanya melakukan pelatihan kepada warga yang tersebar di beberapa kecamatan dengan jumlah masing-masing 5 peserta setiap kelurahan.

Apalagi, mereka melihat warga yang paham memandikan mayit sudah mulai langka. “Yang pintar kini sudah mulai tua, jika tidak dilakukan pelatihan kita khawatir semakin tidak sulit mencari orang yang pandan dan berani memandikan mayit dan itu juga merupakan kewajiban kami selaku organisasi keagamaan serta juga guna mempererat tali silaturahmi, khususnya kalangan kaum ibu dan remaja,” tambahnya.

Diakuinya, biaya untuk semua itu mereka dapat secara patungan dan bantuan dari sejumlah donator yang perduli. “Biayanya secara patunganlah dan kadang ada juga dibantu sama warga, baik itu bentuk makan minum maupun materi dan itu bentuk respon dari masyarakat,” ujar Anim.
Lebih jauh dijelaskan ibu kelahiran Deliserdang, Medan itu, keinginan melakukan pelatihan dibidang kegiatan sosial kemasyarakat yang memang jarang digeluti kelompok organisasi tersebut juga didasari untuk meringankan beban warga, terlebih bagi yang mengalami musibah. Sebab tidak jarang keluarga yang tertimpa musibah kesulitan mencari orang yang dapat dan paham memandikan mayit.

Menurut janda dari almarhum mantan Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) itu, kegiatan yang kini dilaksanakan sebulan sekali dibawah organisasi BKMT tersebut terdiri dari beberapa organisasi Islam diantaranya Alsiyah Muhammadiyah, Muslimat Al-Washliyah serta beberapa wanita di bawah naungan partai bernafaskan Islam. Dari sekitar 80-an orang yang sudah dilatih, mereka berharap apa yang sudah diajarkan dapat bermanfaat dilingkungannya masing-masing. (mag-16)

Hj Marhanim Asmara Ketua BKMT Labuhanbatu

Usia terbilang mulai beranjak senja, namun keinginan untuk melakukan yang terbaik masih tertanam dibenak Hj Marhanim Asmara, istri dari almarhum HM Syahbuddin warga Jalan Cempedak Nomor 04, Kecamatan Rantau Utara.

Wanita kelahiran tahun 1944 yang memiliki seorang anak lelaki itu masih terus menggeluti beberapa organisasi keagamaan, diantaranya menjadi Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kabupaten Labuhanbatu. Disana, dia bersama Sekretarisnya Faridha dan Bendahara Mariana Lubis serta sedikitnya 100-an anggota sedang menggalakkan pelatihan memandikan hingga mengkafani mayat (bilal mayit).

“Pelatihan itu kita buat gratis, instrukturnya kita datangkan dari Medan sedangkan peserta yang dilatih berasal dari masyarakat,” kata Anim panggilan akrabnya saat dikunjungi Sumut Pos, Minggu (13/1) di ke diamannya.

Niat untuk melakukan pelatihan katanya, berawal dari minimnya warga yang mengetahui tata cara memandikan mayit, baik untuk lelaki maupun wanita, khususnya kaum ibu dan remaja. Memang diakuinya, sejak berdiri lima tahun lalu, BKMT baru kali keduanya melakukan pelatihan kepada warga yang tersebar di beberapa kecamatan dengan jumlah masing-masing 5 peserta setiap kelurahan.

Apalagi, mereka melihat warga yang paham memandikan mayit sudah mulai langka. “Yang pintar kini sudah mulai tua, jika tidak dilakukan pelatihan kita khawatir semakin tidak sulit mencari orang yang pandan dan berani memandikan mayit dan itu juga merupakan kewajiban kami selaku organisasi keagamaan serta juga guna mempererat tali silaturahmi, khususnya kalangan kaum ibu dan remaja,” tambahnya.

Diakuinya, biaya untuk semua itu mereka dapat secara patungan dan bantuan dari sejumlah donator yang perduli. “Biayanya secara patunganlah dan kadang ada juga dibantu sama warga, baik itu bentuk makan minum maupun materi dan itu bentuk respon dari masyarakat,” ujar Anim.
Lebih jauh dijelaskan ibu kelahiran Deliserdang, Medan itu, keinginan melakukan pelatihan dibidang kegiatan sosial kemasyarakat yang memang jarang digeluti kelompok organisasi tersebut juga didasari untuk meringankan beban warga, terlebih bagi yang mengalami musibah. Sebab tidak jarang keluarga yang tertimpa musibah kesulitan mencari orang yang dapat dan paham memandikan mayit.

Menurut janda dari almarhum mantan Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) itu, kegiatan yang kini dilaksanakan sebulan sekali dibawah organisasi BKMT tersebut terdiri dari beberapa organisasi Islam diantaranya Alsiyah Muhammadiyah, Muslimat Al-Washliyah serta beberapa wanita di bawah naungan partai bernafaskan Islam. Dari sekitar 80-an orang yang sudah dilatih, mereka berharap apa yang sudah diajarkan dapat bermanfaat dilingkungannya masing-masing. (mag-16)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/